MAS DOSEN | 04

15.1K 456 5
                                    

... HAPPY READING ...

"Sopan santun adalah tanda dari seorang pria terhormat sebagai keberanian."

- Theodore Roosevelt -
@rnxyss

🕊🕊🕊

Selepas jam kuliah, Arlettha bergegas untuk pulang—entah kenapa badannya terasa tidak enak hari ini. Ia berjalan dengan tergesa-gesa untuk pergi ke toilet, sepertinya ada yang ia keluarkan dari mulutnya.

"Lettha, lu mau kemana?"

Arlettha tak menjawab, ia langsung pergi bergegas begitu saja dengan terburu-buru. Sesampai di toilet ia pun memuntahkan sisa makanan yang begitu banyak di wastafel. Ia pun membersihkan mulutnya dengan bersih tak lupa dengan sisa makanan di wastafel tersebut.

"Letth, lu masuk angin? Gue pakein minyak kayu putih ya?"

Arlettha menggeleng keras. "Nggak! Gue gak suka minyak kayu putih, bikin eneg," ucapnya sambil menggeleng-geleng.

Bella berfikir keras harus apa lagi sekarang, "mau gue anterin rumah sakit?"

Arlettha kembali menggeleng. "Nggak usah, gue gak papa kok," balas Arlettha di akhiri senyum.

Setelah cukup lama di toilet Arlettha berjalan ke keluar untuk segera pulang. Namun, matanya terasa kunang-kunang dan sulit untuk melihat dengan jelas apalagi dengan kepala yang terasa sakit.

Tubuhnya tak mampu menompang hingga akhirnya terjatuh ke lantai.

***

Di sebuah ruangan berbau khas obat, Arga berada sambil menunggu dokter yang keluar memeriksa seseorang.

Tak butuh waktu lama, dokter pun keluar bersama salah satu suster yang membantunya.

"Bagaimana kondisi mahasiswi saya, dok?"

Dokter dengan nama Daniel itu tersenyum. "Tidak perlu di khawatirkan, Pak Arga. Pasien hanya mengalami kelelahan dan dehidrasi."

Arga memangguk paham. "Boleh saya masuk?"

"Oh, silahkan pak. Kalo gitu saya permisi," pamit Dokter Daniel.

Arga pun masuk ke dalam ruangan IGD melihat mahasiswinya yang sedang tertidur pulas. Lengkungan pada bibirnya terlihat cukup jelas, entah ada apa ia selalu tersenyum pada sosok di depannya.

Perlahan mata Arlettha terbuka, membiarkan cahaya masuk ke dalam manik bola matanya. Ia melihat sekeliling sudut ruangan, sangat asing.

"Pak Arga?"

Buru-buru Arlettha bangun dan memposisikan duduk. Namun segera di tahan oleh Arga.

"Tiduran saja. Kamu masih belum vit, Arlettha," ucap Arga dengan lembut.

Arlettha menuruti saja dan masih memahami apa yang terjadi beberapa menit lalu.

"Kenapa saya bisa kesini?"

"Kamu pingsan di depan toilet tadi. Bella tak mampu mengangkat tubuh kamu, makanya saya yang membawakan kamu."

"Oh iya, ini kunci mobil kamu—"

"Bella kemana?" sela Arlettha.

"Pulang. Dia hanya titip salam pada kamu, cepat sembuh."

Arlettha memangguk dan kembali diam. Dua insan tersebut hanya diam tanpa membahas apapun hingga tiba dokter sambil membawakan sebuah paperbag kecil.

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang