MAS DOSEN | 02

18K 543 17
                                    

... HAPPY READING ...

"Ada luka yang tidak pernah terlihat di tubuh yang lebih dalam dan lebih menyakitkan dari apa pun yang berdarah."

- Laurel K. Hamilton -
@rnxyss


🕊🕊🕊

Pembelajaran telah usai satu jam yang lalu. Beberapa mahasiswi Fakultas Bisnis Manajemen berada di kantin kampus, tak luput dengan dua sahabat yang sedang memakan mie ayam pada siang hari ini.

"Letth, lu kenapa? Dari tadi di kelas gue perhatiin sikap lu beda banget. Apa lagi kalo Pak Arga tanya."

Arlettha tetap melamun dan mungkin saja ia tidak mendengar obrolan sahabatnya ini. Ia menggaduk-aduk es teh, entah apa yang di pikirkan.

Tak sabar Bella pun menyenggol-nyenggol sepatu Arlettha.

"Eh, kenapa Bell?"

Bella membuang nafasnya kasar, benar saja Arlettha tidak mendengar pembicaraannya. "Are you okey?"

Arlettha hanya memangguk saja kemudian meminum es teh tersebut. Ia melihat sekeliling ternyata kantin kampus ini banyak sekali yang datang dan keluar, tidak salah karena hari ini ada beberapa jadwal fakultas lain yang hadir di pagi hingga sore nanti.

Setelah lima belas menit, makanan mereka habis. Arlettha akan memutuskan untuk pulang karena sudah tidak ada jadwal untuk hari ini.

"Lu habis ini mau kemana?"

Arlettha tampak berfikir. "Balik, capek banget hari ini," jawabnya sambil mengeluarkan uang dari dompet mini berwarna hitam.

"Bareng gak? Apa lu bawa mobil?"

Bella menggeleng. "Mobil gue masih di bengkel, bareng boleh?"

Arlettha memangguk, "tapi gue mau ke perpustakaan dulu, ada buku yang gue mau cari," jelas Arlettha sambil berjalan melangkahkan kaki menuju kedai yang jual mie ayam.

"Oke."

***

Perpustakaan yang cukup luas, banyak sekali mahasiswi yang sedang belajar di berbagai meja. Ruangan yang cukup dingin dengan cahaya yang sangat bagus untuk belajar apalagi dengan buku-buku yang tertata rapi.

"Lu mau cari buku apa?"

"Manajemen Strategik dan Bisnis, karya Hj. Dwi Kartini dan Yanto Ramli."

Bella memangguk paham dan beralih pada komputer yang terletak di pojok untuk memudahkan mencari.

"Lu mau kemana, Bell?"

Bella menghentikan langkahnya, "cari buku yang lu mau-lah," jawab Bella sedikit sewot.

Arlettha tertawa ringan, "ngapain, itu di depan sudah keliatan," ucap Arlettha sambil menunjuk rak buku bagian bisnis di depan hadapannya.

Bella menggaruk pipinya yang tak gatal, "hehe gak keliatan. Maklum mata gue minus dua," ujar Bella di akhiri tawa.

"Maaf kak, jangan berisik ya," tegur salah satu karyawan perpustakaan.

Arlettha dan Bella kompak terdiam. "Maaf pak."

Setelah sepuluh menit dan buku yang Arlettha cari sudah ketemu, mereka pun akan pulang secepatnya apalagi dengan matahari yang terik ini membuat malas untuk beraktivitas.

Arlettha dan Bella sudah sampai di parkiran tepatnya di depan mobil Arlettha. Tiba-tiba saja satpam kampus ini mendatangi Arlettha dan Bella.

"Neng," panggil satpam kampus, Pak Asep.

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang