... HAPPY READING ...
Sudah hampir 3 hari berlalu, kini Arlettha sudah kembali seperti aktivitasnya sebagai mahasiswi Universitas Negeri Jakarta. Setiap harinya Arlettha selalu pergi ke Rumah Sakit Citra Bogor untuk menemui dan menceritakan tentang hari-harinya pada suaminya yang masih terbaring koma.
Jarum jam menunjukkan pukul 15 : 00 WIB, beberapa menit lalu kelas Arlettha selesai. Ia dan Bella berniat untuk pergi ke salah satu restoran untuk mencari tahu siapa yang hampir membunuhnya.
"Maksud lu? Jadi ada orang yang pakaiannya serba hitam sambil bawa balok kayu?" heran Bella setelah mendengar cerita dari Arlettha.
Arlettha memangguk sambil meminum minuman yang ia pesan.
"Ya, gue gak tau ya. Kenapa bisa orang itu masuk tanpa di ketahui penjaga. Kayanya orang ini bukan orang murahan deh," ujar Arlettha setelah selesai meminum minuman favoritenya.
"Maksud gue gak sembarangan gitu," jelas Arlettha kembali setelah melihat reaksi sahabatnya yang bingung.
Bella memangguk paham dan memikir sesuatu. "Kenapa lu gak coba lihat cctv di sana?"
"Sudah. Lagi di lacak sama Pak Bino," balas Arlettha dengan tenang.
Bella semakin bingung siapa yang sudah berani merencakan hal tersebut. Arlettha melihat jam hampir menunjukkan pukul empat sore, ia akan memutuskan untuk pergi ke Bogor dan menjenguk suaminya yang masih di rawat di sana.
"Bell, sudah dulu ya, gue mau ke rumah sakit. Takut macet kalau kesorean," pamit Arlettha sambil membereskan tempat ia duduki.
"Oh iya, mau gue temenin?" tawar Bella lembut.
Arlettha menggeleng, "gak usah. Gue bisa sendiri kok. Makasih ya, kalo gitu gue duluan, bye Bell!!"
***
Setelah 2 jam jarak tempuh Arlettha pergi ke Rumah Sakit Citra Bogor, akhirnya ia sudah berdiri di depan gedung tinggi rumah sakit tersebut. Arlettha tersenyum dan terburu-buru jalan hingga tidak sengaja menabrak seseorang.
"Sorry, ada yang luka?" tanya Arlettha penuh khawatir, namun orang yang ia tabrak tak merespon sama sekali. Orang itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Arlettha dan berjalan dengan tergesa-gesa.
"Aneh," gumam Arlettha, kemudian melanjuti perjalanannya untuk menemui suaminya itu.
Tak lama Arlettha sudah sampai di depan ruang ICU, kebetulan sekali waktu besuk belum habis. Akhirnya Arlettha meminta izin kepada Mama Sarah untuk masuk ke dalam sana.
Sesampai di dalam dan menatap suaminya yang masih saja tertidur dengan lelap itu. Ia duduk di samping brangkar Arga dan menggenggam tangan Arga dengan erat, tanpa di sadari air mata Arlettha menetes begitu saja.
"Mas, aku kangen kamu. Sudah hampir lima hari kamu koma, gak kangen aku?" ucap Arlettha sedikit gemetar.
"Mas, hari ini sepi banget. Gak ada kamu, aku sepi dan Mikki. Mikki cari kamu terus loh, setiap aku tunjukkan foto kamu selalu saja mengeong-ngeong. Pasti dia tau ya papanya lagi sakit?"
"Mas, kamu kapan bangun?"
"Maaf karena aku kamu jadi terluka, seharusnya kamu gak nolongin aku saat itu. Biar aku yang menggantikan kamu di posisi sekarang mas,"
"Mas, kamu gak capek tidur terus? Gak mau bangun? Untuk aku?"
"Mas, aku rindu... sangat..."
Tak lama suster datang memberi infomasi jika jam besuk telah habis, akhirnya mau tidak mau ia keluar. Sebelum keluar ia mencium kening Arga dan tangannya sambil membisikkan sesuatu.
Di luar sana sudah terdapat Mama Sarah dan Papa Rasyid. Arlettha pun mencium punggung Papa Rasyid dan tersenyum, apakah papa mertuanya ini baru sampai?
"Papa baru sampai?" tanya Arlettha ramah.
Papa Rasyid tersenyum dan menggeleng lemah. "Enggak, papa dari tadi. Cuma papa ke ruangan dokter, untuk meminta Rayyan dipindahkan ke rumah sakit Jakarta, agar kamu tidak kecapean sayang."
Papa Rasyid tahu jika Arlettha belakangan ini sering kecapean bahkan sampai telat makan. Ia tidak mau menantu kesayangannya ini sakit.
Arlettha tersenyum. "Arlettha gak papa kok pah, lagian jarak Jakarta ke Bogor tidak begitu jauh. Masih bisa Arlettha mengaturnya."
"Iya tapi tidak baik, kamu pasti capek. Nanti malam Rayyan akan di pindahkan ke rumah sakit kepercayaan kami, Rumah Sakit Kejora."
Arlettha memangguk, "apapun yang terbaik untuk Mas Arga akan Arlettha ikuti Pah," balas Arlettha di akhiri senyum.
Papa Rasyid tersenyum, ia sangat beruntung memiliki menantu yang seperti Arlettha ini.
"Terimakasih sayang, sudah setia menjenguk Rayyan," ucap Mama Sarah sambil mengelus rambut Arlettha dengan lembut.
Arlettha memangguk dan tersenyum ramah. Walaupun ia sedang di terpa musibah, tapi masih banyak orang-orang yang sayang kepada dirinya.
"Jam berapa Mas Arga akan di pindahkan?"
"Pukul delapan, kamu ikut di mobil saja ya?" ucap Papa Rasyid lembut.
Arlettha menggeleng, "enggak. Arlettha mau bareng Mas Arga saja. Biar mobil Arlettha di bawa Pak Bino," jelas Arlettha dengan lembut.
Papa Rasyid akhirnya pasrah dengan permintaan menantunya ini. Akhirnya ia pun mengikuti dan mengizinkan.
"Baik-lah kalau itu mau kamu, papa ikut saja."
... BERSAMBUNG ...
Jakarta, 06 Mei 2023Allo!
Gimana kabar kalian?Gimana part hari ini? Agak membosan kan ya? Iya nih, lagi slow dulu alurnya.
Mohon maaf kalo ada typo ☺
Jangan lupa vote dan komen!!
Oh iya, nama akun tiktok wattpad aku, aku ganti... jadi @wattpadran_ buat kalian yang bingung ada di link bio aku yaa!! Atau lihat story instagram wattpad aku yaa.
See you next chapter ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [ END ]
Random> vote & komen di setiap part < Sebuah perjalanan kisah cinta yang rumit. Mereka di takdirkan bersama bukan karena cinta, melainkan sebuah ikatan perjodohan yang di buat oleh orang tuanya. Memiliki masa lalu yang cukup membuat mereka trauma, bagaim...