MAS DOSEN | 01

31.6K 678 10
                                    

... HAPPY READING ...

"Dan Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama ia menolong saudaranya."

- H.R. Muslim -
@rnxyss


🕊🕊🕊

Di sebuah ruangan meeting terdapat beberapa pria yang berbeda usia—sedang duduk di kursi masing-masing. Pandangan di antara mereka tertuju pada pria muda yang sedang merapikan berkas para rekan kerja.

"Pak Arga," panggil pria setengah baya dengan ramah, Pak Gio.

Pria yang fokus membereskan berkas menatap lawan bicara. "Iya pak?"

Pak Gio tersenyum, "boleh minta tolong?" Setelah melihat respon Arga—Pak Gio melanjutkan ucapannya, "boleh Pak Arga menggantikan saya selama setengah tahun di sana? Saya di minta perusahaan untuk pergi ke Jerman selama setengah tahun. Saya lihat saat bapak presentasi itu sangat bagus, bisa di simak baik-baik oleh anak mahasiswi saya," jelas Pak Gio dengan ramah.

Arga menoleh pada papanya sekilas. "Saya usahakan pak, Fakultas Bisnis Manajemen, bukan pak?"

Pak Gio memangguk, "betul sekali, pak. Saya terima kasih banyak, Pak Arga mau membantu saya."

Arga tersenyum tipis sangat tipis bahkan tidak terlihat ukirannya. "Dengan senang hati," balas Arga seraya memberikan berkas pada sekretaris yang sedang berdiri di samping dirinya.

Pak Gio pun pamit untuk pergi ke tempat kampusnya—untuk memberi info jika akan ada dosen yang menggantikan dirinya selama setengah tahun.

***

Matahari mulai menyapa penduduk bumi, terdapat gadis cantik yang sedang tertidur pulas tanpa terusik dengan cahaya matahari yang menyapa dirinya. Jam weker sudah berbunyi sedari tadi tapi ia tak kunjung bangun.

Pintu ruangan perlahan terbuka, terlihat ibu setengah baya yang berdiri dengan bertolak pinggang. "Anak gadis bangunnya siang, dapat jodoh om-om nih. Buna sih nggak mau ya dapat mantu om-om," celoteh Buna Daisy.

Buna Daisy pun duduk di pinggir tempat tidur sambil memindahkan rambut yang menutupi wajah cantik putri tidur.

"Sayang, bangun yuk."

Perlahan mata gadis itu terbuka dan menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia melihat ke samping terdapat Buna Daisy yang sedang menggusap-usap rambut halus miliknya.

"Pagi, Buna Lettha," sapa gadis itu sambil merubahkan posisinya menjadi duduk.

"Pagi, sayang. Mandi gih habis itu siap-siap, hari ini kamu kuliah pagi kan?" Gadis itu memangguk sebagai jawaban. "Ya sudah buna tunggu di bawah, ya, kamu jangan lupa mandi."

Arlettha tersenyum sambil memangguk-angguk. "Iya bun."

Arlettha pun langsung bergegas ke toilet dan bersiap-siap untuk ke kampus. Hari ini jadwal kelas Arlettha pagi dan di informasikan dari Pak Gio—akan ada dosen baru untuk menggantikan dirinya.

***

Pukul 08 : 30 WIB, Arlettha masih dalam perjalanan menuju kampusnya—jarak antara rumah dan kampus cukup jauh dan membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai hal itu membuat Arlettha sering berangkat lebih awal.

Melihat sekeliling banyak sekali mobil dan motor berlalu-lalang apalagi hari ini hari kerja maupun sekolah membuat lalu lintas tambah macet.

"Aduh, lama banget sih. Bisa telat nih kalo kaya gini," dumel Lettha sambil meng-klakson dengan keras.

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang