10

145 8 5
                                    


"Mungkin kalau bisa dibilang Cici itu satu-satunya orang yang paling bodoh versi saat ini" tambah bingunglah shani, maksudnya apa coba?

"Jangan Cici pikir aku gak tau gimana perlakuan buruk Cici sama bang Raffa selama ini, mungkin pertemuan aku sama bang Raffa bisa dibilang belum terlalu lama , tapi sejauh aku kenal sama bang Raffa , bang Raffa itu pribadi yang baik,sopan, santun,ramah, perhatian, bang Raffa itu definisi pria yang baik, beruntung siapapun nanti wanita yang bisa hidup di samping dia,tapi sayang takdirnya tidak terlalu baik buat dia sekarang" Shani terdiam.

"Bisa dibilang cici termasuk wanita yang beruntung itu, tapi sayang" Zayyan terhenti dengan ucapannya sejenak.

"Cici itu buta" sambungnya Zayyan penuh dengan penekanan.

"Cici itu buta"

"Cici itu buta"

"Cici itu buta"

Shani menggeram frustasi kala kata kata Zayyan berputar-putar di kepalanya.
Apalagi di bagian Akhir. Jangan pernah salahkan keadaan jika suatu saat nanti bang Raffa pergi dari Cici.

Ada apa dengan dirinya, kenapa dirinya merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

Fokus Shani kini pecah, tunggu tunggu apa tadi?Zayyan bilang bahwa dia mengetahui semuanya tentang dirinya dan juga Raffa,itu artinya Zayyan juga tau jika selama ini dirinya memperlakukan Raffa dengan tidak baik.

Shani mengigit bibirnya cemas , takut jika sewaktu-waktu Zayyan memberitahu kepada Papinya.

Tring

Shani mengecek ponselnya, sebuah pesan dari Alvas. Mengajaknya untuk bertemu di sebuah taman dekat dengan caffè shop dua hari lagi.

Wajah shani berseri-seri, dijawabnya dengan cepat, tentu saja dengan senang hati dirinya akan menerimanya.

.........

Genap 1 bulan kini Raffa bekerja sebagai sopir seorang Angelica, putri seorang bos besar di Jakarta, sikap dan sifatnya juga tidak terlalu dingin maupun acuh seperti yang dikatakan tuan Baskoro waktu itu , malahan menurutnya sikap Angelica sedikit agak beda atau lebih tepatnya gadis itu kadang kadang mencari kesempatan dalam kesempitan terhadapnya.

Gaji pertama sudah berada di tangan, kini dirinya teringat dua hari lagi istrinya akan berulang tahun, sebuah ide muncul di benaknya untuk memberikan kejutan untuk Shani, senyum tak pernah luntur dari wajahnya, dirinya yakin Shani pasti akan suka dengan hadiah pemberiannya.

"Mas" panggil Angelica, entah sudah seminggu ini dirinya lebih nyaman memanggil Raffa dengan sebutan Mas.

"Iya kenapa" perlu ia akui , dirinya sedikit merasa risih dengan panggilan Mas dari Angelica namun apa boleh buat dirinya takut jika menegur dan membuat Angelica marah ataupun tersinggung.

"Bisa Anterin Angel di Grandmed, mau cari buku terbaru disana" Angel berjalan menghampiri Raffa yang tengah duduk di depan.

"Bisa , mau sekarang carinya?" Raffa bertanya karena mungkin untuk 2 hari kedepan dirinya akan mengambil cuti.

"Iya sekarang Mas"

Angelica duduk di sebelah Raffa, selalu di sela-sela dirinya duduk di dekat Raffa matanya kadang sering mencuri-curi pandang wajah samping Raffa yang terlihat manis, hatinya selalu berbunga-bunga ketika menatap wajah pujaan hatinya.

.........

Malamnya terlihat
Shani termenung di ruang tengah seorang diri dengan televisi yang menyala, berapa hari ini setelah Raffa bekerja sebagai seorang sopir terkadang dirinya sedikit merasa kesepian karena tidak ada seseorang yang menemaninya. Salah, lebih tepatnya tidak ada lagi orang yang bisa dirinya suruh untuk memijat kepalanya yang terkadang pusing dengan pekerjaan kantor.

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang