MAS DOSEN | 13

13.5K 383 14
                                    

... HAPPY READING ...

"لا يكلف الله نفساً إلا وسعها ,"


bahwa Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya

Al-Baqarah : 286
@rnxyss

🕊🕊🕊

Selepas kejadian kemarin, Arga maupun Arlettha saling diam. Mereka enggan membuka topik pembicaran, sungguh membuat orang sekitar mereka kesal.

Bella sudah tau tentang kejadian beberapa hari lalu, ia pun menjelaskan kepada Arga yang lebih detaile membuat Arga semakin bersalah. Hari ini Bella akan menemui seseorang di sebuh cafe. Ia sudah janjian untuk membantu permasalahan konflik sahabatnya.

"Sorry, lama,"

Bella menoleh. Terdapat pria muda dengan kemeja berwarna abu-abu. Bella memangguk dan mempersilahkan pria itu duduk.

"Langsung aja, saya tidak punya banyak waktu," ucap pria itu kala mengetahui Bella akan memesan makanan untuknya.

Bella memangguk dan memulai menceritakan. Ia bercerita jika Arga pergi ke sebuah TPU dan berziarah pada makam Queenza Violen. Ia bertanya ada apa hubungan Arga dan Queenza itu?

Pria itu tersenyum. "Queen itu pacar Arga. Cinta pertama Arga."

Mata Bella membuat mendengar kala itu. Ia bisa simpulkan dari sini jika Arga maupun Arlettha memiliki cinta pertama sebelum menikah.

"Queen meninggal lima tahun yang lalu. Akibat kecelakaan pesawat. Arga saat itu terpukul, ia kehilangan sosok yang ia cintai, sosok yang membuatnya menjadi Arga yang banyak bicara dan lebih terbuka."

Bella memangguk. "Apa itu artinya sampai saat ini Arga masih belum melupakan Queenza?"

Ghevano, pria di depan Bella mendelik tidak tahu. "Saya gak tahu. Yang pasti Arga penah cerita sama saya, ia sedang berusaha."

Bella kembali memangguk paham. "Itu artinya sahabat gue ataupun lu memiliki permasalahan yang hampir mirip."

Ghevano mengeritkan dahinya bingung. "Maksud anda?"

Bella meminum cokelat hangat sebelum ia menceritakan panjang lebar pada Ghevano. "Ya, Arlettha memiliki trauma. Saat ia di jodohin gue takut kejadian masa lalu terulang."

"Arlettha pernah di tinggal oleh orang yang sayang saat acara tunangan mereka. Dari kejadian itu, Arlettha selalu di bawa ke psikologi untuk pengobatannya. Hingga akhirnya trauma itu hilang baru-baru ini."

Ghevano menyimak apa yang Bella ucapkan barusan. "Lalu apa rencana anda?"

"Gue mau persatukan mereka. Apalagi mereka habis bertengkar akibat hal sepele."

"Bertengkar?"

Bella memangguk. "Ya. Gue tau maksud Pak Arga apa, tapi gue juga sedih sahabat gue di sakitin sama sahabat lu," ucap Bella diakhiri tertawa kecil.

Melihat raut wajah Ghevano yang memikiran sesuatu membuat dirinya berbicara kembali. "Nanti lu juga tau. Tunggu Pak Arga cerita aja."

Mereka sama-sama diam hingga Bella kembali berbicara. "Gue mau lu rencanain hal ini. Bisa?"

Ghevano pun menyimak ucapan Bella dengan nada pelan. Ia memangguk setuju membuat Bella tersenyum senang. Ia melirik jam di handphonennya sudah hampir memasuki waktu zuhur.

"Sholat dulu yuk, sebentar lagi mau azan," ajak Bella sambil menyiapkan tas yang berisi buku-buku.

Ghevano terdiam. "Maaf, saya—non muslim."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang