... HAPPY READING ...
Arlettha semakin penasaran apa yang di minta Arga nantinya. Apakah ia akan meminta haknya sebagai suami selama 6 bulan ini tertunda?
"I-iya. Mau apa?"
Arga memegang tangan Arlettha dengan erat. Matanya saling tatap. Ia tersenyum tipis dan mengelus pipi Arlettha yang merah jambu itu.
"Saya mencintai kamu."
"Arlettha. Setelah mengenal kamu lebih lama, saya mulai mencintai kamu. Bahkan seseorang yang mengisi hati saya bertahun-tahun telah mengganti menjadi nama kamu seutuhnya."
Arlettha terdiam. Apakah harapan yang selama ia impikan terkabul? Ia berkaca-kaca dan meminta Arga untuk melanjutkan kata-katanya.
"Saya pernah kehilangan, Arlettha. Dan itu sangat sakit, saya mengobati dengan cukup lama. Dan setelah mengenal kamu rasa sakit itu perlahan menghilang."
"Jangan pergi. Tegur saya ketika saya melakukan hal yang membuat kamu sakit."
"Arlettha. Kehilangan adalah hal yang paling saya benci. Tapi, saya tidak bisa menyalahkan takdir. Saya mencinta kamu, Arlettha. Sangat mencintai."
Arlettha terdiam bahkan air matanya sudah mengalir dengan deras di pipi chubby-nya.
"Jangan menangis karena saya. Saya tidak mau... air mata kamu terjatuh karena saya. Saya mau senyum ini yang selalu terukir di hidup saya."
"Jadi istri saya yang saat ini ya. Jangan pernah berubah."
Arlettha memangguk dan memeluk Arga begitu saja. Ia sudah tidak mampu untuk menahan tangisnya. Arga tersenyum dan menghirup wangi khas istrinya itu.
"Terimakasih sudah mau menerima saya menjadi pendamping hidup kamu. I love you, Arlettha Yuriza Chandra."
Arlettha memangguk. "I-i love you, Pak Arga."
Arga terdiam. Ia masih menyimak kata terakhir yang di ucapkan Arlettha. Pak?
Arga melepas pelukannya. Ia melihat wajah Arlettha yang begitu cantik walaupun masih dalam keadaan menangis.
"Boleh saya minta sesuatu?" Arlettha memangguk.
"Jangan panggil pak. Saya tidak suka. Mulai saat ini, saya suami kamu seutuhnya. Jadi, panggil saya, mas ya?" Arlettha memangguk sembari tersenyum.
Mata Arlettha bertatapan dengan wajah tampan suaminya itu. "Boleh ubah ucapan saya menjadi aku?"
"Aku?"
Arlettha memangguk semangat. "Iya aku. Jika kamu meminta memanggil dengan sebutan mas. Maka aku meminta kamu memanggil diri kamu khususnya untuk aku istri kamu sendiri. Dengan sebutan aku. Apa bisa?"
Arga terdiam. Panggilan aku untuk pribadinya sudah lama ia tidak pernah ucapan. Semoga ia bisa ucapkan untuk membahagiakan istrinya.
"Akan saya—maksudnya akan aku coba," ucap Arga dengan gerogi.
Arlettha tersenyum. "Terimakasih."
Arga kembali membawa Arlettha ke dalam pelukannya ia benar-benar belum puas dengan pelukan yang ia rindukan selama ini. Tak lama suara guntur langit berbunyi beriringan dengan hujan deras yang menguyur kota Bogor. Udara yang cukup dingin, apalagi dengan ac yang di nyalakan.
"Kamu mau minum teh hangat?" tanya Arga lembut tangannya sambil mengelus pipi chubby Arlettha.
Arlettha menggeleng. "Nggak mau. Mau sama kamu aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [ END ]
Random> vote & komen di setiap part < Sebuah perjalanan kisah cinta yang rumit. Mereka di takdirkan bersama bukan karena cinta, melainkan sebuah ikatan perjodohan yang di buat oleh orang tuanya. Memiliki masa lalu yang cukup membuat mereka trauma, bagaim...