Seorang gadis cantik dengan wajahnya yang putih menatap datar ke arah depan , lebih tepatnya ke arah sosok laki-laki yang selalu menganggu hari harinya entah itu di sekolah maupun di luar.
"Rasha, pulang bareng yuk" ajaknya dengan menampilkan senyum terbaiknya
Ya gadis cantik berwajah datar, sang primadona se SMA Bintara adalah Rasha, putri dari Shani
"Lo budeg? Sampai kapanpun gue gak bakalan Sudi pulang bareng sama cowok miskin kayak Lo!!" Sarkasnya membuat laki-laki itu merasa sedikit sakit hati
"Yah kok gak mau, motor Rakka jelek ya jadi Rasha gak mau bareng?" Laki-laki culun itu menatap Rasha dengan sedih.
"Sha?" Panggil April salah satu teman dekat Rasha.
April menatap laki-laki culun berkacamata bulat itu sekilas, seolah paham apa yang baru saja terjadi.
"Lo lama, jadi bareng gue gak sih!?" Ucapnya dengan kesal
"Rasha kan mau pulang sama Rakka jadi kak April duluan aja" ucapnya dengan tersenyum manis namun malah membuat Rasha muak
"Sampai kapanpun gak akan pernah Sudi gue pulang bareng sama Lo!!!" Bentaknya Setelah itu Rasha pergi meninggalkan Rakka yang menunduk sedih.
"Di tolak lagi" gumanya lirih
*****
Sepanjang perjalanan Rasha terdiam tak seperti biasanya yang walaupun cuma sedikit pasti akan bicara soal apapun
April sesekali melirik ke arah sahabatnya, tumben sekali Rasha terdiam dengan tatapan kosong seperti itu
"Lo kenapa? Sakit?" Tanya April
"Engga!"
April menghembuskan nafasnya kasar kalau sudah seperti itu ia tak bisa bertanya apapun lagi, takut anaknya ngamuk
"Lo bisa cerita ke gua kalau lagi ada masalah!" Ucap April memberhentikan mobilnya di depan gerbang rumah Rasha
"Iya, thnks ya pril" ucap Rasha kemudian membuka pintu mobil, setelah melihat mobil April yang sudah tak terlihat lagi Rasha mulai masuk ke dalam
Pemandangan pertama yang Rasha lihat yaitu mamanya yang tengah asik menonton tv sembari memangku camilan kesukaannya
"Mama, rasha pulang!" Sontak Shani langsung menoleh melihat ke arah putrinya yang baru saja pulang dari sekolah, senyumnya mengembang melihat wajah putrinya yang lesu
Harta paling berharga peninggalan mendiang suaminya untuknya menjalani hidup.
"Mama!" Rasha merebahkan kepalanya di pangkuan sang mama, wajahnya menelusup di perut mamanya manja
Shani mengusap kepala Rasha dengan lembut..
"Kenapa,hmm?" Tanya Shani pelan
Rasha memandangi wajah cantik mamanya dari bawah, terkadang dirinya berfikir pantas saja wajahnya cantik wong turunan bidadari.
Rasha terkekeh pelan dengan fikiranya sendiri...
"Kenapa ada yang lucu?" tanya Shani heran melihat putrinya terkekeh...
"Ngak ada mam..."
Mata Rasha terpejam menikmati usapan lembut tangan mamanya di wajah... Sangat menenangkan, batinya
Shani menatap lekat wajah perpaduan antara wajahnya dan juga Raffa. Hidung mancung turun darinya dan bibir tipis seperti suaminya...
Setiap malam Shani selalu memandangi wajah Rasha sebelum tidur... Hanya dengan itu rasa rindunya sedikit terbayar walaupun tidak sepenuhnyaSatu bulir cairan bening jatuh menimpa pipi Rasha membuat sang empu membuka matanya...
"Mama"
"Mama nangis?" tanya Rasha bangun dari rebahnya, tanganya terangkat mengusap pipi sang mama
"Engga sayang, mama gak nangis" ucapnya seraya tersenyum lembut
"Mam?"
"Iya?"
"Papa, apa papa dulunya sangat tampan?" entah keberanian dari mana Rasha bertanya seperti itu, bukan niat ingin membuat mamanya sedih namun ia juga ingin mengetahui seperti apa sosok sang Papa
"Papa?" guman Shani lirih
"Apa mama sangat mencintai papa, Rasha sering liat mama selalu menangis di kamar menyebut nama papa!"
Dada Shani sesak, kembali teringat dengan mendiang suami kecilnya.
Rasha tak memaksa mamanya untuk menjawab pertanyaannya yang hanya membuat sedih, terlihat kini wajah bidadarinya menunduk . Rasha merutuki dirinya sendiri
"Mam, maaf-"
Ucapan Rasha terjeda saat Shani membuka suara
"Yah, papamu itu sangatlah tampan sayang, dulu bahkan mama sering di buat gila dengan sikap romantisnya" Rasha diam mendengarkan mamanya yang kini tengah menatapnya dengan tersenyum
"Papa dan mama dulunya pasti sangat bucin saat pacaran, benar kan?" Tebak Rasha sok tau,Shani terkekeh
"Mama dulu gak pacaran sama papa kamu, tapi langsung nikah" jawab Shani mengingat dulu , betapa bodohnya dia dulu sempat ingin menolaknya
"Mama dan papa di jodohkan" tanya Rasha antusias, ya beginilah seorang Rasha, dia akan berubah menjadi gadis yang manis untuk keluarganya namun tidak untuk orang lain
Selalu datar dan dingin, persis seperti Shani sewaktu muda dulu.
"Ya seperti itu" jawab Shani enteng, obrolan keduanya kini mulai ngalur ngidul membahas ini itu
****
"Aduh apes banget banya bocor" guman Rakka melihat ban motornya yang kempes.
Karena jarak bengkel yang masih jauh terpaksa Rakka mendorongnya, meskipun sedikit lelah namun tak mungkin kan kalau ia tinggalkan motornya di pinggir jalan?
Setelah 25 menit mendorong motornya, akhirnya Rakka sudah sampai di bengkel motor .
"Bang, isi angin ya!"
"Siap mas bentar"
Setelah banya terisi dengan cukup kini rakka mulai menyalakan motornya dan segera pulang
Di pertengahan jalan tak sengaja Rakka melihat seorang gadis tengah di ganggu oleh segerombolan pemuda.
"Tolong Jangan!!" Terlihat gadis itu ketakutan terlihat tanganya sedikit bergetar
"Hei ,kalian!!" Teriak Rakka, walaupun sedikit meneguk ludahnya kasar karena melihat wajahnya yang sangar sangar tapi tetap berusaha memberanikan diri
"Wihh, ada jagoanya nih" ucap salah satu dari mereka, terlihat salah dari mereka menatap Rakka intens dari atas sampai bawah
"Heh, cupu Lo kasasar ?. Mending balik aja sono cuci muka terus tidur!" Mereka tergelak menertawakan Rakka yang terlihat seperti anak mami (manja)
Gadis itu berlari dan berdiri di belakang tubuh Rakka. Tanganya memegang erat baju yang Rakka kenakan.
"Tol-ong" bisiknya di telinga lirih
Menurut kalian lanjut apa gimana nih cerita Rasha&Rakka?
SalamRindu ^^°
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...