MAS DOSEN | 37

9K 256 4
                                    

... HAPPY READING ...

"Kamu yang pertama membuatku cinta, kamu juga yang pertama membuat ku kecewa.

Walaupun semua hal itu berada di kamu, tapi kamu adalah orang yang spesial dalam hidupku."

- Arlettha Yuriza Chandra -
@rnxyss

🕊🕊🕊

Satu minggu telah berlalu, hari-hari yang tampak berbeda dari biasanya. Usaha demi usaha dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sempurna, Arlettha tersenyum bahagia. Akhirnya titik akhir kasus Rangga dan Bella sudah memasuki meja hijau.

Hari ini dengan langit biru cerah, tepat pukul 10 : 00 WIB, Arlettha akan melakukan sidang terakhir yang akan di laksanakan terdakwa Rangga dan Bella.

"Sayang, kamu siap?" tanya Mama Sarah kepada menantu kesayangannya.

Arlettha tersenyum tipis dan memangguk semangat, "insyaAllah, mah."

Mama Sarah tersenyum, ia langsung memeluk menantunya itu.

"Kamu harus kuat ya nak? Apapun yang terjadi nanti, kamu harus ikhlas. Mama bangga sama kamu, sayang," bisik Mama Sarah.

Arlettha tersenyum tipis, ia memejapkan matanya sebentar. "Iya mah, insyaAllah Arlettha siap."

Setelah itu Arlettha pamit meninggalkan rumah untuk datang lebih awal, ia berangkat bersama Wilona yang sudah siap di dalam mobil.

Selama perjalanan tak ada obrolan, mereka sama-sama terdiam. Wilona yang fokus depan, sementara Arlettha fokus melihat gedung pencakar langit yang begitu banyak.

Wilona melirik sekilas sahabatnya, ia tahu kejadian beberapa hari lalu yang membuat hubungan Arga dan Arlettha semakin renggang.

Prang!

Tak sengaja Arlettha menjatuhkan sebuah foto di meja kerja Arga, sosok wanita muda yang ia sangat kenal. Dia Queenza, cinta pertama Arga saat masa remajanya.

"Maaf, aku gak sengaja mas," lirih Arlettha ketakutan. Saat kedatangan Arga yang baru saja masuk ke dalam, dengan wajah yang penuh amarah.

Plak!

Tanpa sadar Arga langsung menampar pipi kiri Arlettha dengan kencang, ia kecewa foto cinta pertamanya hancur.

Arlettha terdiam, memegang pipinya yang panas dan memerah itu. Ini hal pertama bagi Arlettha. Sakit itu lah yang ia rasa saat ini.

Arlettha pun segera pergi meninggalkan ruang kerja Arga, air mata yang terus mengalir dengan deras. Tangan yang terus saja memegangi pipi yang sakit itu.

"Kamu jahat, mas,"

Mengingat kejadian itu membuat dirinya takut, bahkan hal itu membuat janin yang berada di perut Arlettha melemah.

"Letth," panggil Wilona pelan, ia sedikit melirik Arlettha yang tampak fokus menatap jalanan ibukota.

"Hmm,"

Wilona menatap Arlettha lalu kembali fokus pada alat pengemudinya. "Lu beneran mau pergi ke luar negeri, setelah kasus ini selesai?"

Wilona menjadi ingat pembicaraan Arlettha saat ditaman waktu itu.

Arlettha tersenyum tipis dan menatap sahabatnya yang fokus mengendarai mobil. "Iya, gue bakal pergi ke luar negeri. Gue mau fokus sama anak gue, Wil. Gue gak mau dia terluka lagi karena gue."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang