38

130 12 0
                                    

Tak terasa kini kandungan Shani sudah memasuki bulan ke 9 Hanya perlu menunggu beberapa hari maka lagi buah hati mereka akan lahir kedunia.

Selama Shani mengandung sifat manjanya jangan ditanya lagi. Posesif dan selalu ingin berada di dekat dekapan Raffa.

"Sayang,aku ke kamar mandi dulu ya bentar" ucap Raffa mengusap pipi Shani yang sedikit tembam

"Ngak boleh, mau peluk!" Tanganya melingkar sempurna di pinggang Raffa agar tidak bisa pergi darinya

"Bentar aja Lo sayang, gak lama kok" Shani mendongak ke atas melihat wajah Raffa. "Janji gak lama" ucapnya seraya menyodorkan jari nya

"Iya janji!"

Tangan mereka bertaut. "Udah bentar dulu ya aku udah kebelet ini"

"Iyaaa"

Shani tertawa melihat wajah suaminya yang menahan sesuatu.

Tiba-tiba sebuah notif pesan masuk di ponselnya

Tring

My❤️

Malam sayang capek banget nih pulang dari luar kota langsung balik ke kantor😢

Kasian banget sayangnya akuu.semangat🥺

Hehe, tapi bentar lagi capeknya juga bakalan hilang kok tenang aja

Lo Kok bisa?

Iya soalnya udah di semangatin sayangnya aku😄☺️

Shani tertawa membaca pesan kekasihnya yang tengah gombal itu. Kekasih? Bahkan nama itu masih terlalu baik untuk di ucap.

Kembali beberapa pesan masuk dari kekasihnya, senyumnya mengembang kala kata-kata manis yang dilontarkan dari sebrang sana.


Shani tak membalas pesan itu saat menyadari suara pintu kamar mandi yang mulai terbuka.

"Maaf lama"

Raffa mulai mendekati istrinya yang tengah tersenyum ke arahnya. "Gak lama kok"
Kembali Shani mulai memeluk tubuh yang terasa sangat nyaman di pelukannya.

Raffa membalas pelukan Shani dengan tulus. Matanya kini menatap ke arah luar dari jendela dengan nanar.

Dirinya sadar bahkan sangat sadar dengan kalakuan Shani selama ini. Dirinya juga tau Shani selingkuh darinya.

Apakah Shani lupa dengan dirinya yang tengah mengandung anak mereka berdua? tidakah pernah Shani berfikir sebelum bertindak bahwa hatinya benar-benar sakit dengan semua penghianatanya.

Tuhan tolong kuatkan lah hatinya.

"Mass?" Panggil Shani

"Hmm?" Tanganya mengusap rambut panjang Shani dengan lembut. "Kenapa?"

"Janji sama aku Kalau kamu bakalan terus di samping aku sampai kapanpun, jaga hati kamu ini cuma buat aku"

"Nyatanya kamu sendiri yang ingkarin janji kamu Shani" batin Raffa pedih

"Kok bengong kamu mau janji kan sama aku?" Ditatapnya lekat-lekat wajah Raffa dari dekat

"Iya aku bakalan nepatin janji itu asalkan kamu juga janji , jaga hati kamu buat aku! Gimana kamu sanggup kan?"

Seketika Jantung Shani langsung berdegub dengan kencang. "I-ya janj-i"

Raffa mengulas senyumnya kemudian mencium kening Shani agak lama. Shani memejamkan matanya menikmati cinta tulus orang di depannya.

"I love you, Shani"

Mata Shani memanas hendak mengeluarkan air matanya, namun sebisa mungkin dirinya tahan.

"Udah malam, tidur yuk kasian dedenya" Shani mengangguk dan mulai membaringkan tubuhnya di kasur. Sebelum tidur Raffa selalu menyempatkan diri untuk mengelus perut Shani yang membesar dengan penuh sayang. "Selamat malam Dede, papa sayang Dede sama mama Dede"

Sedikit menyikap baju yang di kenakan Shani ke atas kemudian di ciumannya perut Shani dengan lembut.

Shani tersenyum, dirinya selalu menyukai tindakan Raffa yang selalu mencium perutnya setiap malam

Raffa membaringkan tubuhnya di samping istrinya agak sedikit menyamping Karena itu adalah posisi favoritnya menatap wajah Shani sebelum terlelap dam mimpi

"Sayang kamu banyak-banyak" di tariknya selimut untuknya dan juga Shani. terpejamlah mata itu dan berbarengan dengan kelopak mata Shani mengeluarkan air matanya, tanganya menutup mulutnya dengan rapat-rapat agar suara isakanya tak terdengar.

Isakanya mulai mereda. tanganya mengusap pipi Raffa dengan lembut. Wajahnya mulai mendekat sampai deru nafas Raffa pun sangat terasa di wajahnya

"Maaf! Dan jangan pernah tinggalin aku" di ciumannya pipi Raffa dengan matanya yang malai terpejam.

******

Mata indah Shani mulai terbuka dengan perlahan. Pandangannya langsung mengarah pada jam dinding .Waktu menunjukkan pukul setengah enam

Di sandarkanya tubuhnya di ujung ranjang. Pandangannya menoleh kesamping dan menyadari tidak ada Raffa di sampingnya

"Mass!! Kamu dimana?" Teriak Shani mencari Raffa . Meskipun nyawanya belum terkumpul sepenuhnya Shani mulai beranjak dari ranjang dengan perlahan

"Mass!"

Dibukanya pintu kamar mandi dan hasilnya. Kosong. Tidak ada Raffa di sana

"Mass, kamu dimana!" Air matanya mulai menetes dengan sendirinya.

Fikiran-fikiran buruk mulai menguasainya. Shani takut Raffa pergi darinya. Shani takut Raffa mulai bosan padanya dan berakhiran meninggalkannya sendirian.

Katakanlah Shani egois. Dan nyatanya memang egois. Hatinya bercabang dua. Mencintai dua laki-laki di kehidupannya tanpa mau memilih pada Salah satunya

"Mass!" Shani terisak di dekat kasurnya. Nafasnya tak teratur akibat tangisannya sendiri.

"Jangan pergi, jangan ninggalin aku sama bayi kita"

Tiba-tiba sebuah pelukan hangat dapat Shani rasakan di tubuhnya. Wajahnya mendongak melihat siapa dalangnya dan......

"Kenapa nangis, hmm?" Tanya Raffa dengan wajah yang khawatir

"Mas Raffa! Dari mana aku nyariin kamu, aku takut kamu pergi ninggalin aku sendiri, aku takut....." Tangis Shani pecah di pelukan Raffa

"Aku tadi beli bubur di depan sayang" seketika Raffa merasa bersalah membuat Shani menangis di pagi-pagi buta

"Maaf"






















SalamRindu^°^

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang