MAS DOSEN | 28

8.7K 215 0
                                    

... HAPPY READING ...

⚠️ bacanya pelan-pelan aja, supaya tau alur kedepannya⚠️

Saat ini Arlettha sudah tiba di restoran tempat mereka janjikan. Di depannya sudah terdapat Wilona yang sedang asik memakan nasi goreng spesial restoran ini sementara  Arlettha sedari tadi ia menginginkan steak.

"Ngapain si lu natap gue? Kangen? Ia tau gue emang kangenin," dramatis Wilona. Ya mereka sudah lama tidak bertemu, mungkin 2 tahun lebih, Wilona ini memutakan untuk kuliah di Yogyakarta tepatnya di rumah orang tuanya.

"Najis! Masih suka ngartis banget jadi orang," ketus Arlettha.

Wilona tertawa kecil. Memang hal ini sudah biasa di lakukan mereka berdua. "Oh iya lu jadi nikah sama si Rangga itu?" tanya Wilona ketika melihat jari manis kanan Arlettha sudah terdapat cincin.

Arlettha menggeleng. "Enggak! Gue gak jadi nikah bahkan tunangan pun gagal. Apakah anda lupa dengan curhat gue?"

"Bukan lupa tapi gak ingat," ucap Wilona sambil menampilkan deretan giginya yang rapi. "Jadi lu nikah sama siapa dong?" sambung Wilona kepo.

"Pak Arga. Baru kok, maybe setengah tahun lah," balas Arlettha malas.

"Terus lu makan steak ini jangan bilang lu dah isi?" teror Wilona dengan cepat. Arlettha terdiam, apakah baby-nya sudah hadir?

Arlettha menggeleng kepalanya dengan cepat. "Mana gue tau, kayanya sih belum."

"Belum gimana? Kan lu nikah sudah lama Letth, biasanya nih pasutri tuh gak bakal betah lama-lama nunggu hasratnya."

"Berisik lu. Dah ah, ada hal yang mau gue omongin dan gue juga minta bantuan lu," ucap Arlettha mengalihkan pembicaraannya.

Wilona melihat dua mata Arlettha, benar ada hal yang akan ia bicarakn. Tapi apa?

"Apa?"

Arlettha pun mencetitakan kejadian dimana dirinya menginap di Gina Hotel dan berakhir seperti saat ini. Wilona langsung paham ia pun langsung menanggapi cerita Arlettha dengan cepat.

"Itu mah gampang. Asal lu punya bukti-buktinya pasti bakal keluar ini masalah,'' ucap Wilona santai, memang Wilona ini mengambil jurusan hukum di Yogyakarta. Entah ada apa dengan dirinya, padahal saat Arlettha tidak sengaja bertemu di karenakan peristiwa, Wilona sangat tidak suka ataupun menggemari pelajaran undang-undang dan pasal. Tapi saat dewasa ia mengambil jurusan hukum. Memang aneh Wilona ini.

"Iya dah ibu pengacara,"

Wilona tertawa lepas. Arlettha ini ada-ada saja. "Masih ada kan bukti-buktinya? Kalau ada sih gampang. Tinggal gue susun dan mencari saksi dan beres deh."

Arlettha memutar bola matanya malas. Wilona ini agak unik, suka sekali sombong tapi selalu menasehati orang lain tidak boleh sombong. Intinya Wilona ini sahabat Arlettha yang cukup unik dari sekian.

"Gak boleh sombong. Nanti Tuhan lu marah."

Wilona tertawa kemudian mengupakan istigfar. Padahal Wilona ini beragama kristen.

"Kenapa gak sekalian masuk islam aja? Lu kan tau tentang islam, Wil?'' heran Arlettha. Pertanyaannya sedikit menyinggung tapi hal ini sudah biasa bagi Wilona.

"Belum siap. Kapan-kapan dah, gue coba," balas Wiona santai.

Arlettha menggeleng-geleng kepala. Memang sahabatnya ini sangat aneh dan unik. Bagaimana bisa ia jadi pengacara.

"Agama itu gak baik untuk di permainkan, Wil. Kalau lu mau netap di agama lu gak masalah kok, itu hak manusia. Yang pasti gue akan selalu dukung apapun jalan lu."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang