... HAPPY READING ...
Langit oranye kini berubah menjadi kelabu, sepertinya malam hari ini akan turun hujan. Terlihat dari awan-awan yang sudah berwarna pekat.
Arlettha sedari tadi masih saja duduk di balkon kamar, rasa tenang itu bahkan tidak terusik sedikit pun.
Langit mulai menurunkan air perlahan, setetes demi setetes membasahi permukaan bumi, Arlettha pun buru-buru masuk ke dalam takut akan ada petir dan hal lainnya.
Pintu kamar terbuka, terlihat Wilona yang membawa banyak cemilan dari dapur sana.
"Baru masuk? Hujan sederas itu baru masuk ke kamar?" tanya Wilona dengan nada khasnya, matanya terus saja menatap rintikan hujan yang semakin deras dari luar sana.
"Jangan ngelamun mulu, Lettha. Nanti keponakan gue sakit," omel Wilona sambil menaru cemilan tersebut di meja, bukan sekedar satu dua cemilan, bahkan melebihi 10 bungkus.
"Iya, bawel amat sih."
"Gue bawel juga demi lu, Letth!" bantah Wilona sambil membuka keripik kemasan.
"Iya-iya," balas Arlettha dengan malas. Ia baru sadar jika Wilona ini keponakan Papa Rasyid dan Mama Sarah. Asal usul keluarga yang rumit dan unik.
Wilona ini adalah anak dari kaka Papa Rasyid yang saat ini tinggal di Yogya bersama suaminya.
Ya, kalian pasti bingung kenapa mereka berbeda agama. Saat dahulu kala, Oma Mai atau orang tua Papa Rasyid beragama kristen dan menikah dengan orang kristen, dan terlahirlah Laura, Mama Wilona. Saat Oma Mai memiliki cucu pertama, suami Oma Mai meninggal.
Dan sejak saat itu Oma Mai menjadi janda dan tak lama menemukan pilihan hatinya, ia pun memutuskan untuk masuk agama islam dan menikah dan berbahagia bersama pilihan akhirnya, yang saat ini menjadi orang tua Papa Rasyid.
Walaupun Laura dan Papa Rasyid berbeda agama, tetapi mereka tetap menjalani silaturahmi semestinya. Mereka tetap melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan, tanpa membatasi keyakinan.
"Wil, gue mau sate deh," ucap Arlettha tiba-tiba, bahkan ia tidak mrlihat keadaan diluar yang sedang hujan deras.
"Hujan, nanti aja maleman dikit. Lagi pula dikit lagi maghrib," balas Wilona dengan tangan yang sibuk mengemil.
"Tapi gue maunya sekarang, Wil," rengek Arlettha tak mengerti.
"Nanti, lu sholat dulu!"
Arlettha cemberut dan tak lama azan maghrib berkumandang, segera Arlettha mengambil wudhu untuk menunaikan ibadah.
***
Di dalam ruangan yang berbau khas, terdapat Arga yang memperhatikan isi galery yang ada pada handphonennya. Dalam galery tersebut terdapat file yang bertulisan my little wife. Melihat gambar demi gambar, kepala Arga terasa sakit. Bahkan terdapat sepotong bayangan masa lalu yang tidak ia ingat sedikit pun.
Pintu ruangan terbuka, terlihat Mama Sarah sambil membawa paperbag yang berisi makan malam.
"Bawa apa, mah?" tanya Arga sambil membenarkan posisi duduknya.
"Bawa nasi goreng kesukaan kamu, sayang," balas Mama Sarah sambil tersenyum ramah.
"Semoga dengan makanan ini kamu bisa menggingat siapa Arlettha, nak," batin Mama Sarah berharap penuh. Mama Sarah jadi menggingat kejadian sebelum dirinya berangkat ke Rumah Sakit Kejora.
"Hmm harum banget, masak apa sayang?" tanya Mama Sarah berjalan kearah menantunya itu.
Arlettha menoleh dan tersenyum kepada Mama Sarah. "Buat nasi goreng spesial buatan aku. Mama mau ke rumah sakit kan?" tanya Arlettha dengan senang.
Mama Sarah memangguk, "iya, mama mau kerumah sakit. Kamu mau ikut?" tanya Mama Sarah.
Arlettha menggeleng pelan. "Enggak mah. Arlettha di rumah aja. Salam untuk Mas Arga, semoga cepat mengingat Arlettha."
Mama Sarah tersenyum lalu memeluk menantunya itu. "Kamu yang sabar ya sayang, semoga Rayyan cepat mengingat moment-moment yang indah."
"Aamiin,"
Mama Sarah melepas pelukannya lalu mengelus perut Arlettha yang masih rata itu. "Sehat selalu, cucu mama."
"Mah?" panggil Arga membuat lamunan Mama Sarah buyar begitu saja.
"Eh iya, kenapa sayang?" gugup Mama Sarah.
Arga menggeleng lemah, "Mama kenapa melamun?"
"Enggak kok, mama cuma rindu seseorang," balas Mama Sarah sambil melangkah ke tempat tidur putranya itu, "ini ada nasi goreng spesial, semoga suka ya sayang," ucap Mama Sarah sambil memberikan kotam yang berisi nasi goreng itu.
Arga membukanya, sangat unik. Sebuah kartun di dalam kotak makan tersebut. Bayangan yang asiknya kembali berputar begitu saja.
"Akh," rintih Arga sambil memegang kepalanya.
"Sayang, kenapa? Ada yang sakit?" khawatir Mama Sarah.
Arga menggeleng lemah, "enggak kok mah, ada yang aneh aia. Tiba-tiba ada sebuah bayangan pasangan suami istri yang masak bareng gitu," curah Arga menatap nasi goreng karakter tersebut.
Mama Sarah tersenyum, semoga ini adalah awal Arga mengingat semuanya.
***
Ternyata takdir berpihak pada Arlettha saat ini, selesai ibadah hujan yang tadinya deras kini tidak sama sekali. Mungkin Tuhan tahu jika terdapat malaikat kecil yang ingin memakan sate.
Wilona memutuskan untuk memakai mobil Arga untuk membeli sate yang di tunjukan oleh Bi Atun, dengan santai Wilona membawa hingga sampai ke tujuan.
"Bu, saya pesan satenya 2 bungkus ya," ujar Wilona kepada pedangang sate tersebut.
"Siap neng, pedes atau enggak?"
"Sedang saja, buk," balas Wilona di akhiri senyum.
Arlettha melihat Wilona yang berdiri sambil memesan sate tersebut, ia tidak sabar untuk mencicipinya.
... BERSAMBUNG ...
Jakarta, 21 Mei 2023Hi!
Maaf yaa tadi ke publish, gak sengaja ke pencet 😔Mohon maaf kalau ada typo ☺
Semoga suka dengan cerita malam hari ini!!
Jangan lupa vote dan komen!!
Babai!! ❤
Makan malam Arga yang di buat sama Arlettha cuma versi nasgor saja hehe 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [ END ]
Random> vote & komen di setiap part < Sebuah perjalanan kisah cinta yang rumit. Mereka di takdirkan bersama bukan karena cinta, melainkan sebuah ikatan perjodohan yang di buat oleh orang tuanya. Memiliki masa lalu yang cukup membuat mereka trauma, bagaim...