36

104 10 0
                                    

Semenjak kehamilan Shani semua kebutuhan rumah Raffa yang mengurus semuanya, bukan. Bukan Shani yang menyuruhnya melainkan Raffa sendiri yang ingin. Katanya Raffa tak ingin membuat istrinya kelelahan

"Sayang udah aku bilang biar aku aja yang cuci piring kamu duduk aja nonton tv!!" Omel Raffa seraya ingin menuntun Shani untuk duduk

"Mas aku kasian liat kamu kecapean aku cuman mau bantuin cuci piring ngurangin kerjaan rumah!!" Shani tau wajah lelah suaminya itu yang sedari pagi sudah mengerjakan ini itu dan sekarang setelah pulang kerja pun masih masak dan terkahir mencuci piring berkas mereka makan malam.

"Makasih udah mau bantu aku tapi jangan ya, aku gak mau kamu kecapean!" Diusapnya kepala Shani dengan sayang, bukan niat dirinya tak mengizinkan Shani mengurus rumah hanya saja dirinya takut itu akan berpengaruh dengan kandungan Shani

"Aku ngerepotin kamu ya? Maaf!!" Wajah Shani tertunduk matanya berembun dengan perasaan bersalahnya

"Hei, kenapa nangis? Kamu gak bikin aku repot kok" di dekapnya tubuh Shani yang mulai terisak di pelukannya

"Maaf aku bikin kamu susah, ngurusin rumah ngerjain ini itu sendiri, pulang kerja masih masak buat kita makan malam, maafin aku jadi istri yang gak pecus buat kamu!" Perasaan ibu hamil memang membuat Shani sedikit sensitif dan mudah menangis akhir-akhir ini

"Sttt, kok ngomongnya gitu sih, justru aku malah seneng ngerjainnya sayang, kamu gak perlu ngerasa bersalah,oke?" Shani mengangguk lucu. "Iyaa!"

"Oh iya besok ke rumah papi ya, kita belum kasi tau papi kan kalau kamu hamil!" Ajak Raffa memberikan usul.

"Ih berdosa banget sih kamu!" Shani memukul dada Raffa pelan

"Bukan aku tapi kita, kita yang lupa ngabarin papi kamu!" Raffa terkekeh mencubit pipi Shani gemas

"Kamu gak kerja?"

"Aku dapet shift malam sayang!"

"Ih kok malam aku gak bisa tidur kalau gak kamu peluk" mata Shani berkaca-kaca hendak ingin menangis namun sebelum itu terjadi Raffa mencegah dengan menghujami kecupan di seluruh wajah Shani. "Gelii!"

Raffa tertawa melihat wajah kesal Shani."Udah malem yuk tidur!"

Paginya mereka benar-benar ingin berkunjung ke rumah sang papi memberitahukan bahwa Shani tengah mengandung buah hati mereka berdua, tak membutuhkan waktu yang lama kini mereka telah sampai di depan rumah megah milik Adhitama.

Mendengar suara deru mesin di depan rumah ,Adhitama langsung beranjak dari duduknya dan melihat siapa orang yang bertamu di pagi-pagi buta.

"Loh kalian, kok gak ngabarin kalau mau kesini?" Adhitama memeluk tubuh putrinya yang tiba-tiba masuk di pelukannya

"Hehe iya Pi" Raffa mencium tangan papi mertuanya

"Siapa Pi?" Terdengar suara orang dari dalam, ny Seira

"Loh Shani Raffa kok gak ngabarin mami sih kalau mau datang, kan bisa mami butin kue dulu buat kalian!" Ny Seira menyambut anak dan menantunya dengan senang hati

"Gausah repot-repot kok mi, lagian ini juga rencananya mendadak iya kan Shan?" Shani mengangguk mengiyakan

"Ya udah ayo masukk, kenapa malah berdiri di depan pintu sih!" Ajak Adhitama menyuruh mereka masuk ke dalam.

Sejujurnya rasa rindu itu pasti selalu ada di hati Shani, rumah ini tempat dimana dirinya di besarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orang tuanya semasa masih kecil

"Kenapa melamun,hm?"

"Gak papa kok, aku cuman ngobatin rasa rindu aku aja di rumah ini, banyak kenangan pahit dan manisnya semuanya ada di sini!" Shani menyenderkan kepalanya di bahu tegap sang suami

"Pagi pagi udah ngebucin aja!" Sindir sang papi yang kini sudah duduk di hadapan mereka , Shani mendengus saat sang papi selalu saja menganggu suasana

"Papi berisik!!" Ucap Shani yang kini melingkarkan kedua tangannya di perut Raffa

"Oh iya Pi Raffa kesini mau ngasih tau sesuatu sama papi!" Adhitama menatap mereka dengan serius. "Kenapa, Shani gak berbuat macam-macam kan sama kamu?!"

Shani yang mendengar namanya di bawa-bawa mendelik kesal. " Bukan aku yang macam-macam Pi, tapi mas Raffa yang macam-macamin aku sampai hamil kaya gini!" Ucap Shani tanpa sadar , Raffa menatap Shani kaget saat mengatakan itu dengan frontal.

Adhitama menatap mereka dengan bingung." Maksudnya?"

"Huh, Shani hamil papi!!"

1 detik

2 detik

3 detik

"Shani kamu hamil!!?" Ucap Adhitama berteriak dengan senang sampai para pembantu terlonjak kaget di dapur sana, senyumnya mengembang mendengar kabar baik itu

"Kamu hamil sayang, putri papi hamil??" Adhitama mendekat memeluk erat tubuh Shani, Shani mengangguk di sela-sela pelukan."iya Pi Shani hamil?" Dapat Shani rasakan tubuh papinya itu bergetar. Papinya menangis?

"Papi kenapa nangis?" Diusapnya air mata itu di pipi pria tua yang sudah membesarkanya

"Papi bahagia Shani, papi bahagia denger kamu hamil!"

"Papi. Loh papi kenapa nangis?" Tanya Ny seira dari arah belakang sembari membawa kue di tangannya .

"Papi udah tua kenapa nangis, gak malu diliat Shani tuh!" Ucap ny seira yang masih bingung

"Mii?"

"Iya, papi kenapa nangis sih?" Sebal ny Seira yang sedari tadi suaminya itu tidak segera memberitahunya

"Shani!"

"Shani kenapa?" ucap ny Seira tak sabar

"Shani. Shani dia hamil mi!!"

Pranggg

























"Kak Shani hamill!!?" Lirih orang itu dengan suara bergetar .















SalamRindu^^

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang