MAS DOSEN | 43

9.2K 248 0
                                    

... HAPPY READING ...

Pagi-pagi sekali Arga sudah pergi meninggalkan rumahnya, entah ia akan pergi kemana saat ini. Dirinya mengandarai mobil di atas kecepatan rata-rata, sepertinya ada hal yang harus segera Arga temui. Namun, dengan siapa?

Hingga mobil hitam milik Arga berhenti sempurna di Universinas Negeri Jakarta, ya dia pergi ke sini untuk mencari mahasiswinya, siapa tau mahasiswinya ini mengatahui keberadaan istrinya.

Dirinya berjalan dengan terburu-buru hingga tak sadar banyak mahasiswa lainnya yang terus menyapanya. Tujuannya hanya satu menemui Laura Anabella.

Arga mengetuk pintu ruangan Pak Jae untuk meminta izin menemui Laura Anabella.

Tok tok tok

Setelah mendengar sebuah perintah dari dalam, Arga segera masuk dan bersalaman dengan Pak Jae dan juga Pak Gio. Kebetulan sekali Pak Gio sedanh di dalam.

"Loh pak Arga? Apa kabar pak?" sapa Pak Jae ramah, matany melirik Pak Gio namun Pak Gio tidak terlalu peka. Mereka semua sudah mengetahui jika Arga telah sadar dari koma dan mulai mengingat sesuatu.

"Saya baik. To the point saja, tadi saya tanya kepada resepsionis mahasiswi atas nama Laura Anabella sudah tidak berkuliah di sini? Kenapa?" tanya Arga to the point, ia tak memiliki waktu panjang, karena begitu banyak tempat yang akan ia kunjungi hari ini.

Pak Gio dan Pak Jae saling tatap, mereka sama-sama bingung untuk menjelaskannya darimana.

"Mahasiswi atas nama Laura Anabella sudah kami keluarkan, dia terkena peraturan kampus dan wajib kami keluarkan," ucap Pak Jae dengan tegas, memang betul kampus ini memiliki banyak aturan dan point-point tertentu dimana mereka melarang maka akan terkena sanksi berupa denda, hukuman, atau bahkan dikeluarkan dari kampus ini.

Arga mengeritkan dahinya bingung, hal apa yang membuat Bella di keluarkan? Bukan-kah selama ini Bella terkesan baik untuk semuanya? Lalu hal apa?

"Kenapa bisa?" bingung Arga menatap Pak Gio dan pak Jae bergantian.

Pak Gio tersenyum itu, "karena dia terlibat dalam kasus pembalokan di hotel saya, Pak Arga terhormat," ucap Pak Gio menatap lawan bicara lekat, "dan anda dan istri anda yang menjadi korbannya. Saat ini Bella sedang menjalani hukumannya di polres Jakarta Selatan," sambung Pak Gio sambil menatap luar dari sebuah jendela ruangan.

***

Setelah mendapatkan penjelasan dari Pak Gio dan Pak Jae, Arga segera pergi ke polres Jakarta Selatan untuk menemui tahanan Bella.

"Sihlakan, Bella," ucap polwan terhadap tahanan Bella. Bella tersenyum kemudian memangguk seteju, ada rasa takut yang menghantui Bella saat ini.

Bella pun segera duduk berhadapan dengan Pak Arga. Ia tersenyum tipis dan ragu-ragu, "selamat pagi, Pak. Ada apa bapak temui saya?" tanya Bella dengan hati-hati.

Arga menatap Bella dengan tajam, ia cukup kecewa atas penjelasan tadi bersama Pak Gio dan Pak Jae.

"Pagi, Bella. Apa kamu tau keberadaan istri saya?" tanya Arga to the point.

Bella menunduk, ia merasa malu jika hal itu. Mengecewakan hati sang sahabat, dan sulit untuk mendapatkan kepercayaan yang baru. "Maaf pak, saya tidak tau. Terakhir saya bertemu dengan Arlettha saat persidangan keputusan. Selebihnya saya tidak tau pak."

Ya benar sekali, Bella sudah lama tidak berjumpa, terakhir saat persidangan keputusan, bahkan itu hanya sementara.

Arga memangguk paham, "siapa orang terdekat Arlettha akhir-akhir ini?" tanya Arga dengan lembut.

MAS DOSEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang