21

146 9 0
                                    

Genap 1 bulan kini hidup Shani tanpa adanya Raffa yang selalu dirindukanya , setiap malam hanya ada rasa penyesalan yang menghantuinya, andai waktu bisa diulang mungkin semuanya tidak akan dirinya biarkan seperti ini.

Matanya menerawang jauh ke arah depan menghitung kendaraan yang berlalu-lalang satu-persatu padahal di depannya banyak berkas yang belum di kerjakanya satupun

Cklekk

Viny menatap sahabatnya dengan iba, malam itu dimana Shani yang menanyakan tempat dimana dirinya melihat Raffa mereka berdua langsung bergegas pergi ke tempat itu , namun sayang tidak ada Raffa di sana.

"Shani yang gue kenal itu kuat,tegas,berani,gak lemah kayak gini , kenapa? Lo masih mikirin dimana Raffa suami Lo itu?"

Diam, Shani masih asik dengan lamunannya sendiri, bagaimana mungkin dirinya tidak memikirkan Raffa setelah 1 bulan penuh hilang tak pernah ia ketahui dimana.

"Lagian menurut gue , Raffa juga masih butuh waktu buat nenangin hati dia"

"Nenangin sih iya gue juga paham tapi kenapa harus selama ini Vin, kenapa dia gak mikirin juga masih ada gue yang butuh kejelasan selanjutnya dari hubungan kita kedepannya" Shani frustasi sebegitu fatal kah kesalahan yang tak sengaja dirinya perbuat waktu itu, Kalau iya tolong maafkan semuanya dirinya hanya ingin Raffa kembali berada di sampingnya.

"Intinya Lo kudu sabar dan belajar Shan" Viny menepuk pundak Shani kemudian melangkah keluar setelah mengantarkan berkas aporan perusahaan.

.....

Siang nya Shani memutuskan untuk makan di salah satu restoran Jepang tempat favoritnya, seperti biasa dirinya akan makan di restoran itu dan memesan menu andalannya, Salmon.

Tak jauh dari tempatnya duduk ,dari arah pintu terdengar suara canda tawa yang terkadang mengusik ketenanganya.

"Kamu belum pernah ya makan di restoran Jepang kayak gini?" Tanya Angelica di sela-sela tawanya , menurutya itu lucu dan sedikit menggelitik perutnya

Raffa menggeleng "belum"

"Saya lebih suka ke warteg dan belum pernah si makan di restoran apalagi restoranya yang nuansa Jepang kayak gini" jawabnya jujur.

Tempat duduk antara Shani dan juga Raffa hanya sekedar saling membelakangi, tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat lah intinya.

"Oh iya , ngomong-ngomong kenapa non Angelica malah bawa saya kesini?" Tanya Raffa dengan sedikit kikuk.

"Udah dibilangin kan panggil nama aja Angelica jangan pakai embel-embel Non , dan satu lagi jangan pakai kata saya tapi Aku!" Tekannya di setiap kata.

"Eh i-iya maaf lupa" ucap Raffa seraya menggaruk tengkuknya.

"Jadi kenapa aku bawa kamu kesini ya karena saya pengen" ucap Angelica pada akhirnya.

"Dan-" ucapnya mengantung seraya melihat ke arah Raffa intens

"Dann?"

"Ah lupain aja sekarang kita makan dulu" ucap Angelica seraya mengusap-usap perutnya yang sudah merasakan lapar, Raffa hanya mengangguk ikut saja.

.......

Shani menatap ke arah luar jendela dengan sesekali melihat ke layar ponselnya ,tidak berada di kantor bukan berarti dirinya lepas tanggung jawab dengan pekerjaan begitu saja, dirinya harus profesional sebagai seorang CEO sekarang.

Fokusnya terganggu kala sebuah suara yang begitu mengusik.

"Tukang berisik!!" Ucapnya dengan kesal, spontan dirinya menoleh kebelakang, di sana sepasang kekasih mungkin yang dengan tanpa malunya mengumbar kemesraan di depan umum.

"Anak muda zaman sekarang!!"

Shani kembali menatap layar handphonenya kembali, tiba-tiba tangannya yang semula menari indah di atas keyboard kecil terhenti kala sebuah suara yang terdengar tak asing di telinganya .

"Loh beneran emangnya kamu gak tau ya?" Angelica spontan menggeleng karena Memang benar-benar tak tau dengan apa yang Raffa katakan barusan.

"8 huruf 3 kata 1 arti" bak seperti seorang ahli teka teki Raffa mengucapkan dengan sangat sok misteriusnya.

"Iya , emang apaa artinya?!" Tanya Angelica dengan gemas

"I love You"

"Hah" wajah Angelica spontan sedikit seperti orang gagu, apa tadi? Dirinya tidak salah dengar kan?

"Maksudnya?" Sedikit terbata-bata Angelica bertanya takut salah dengar dengan ucapan barusan

"Iya itu artinya I Love You icaa" ulang Raffa

"Bukan, maksud aku kamu?" Menggantung.

"Aku, aku kenapa?" Sekarang malah giliran Raffa yang bingung, niatnya mau bercanda malah kenapa jadi seperti ini, huhh demi apapun dirinya sedikit menyesal mengatakan itu, takut membuat Angelica salah paham dengan kata-katanya barusan

"Raffa"

Eh, Raffa sedikit terkejut kala sebuah tangan halus Angelica mengenggam tanganya , ada firasat sedikit buruk menyelimuti hatinya sekarang.

Dengan pelan Raffa melepaskan genggaman tangan Angelica, namun sayang usahanya gagal kala Angelica malah semakin mengeratkan genggamannya.

"Jujur a-aku" tanpa aba-aba Angelica berdiri dan sedikit memajukan wajahnya dan .......

Cup

Sasarannya adalah pipi halus Raffa.
"Aku suka kamu" bisikan yang terdengar lirih dan berhasil membuatnya sedikit merinding.

Di belakang sana entah setan dari mana tiba-tiba Shani berdiri dan menyeret tangan salah satu dari mereka . Raffa

Srettt

Dirinya menyadari kala sedikit melihat wajah samping laki-laki muda itu dan ternyata adalah suaminya yang selama ini ia cari.

Tubuh Raffa tersentak kala sebuah tangan dengan kasar menarik tubuhnya dengan tiba-tiba. Begitupun dengan Angelica yang terkejut.

Jalanya sedikit terseok-seok kala dengan kasar seorang perempuan menarik paksa dirinya, tak sedikit dari pengunjung melihat ke arah mereka dengan heran, mereka fikir Shani adalah kakak dari laki-laki yang di seretnya , mungkin terlihat dari jarak umur mereka yang seperti kakak beradik

Sampainya di tempat parkir Shani membuka pintu mobilnya dan memaksa Raffa untuk masuk dengan kasar lalu menguncinya dengan cepat.

"Gimana, enak dicium sama cewek cantik tadi!!?" Raffa tergagap kala menyadari siapa orang yang menarik paksa dirinya.

"S-shanii"





































SalamRindu^^

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang