... HAPPY READING ...
"Segala mimpi itu harus memiliki niat dan usaha. Kalo kamu punya niat tapi gak ada usahanya, percuma dong?"
- Mas Dosen -
@rnxyss🕊🕊🕊
Setelah menempuh jarak yang cukup lama, kini Arlettha dan Arga sudah berada di restoran yang di beri nama restaurant economy. Restauran ini di buat oleh Arga dan sahabat-sahabat dekat Arga sejak SMA juga dengan Quuen. Restoran yang ramah di kantong. Banyak sekali pengungjung yang hadir di sini, mulai dari anak remaja, mahasiswa, dan orang kantor. Mereka biasa memakai restoran ini untuk di jadikan meeting, beristirahat, dan lain sebagainya.
"Selamat siang, Pak Arga," sapa salah satu karyawan restoran, Agus.
"Siang," balas Arga dingin sementara Arlettha tersenyum ramah membuat Arga kesal dan langsung memeluk pinggang ramping Arlettha.
Arlettha dan Arga berjalan ke lantai dua, di mana lantai dua ini adalah tempat favorite pengunjung. Apalagi jika mereka datang di saat sore hari. Sangat indah.
Arlettha menatap kagum restoran ini. Ia pun duduk di salah satu meja restoran. Walaupun mereka datang siang, tetapi udara di atas sini tidak terlalu panas.
"Cantik banget pemandangannya. MasyaAllah."
Arga tersenyum tipis. Benaknya berputar kala Queen saat memuji langit. "Iya cantik. Lebih cantik lagi kalo sore."
Arlettha menatap Arga penuh binar. "Benar?" Arga memangguk. "Ya sudah kalo gitu kita di sini aja sampai sore boleh?"
Arga tersenyum dan mengacak-acak rambut Arlettha gemas. "Gak bisa, sayang. Saya harus pergi ke kantor ada berkas yang harus aku tanda tangani hari ini."
Arlettha cemberut. Padahal dirinya sangat menanti pemandangan sore.
"Gak usah sedih, lain waktu kita akan kesini lagi kok. Kita pesan makan ya?" Arlettha memangguk.
"Kamu mau apa?"
Arlettha bingung makanan apa yang ada di sini. "Seterah bapak aja. Saya ikut."
"Ya sudah kalo gitu, saya pesan makanan favorite di sini ya?" Arlettha kembali memangguk. Ia sebenarnya ingin menjawab, tapi ia tak mampu, karena sedang menahan saltingnya yang di panggil sayang.
"Kamu kenapa mangguk-mangguk aja?"
Arlettha menatap Arga dan menggeleng-geleng. "Enggak. Enggak papa kok. Bener deh."
Arga tertawa pelan. "Gemas," batin Arga.
Tak lama pelayan restoran datang dan memesan makanan favorite yang ada di restoran ini. Arlettha melotot karena begitu banyak makanan yang suaminya pesan.
"Kebanyak, pak" protes Arlettha.
"Gak papa. Spesial buat kamu." Lagi dan lagi Arlettha di buat salting oleh suaminya.
"Tolong siapapun kalian bawa gue pergi, bisa pingsan kalo kaya gini terus," batin Arlettha menjerit.
***
Setelah makan siang di restoran, Arga dan Arlettha akan ke kantor PT. Dirgantara. Sebuah perusahaan besar di kota metrapolitan ini. Arlettha menatap kagum kantor milik mertuanya ini. Sangat lah besar.
"Ini kantor papa Rasyid ya, pak?" Arga memangguk.
"Iya, tapi beberapa bulan lagi akan menjadi milik saya."
![](https://img.wattpad.com/cover/322498041-288-k100324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [ END ]
Random> vote & komen di setiap part < Sebuah perjalanan kisah cinta yang rumit. Mereka di takdirkan bersama bukan karena cinta, melainkan sebuah ikatan perjodohan yang di buat oleh orang tuanya. Memiliki masa lalu yang cukup membuat mereka trauma, bagaim...