MAS DOSEN | 08

13.1K 395 9
                                    

... HAPPY READING ...

"Semua makhluk ciptaan-Nya akan merasakan yang namanya kehilangan. Entah itu sementara ataupun selamanya, Tuhan mengajarkan kita dari sebuah peristiwa kehilangan tersebut. Bahwa semuanya hanya sementara tidak akan pernah abadi."

- Mas Dosen -
@rnxyss

🕊🕊🕊

⚠️ bacanya pelan-pelan aja ya ⚠️

Hari-hari terus berjalan, sudah hampir satu minggu terlewati. Tepat hari ini acara pernikahan Arlettha dan Arga di laksanakan secara sederhana dan elegan dengan dekorasi yang indah bertema outdoor. Hanya orang-orang tertentu saja yang hadir dalam pernikahan acara ini.

Arlettha sedang duduk di kursi meja rias dengan gaun berwarna putih dan rambut yang di urai terkesan cantik. Ia menatap wajahnya sambil tersenyum, dirinya masih tidak pernah menyangka masa singlenya akan berganti hari ini.

"Aunty, cantik! Kaya prinses!" ucap Arsylla yang berada di samping dirinya.

Arlettha mencubit pelan pipi chubby Arsylla, sangat menggemaskan sekali keponakannya ini. "Makasih anak cantik, kamu juga cantik kaya rapunzel," ujar Arlettha menatap gaun ungu yang di kenakan oleh Arsylla.

Jarum jam menunjukkan pukul sembilan kurang seperempat, itu artinya lima belas menit lagi masa remajanya akan berubah dengan ijab qobul yang di lantunkan oleh Arga.

Waktu berjalan, hingga jarum jam menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh menit. Namun, tidak ada sosok Arga yang duduk di depannya. Ia cemas. Apakah kejadian 1 tahun yang lalu akan terulang?

Pintu terbuka, terlihat Buna Daisy yang memakai dress putih menghampiri putrinya. Ada rasa khawatir dalam jiwanya.

"Bun, Pak Arga sudah datang kan? Tapi kenapa acaranya belum di mulai juga bun?"

Ucapan rasa kekhawatiran itu sangat terdengar jelas di telinga Buna Daisy apa lagi dengan mata Arlettha yang berkaca-kaca.

Buna Daisy tak tahan melihat putrinya ia segera memeluk dan menenangkan putrinya tersebut.

"Bun, kenapa Pak Arga belum datang?"

Buna Daisy menghembuskan nafasnya. "Arga lagi di jalan sayang, ia terkena macet," ucap Buna Daisy bohong, ia meneteskan air mata begitu saja setelah mengatakan tersebut.

"Be--benar kan, Bun? Buna lagi gak bohong kan?"

Buna Daisy merenggangkan pelukannya, ia melihat putrinya yang sudah deras menangis bahkan make up yang ia pakai sudah hampir terkena air mata. Jemari Buna Daisy mengusap sisa air mata dan meraih kedua tangan putrinya.

"Kita tungu ya sayang? Pasti mereka datang. Kamu yang sabar ya?"

Sudah hampir dua puluh menit Arlettha menunggu, tapi Arga dan keluarga tak kunjung datang. Buna Daisy dan Papa Yudha tampak khawatir apa yang terjadi dengan sahabatnya itu.

Dering telephone handphone milik Papa Yudha, ia segera melihat nomor yang sangat asing. Dari pada penasaran Papa Yudha segera mengangkatnya dan menyalakan speaker.

"Hallo, selamat siang. Apa benar dengan keluarga Yudha Chandra?" tanya seseorang di balik telephone.

"Iya benar. Anda siapa ya?" tanya Papa Yudha dengan tegas.

"Kami dari pihak rumah sakit Medika, ingin mngatakan hal sesuatu yang tertimpa kepada keluarga sahabat bapak, yakni Rasyid Dirgantara dan keluarga baru saja mengalami kecelakaan. Sekarang ketiga korban masih ada di ruangan ICU rumah sakit kami pak."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang