MAS DOSEN | 19

11.9K 331 0
                                    

... HAPPY READING ...

Ke-esokan harinya, Arlettha dan Arga akan bermain ke rumah Mama Sarah sambil membawa Mikki. Sesuai ucapannya, pada hari kamis mereka akan berlibur di hotel Gina hadiah yang di berikan oleh Pak Gio sebagai tand terimakasihnya.

"Mikki, kamu gak boleh nakal sama Mama Sarah. Gak boleh cakar-cakar sofa."

Sedari tadi Arlettha tak rapi-rapi menasehati kucingnya. Arga hanya memandangi istrinya ini, aneh.

"Sudah?"

Arlettha memangguk dan masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan mereka hanya bercerit untuk aktivitas di sana dan rencana berlibur ke Bali. Sebelum mobil Arga pergi dengan sempurna, terdapat seseorang di balik pohon mangga tersenyum sinis.

***

Baru saja mereka sampai di rumah Mama Sarah, untung saja Mama Sarah dan Papa Rasyid ada di rumah. Padahal mereka akan menghadiri acara pernikahan anak dari sahabatnya. Namun, mereka urungkan.

"Wah, jadi ini yang namanya Mikki?" Arlettha memangguk semangat.

"Iya mah. Aku ketemu di dekat komplek rumah, sebenernya gak mau di pelihara karena buna takut, tapi akhirnya buna setuju. Asalkan aku bisa rawatnya."

Mama Sarah tersenyum manis, ternyata istri dan kekasih Arga dahuu memiliki kegemaran yang sama.

"Oh iya tadi kata Rayyan kamu mau liburan? Kemana? Memangnya tidak mengganggu Arlettha kuliah?" setelah mendengar cerita dari putranya, kini Papa Rasyid bersuara.

Arlettha menggeleng. "Enggak ko. Aku dah libur," jawabnya diakhiri senyum.

Papa Rasyid menepuk jidatnya. Kenapa dirinya bisa lupa jika putranya ini sudah menikah, mengajar hampir enam bulan. Tapi, ada yang kurang.

"Habis liburan, hadiahnya cucu ya," bisik Papa Rasyid pada Arga. Dan bukannya ia menolak, tetapi hanya memberikan jempol. Anak dan bapak ini sulit untuk di tebak.

Arletth pun di ajak oleh Mama Sarah membuat masakan untuk makan siang nanti. Arlettha tidak begitu pandai dalam memasak, tapi ia tahu cara dan trik membuat masakan itu enak.

"Mau buat apa, mah?"

Mama Sarah yang sibuk mencari bahan masakan di lemari es pun menoleh pada menantunya. "Mungkin sayur sop kacang hijau. Kamu suka?"

Arlettha terdiam. Dia tidak begitu suka dengan sayur, tapi sayur sop kacang hijau adalah salah satu dari sekian sayur yang ia suka.

"Suka! Buna selalu masak itu kalo aku lagi sakit. Bahkan Bang Arhan sampai bosen," seru Arlettha sambil membantu memotong sayuran.

Mama Sarah tertawa pelan. "Kami ini ada-ada saja. Emangnya kamu gak suka sayur?"

"Suka. Cuma gak semua." balas Arlettha dengan cepat.

Mama Sarah pun membuatkan bumbu halus untuk sayur sop kacang hijau. Arletth tetap fokus pada potongan sayuran di meja dapur. Bi Atun saat ini tidak masuk, anaknya sakit. Makanya Bi Sumi kadang bekerja di rumah Arga ataupun Mama Sarah.

"Pernikahan kamu dua minggu lagi menginjak 6 bulan ya, sayang?" tanya Mama Sarah pada Arlettha yang sedang mencuci sayuran.

"Iya. Kenapa mah?"

"Kamu sudah itu sama Rayyan?" Arlettha menggeleng dan menunduk lesu.

"Gak papa. Mungkin kamu tau Rayyan masih mau menikmati masa pacaran. It's okey, jangan dipikirkan ya?" Arlettha memangguk dan memeluk mertuanya.

"Maaf, Arlettha belum bisa kasih cucu untuk mama," ucap Arlettha dengan sedih.

Mama Sarah merasa bersalah. Ia pun mengelua rambut Arlettha dan tersenyum. "Gak papa, sayang. Mama ngerti kok. Mungkin ada waktu dimana kamu akan melakukan itu."

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang