MAS DOSEN | 38

8.8K 255 7
                                    

... HAPPY READING ...

"Kehilangan seseorang yang paling di sayang adalah hal yang paling menyakitkan. Tapi bagaimana? Kita hanyalah makhluk biasa yang akan terus mengalami kehilangan."

- Mas Dosen -
@rnxyss

🕊🕊🕊

Sesampai di rumah sakit dan memeriksa Rangga dengan teliti ternyata takdir berkata lain. Tepat hari kamis, pukul 14 : 14 WIB, Rangga menghembuskan nafas terakhirnya. Arlettha menangis di pelukan sang buna, ia tidak sanggup dengan fakta yang mengejutkan itu.

"Sabar ya sayang, ini semua takdir, kamu harus bisa mengikhlaskan Rangga ya?" walaupun Rangga penah mengecewakan keluarga Chandra, tetapi Rangga adalah orang yang paling sayang terhadap Arlettha. Selalu ada di samping sang putri dalam kondisi apapun.

Waktu berputar dengan cepat, langit biru kini berubah menjadi oranye. Petang ini akhir dari segalanya, pemakaman Rangga telah usai lima belas menit yang lalu, tersisa keluarga dekat saja.

Arlettha terdiam, ia menangis dalam diam. Tidak pernah menyangka jika takdir sang cinta pertama pergi terlebih dahulu. Tersisa kenangan dan sebuah nama yang lekat dengannya.

"Ngga, walaupun kamu penah mengecewakan keluarga buna, tapi buna tetap sayang kamu. Selamat jalan, lelaki hebat," batin Buna Daisy tersenyum tipis.

Arlettha mulai berjongkok, menyiram air mawar di pusaran tanah itu. Sebuah nisan yang masih bersih. Tertulis nama sang terkasih.

Rangga Alaska Xavier
Bin
Albara

Arlettha tersenyum tipis dan mengusap pelan papan nisan tersebut.

"Selamat istirahat pangeran hebat, beristirahatlah dengan tenang, Ngga. InsyaAllah, aku bisa mengikhlaskan semuanya."

"Walau membutuhkan waktu yang panjang," sambung Arlettha dalam hati.

Mereka pun perlahan meninggalkan area pemakaman, tersisa dirinya seorang. Rangga sang cinta pertama Arlettha, telah pergi menuju keabadian. Selamat jalan Rangga, selamat beristirahat yang tenang.

***

Plak!

Plak!

"NGAPAIN LO NGADU KE PAPA, ARLETTHA?!" kesal Arga mengebu-ngebu. Baru saja Arlettha mendapatkan duka, kini dirinya mendapatkan luka.

"GUE CUMA NAMPAR LO PELAN!! KENAPA BOKAP GUE SAMPAI TAU!!"

Arlettha terus saja memejamkan mata, membiarkan suaminya terus memarahi dirinya. Ia tidak pernah tau apa yang terjadi sama suaminya saat ini.

"Karena lo, gue kehilangan kepercayaan papa."

Arlettha kini menatap Arga serius, ia tersenyum sambil memegangi pipinya yang terasa sakit itu.

"Tampar aku mas, tampar aku hingga kamu puas!!" lemah Arlettha, ia tersenyum tipis walaupun hatinya sangat amat terasa sakit.

"Kenapa diam? Kamu takut hmm? Kamu takut?"

"Asal kamu tau mas, aku gak pernah ngadu sedikit pun sama papa dan yang lainnya," bantah Arlettha.

Arga tertawa sumbang, "kalau lo nggak ngadu, terus bokap gue tau dari mana, Arlettha?"

Arlettha tersenyum dan segera mengambil tas dan handphone yang berada di meja, "seterah kamu mas, mau nuduh aku seperti apa, aku capek mas. Aku capek sama sikap kamu yang terus nyalahin aku."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang