MAS DOSEN | 46

15.3K 282 13
                                    

... HAPPY READING ...

"Tuhan sudah merencanakan hal yang terbaik untukmu, kamu hanya perlu usaha dan do'a. Takdir kamu akan selalu indah jika dirimu selalu dekat dengan Tuhan.

Percayalah akan Takdir dirimu."

- Mas Dosen -
@rnxyss

🕊🕊🕊

"Arlettha," panggil seseorang itu dengan nada gemetar.

Arlettha menoleh, matanya sedikit berkaca-kaca melihat orang itu. Ia memperhatikan langkah demi langkah orang itu, hampir mendekat dirinya, Arlettha justru lari entah kemana, membuat orang itu ikut mengejarnya.

"Arlettha, tunggu!!" teriak orang itu dengan kencang membuat banyak sepasang mata memperatikan mereka.

Hingga Arlettha terhenti di sebuah pohon sakura dan bersembunyi di belakang, ia berjongkok sambil menutupi wajahnya. Menangis dalam diam dirinya.

"Arlettha!! Kamu dimana?!" teriak orang itu dengan kecang sambil memutarkan posisi tubuhnya.

Tempat ini cukup sepi mungkin karena sudah terlalu jauh dari lokasi pusat perhatian di taman ini.

"Aku tau kamu ada di sini, Arlettha. Dimana? Aku rindu, Letth," ucapnya semakin tidak bertenaga. Ia mulai kehilangan keseimbangan, dan ia berjongkok di tengah jalan itu. Tanpa dirinya ketahui jika Arlettha memperhatikan dirinya.

"Maaf mas, maaf aku belum siap bertemu dengan kamu," rilih Arlettha kemudian meninggalkan tempat itu. Baru saja melangkah lebih maju, langkahnya terhenti karen sebuah ucapan suaminya itu.

"Maafkan aku, Arlettha. Maaf karena sudah menyakiti kamu. Aku tidak pernah tau bisa melakukan itu, dan aku sudah kembali seperti semua, Letth."

"Asal kamu tau, aku selalu merindukan kamu sejak aku sadar. Aku kehilangan kamu, Letth. Di saat aku sadar kamu lah orang yang pertama aku cari," sambung Arga sambil menghapus jejak airmatanya.

"Apa kamu tau? Papa kamu bilang kalo kamu meninggal, Letth. Di saat itu aku lemah, aku kehilangan cinta, aku seperuh nyawa aku, Arlettha."

Arlettha yang terdiam membelakangi Arga menangis, sejahat itukah papanya? Apa benar papanya berbicara itu kepada menantunya sendiri.

"Bahkan aku tidak pernah mengetahui keberadaan kamu, Letth. Sampai akhirnya kau mengetahui semua kejadian itu. Kejadian di mana aku terbalok oleh Rangga dan koma. Letth, datang dan peluk aku, aku mohon," kini mata Arga menatap punggung Arlettha yang bergetar.

Arlettha menoleh, dua minggu ia merindukan suaminya. Dan saat ini suaminya sudah pulih dengan ingatannya. Ia harus bisa mengikhlaskan kejadian masa lalu. Biarkan itu berlalu semestinya.

Ia pun mulai memajukan langkahnya mendekat dengan Arga, ia tersenyum tipis bahkan matanya sudah kembali meneteskan airmata.

"Mas, ayo bangun," pinta Arlettha sambil merentangkan tangannya untuk membantu Arga.

Arga pun mulai bangun dan langsung membawa istri tercintanya ke dalam pelukannya. Pelukan yang ia rindukan selama ini. Detak jantung mereka bergetar lebih kencang, rasa rindu itu mengalir dengan deras di tubuh mereka. Saling menetaskan airmata, melepaskan rindu yang telah usai.

Arga menatap inci wajah Arlettha, ia memagangi pipi istrinya yang ia pernah tampar itu.

"Pasti sakit ya?"

"Tampar aku, sayang. Tampar aku," pinta Arga sambil berkaca-kaca.

Arlettha menggeleng keras, hingga tangan Arga sediri lah yang menampar pipinya. Membuat Arlettha menangis.

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang