MAS DOSEN | 35

9.1K 270 1
                                    

... HAPPY READING ...

"Tanpa mengenal siapa dirimu sesungguhnya, diriku sudah merasa nyaman. Kamu bagaikan malaikat yang di perintahkan Tuhan untuk diriku."

- Mas Dosen -
@rnxyss

🕊🕊🕊

Udara pagi yang sejuk, apalagi dengan semalam Ibukota Jakarta di guyur hujan dengan deras.

Arlettha saat ini sedang bersiap-siap untuk menjenguk suaminya yang akan pulang siang nanti, semalam Mama Sarah menelphone jika Arga sudah di perbolehkan pulang siang nanti, untuk hal itu Arlettha di minta untuk menjenguk dan menjemput suaminya pulang.

"Letth, sudah siap?" tanya Wilona yang sudah siap sedari tadi.

Arlettha tersenyum lalu memangguk, ia pun mengambil tas yang berada di meja kemudian meninggalkan kamar tersebut.

Wilona turun lebih dahulu di karenakan ia harus mengeluarkan mobil dan memarkirkan di depan halaman.

"Mah," panggil Arlettha setelah sampai di lantai dasar.

Mama Sarah menoleh lalu tersenyum ramah pada menantunya itu, "sudah siap sayang?" tanya Mama Sarah dan menghampiri menantunya itu.

Arlettha memangguk sebagai jawaban.

"Kamu sudah minum susu kehamilan?" Arlettha memangguk kemudian menjawab pertanyaan sang mertua, "sudah, Mah," balas Arlettha.

"Alhamdulillah, sehat-sehat. Jangan sampai kecapean ya?"

"Siap, mah," balas Arlettha dengan ramah.

Tak lama suara klakson mobil berbunyi, Arlettha dan Mama Sarah pun segera keluar dan berangkat ke rumah sakit.

***

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, kini mobil yang di tumpangi Mama Sarah, Arlettha dan juga Wilona sudah tiba di rumah sakit.

Arlettha berjalan berdampingan dengan Mama Sarah, sepertinya ada hal yang akan di bicara Mama Sarah selama perjalanan ke ruang inap Arga.

"Saat Rayyan memakan nasi goreng buatan kamu, dia mengingat sesuatu, tapi ia tidak tau hal apa. Ia bilang ada sepasang suami istri yang sedang memasak," cerita Mama Sarah sambil berjalan di lorong.

Arlettha terdiam sambil menyimak ucapan Mama Sarah, ternyata moment itu hadir di benak Arga. "Alhamdulillah, mah, Arlettha ikut bahagia. Semoga kemarin adalah titik awal Mas Arga mengingat semuanya."

"Aamiin,"

"Amin," ucap Wilona tanpa di ajak oleh mereka. Mama Sarah dan Arlettha sontak menolah bersamaan.

"Why?" bingung Wilona menatap mereka masing-masing.

"Kamu kenapa Wil, tiba-tiba amin?"

Wilona mengangkat bahunya acuh, ia sebenarnya tidak tahu kenapa bisa berucap sepeeti itu. Padahal dirinya sedang memakan earphone. "I don't know," balas Wilona.

Arlettha tertawa kecil, Wilona ini ada-ada saja. Tanpa sadar langkah kecil mereka sudah hampir sampai di lorong ruang inap pasien kelas A.

Arlettha terhenti membuat langkah mereka terhenti juga.

"Kenapa?"

"Aku mau buang air kecil, Mama sama Wilona duluan aja. Nanti Arlettha nyusul." ujar Arlettha dengan raut wajah khasnya.

"Ya sudah, nanti mama tunggu ya," ujar Mama Sarah sebelum melanjuti langkahnya.

"Oke! Mau di temenin?" Arlettha menggeleng.

"Enggak, gue bisa sendiri kok, bye!"

Mama Sarah pun membuka pintu ruang inap putranya, tidak ada orang, mungkin Papa Rasyid sedang ke kantin rumah sakit.

"Sama siapa, mah?" tanya Arga yang baru saja keluar dari toilet kamar inap.

"Sama... "

"Allo," ucap seseorang membuat ibu dan anak tersebut menatap orang yang di ambang pintu.

"Loh Wil? Ngapain? Bukannya lu di Yogya?" Arga langsung saja membuat pertanyaan begitu banyak.

"Satu-satu dong, kek wartawan aja lo," balas Wilona malas, ia melihat Arganya itu tampak aneh, "habis dari mana lo? Basah kaya gitu?" tanya Wilona sambil menatap seluruh pakaian Arga.

"Toilet,"

Wilona terdiam, ia menatap sebuah ruangan yang tak jauh dari dirinya berdiri.

"Itu artinya Lettha menghindar dari Arga?" batin Wilona bingung.

Tak lama pintu terbuka kembali, terlihat wanita anggun yang memakai dress panjang.

"Sini sayang, masuk saja," ajak Mama Sarah ketika kedatangan Arlettha.

Arlettha tersenyum lalu masuk ke dalam. Mata coklatnya teralih pada Arga yang berdiri tak jauh dari dirinya. Ia tersenyum ramah lalu mendekati suaminya itu.

"Selamat pagi, mas," sapa Arlettha sambil berkaca-kaca. Setelah dua hari ia tidak menemukan suaminya, kini ia di pertemukan kembali.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Arga bingung, ia menatap seluruh inci wajah Arlettha yang anggun itu.

Arlettha menggeleng lalu tersenyum ramah. "Gak papa, terkena debu saja tadi," bohong Arlettha.

Dua wanita yang berbeda usia itu menatap haru, rasa gemas dan cemas itu tercampur aduk.

"Wil, temani tante ke bawah yuk," ajak Mama Sarah yang sedang menjalani misinya.

"Oh siap-siap," seolah-olah Wilona paham akan kode Mama Sarah itu.

Arlettha yang mendengar lalu menoleh kepada mertua dan sahabatnya itu, "mah, aku ikut ya?"

"Enggak usah sayang, kamu disini saja sama suami kamu," balas Mama Sarah menatap menantu dan putranya bergantian.

Arlettha terdiam, sambil menatap suaminya yang masih berdiri itu. Ia melihat kepergian sahabat dan mertuanya, sepertinya ini rencana mereka untuk mendekatkan kembali sepasang kekasih halal.

Arlettha pun duduk di kursi yang tersedia. Rasa sunyi menyelimuti ruangan, mereka sama-sama sibuk sendiri dengan handphone.

"Apa benar kamu istri saya?" tanya Arga tiba-tiba. Arlettha terdiam, ia sama sekali tidak menatap suaminya itu.

"Kenapa diam? Jika kamu benar istri saya kenapa harus diam?" Arga kembali membuka suara.

Arlettha tersenyum lalu menghampus air mata yang hampir mengalir itu. "Jika benar aku istri kamu. Kamu bisa apa mas? Sedangkan kamu tidak mengingat aku dalam diri kamu," balas Arlettha yang membuat Arga terdiam.

"Apa kamu bisa mengingat aku dalam waktu dekat ini? Enggak mas,"

"Aku hanyalah abu dalam pikiran kamu. Aku hanyalah banyangan masa lalu mas," setelah itu Arlettha bangun dari tempat yang ia duduki dan beralih pada knop pintu ruang inap ini. Langkah Arlettha terhenti kala mendengar ucapan akhir suaminya.

"Bantu saya mengingat kamu kembali, Arlettha,"

"Saya tidak mengingat hal bersama kamu, tapi selama saya bersama kamu, saya merasakan nyaman. Tolong bantu saya, Arlettha,"

... BERSAMBUNG ...
Jakarta, 22 Mei 2023

Aaa, tolong bantu Arga ingat Arlettha.

Jangan lupa vote dan komen!

Mohon maaf kalo ada typo, see you!! ❤

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang