Ada dengung panjang yang terdengar ketika dokter mengumumkan waktu kematian Gistara satu minggu yang lalu. Kenandra merasa dunia seperti runtuh seketika. Telinganya berdengung. Tulangnya meluruh. Rasanya untuk menopang diri saja ia tak mampu.
Ia ada di dalam sana ketika para tenaga kesehatan memberikan tindakan CPR. Suasana kalut juga penuh ketakutan itu masih teringat jelas dalam ingatan. Keadaan di mana irama elektrokardiogram menggema nyaring. Lalu sebuah garis lurus muncul pada layar EKG. Kemudian para dokter yang berusaha memberikan pertolongan RJP sebab detak jantung Gistara mulai melemah.
Lalu sebuah pengumuman kematian yang terdengar memekakkan gendang. Kenandra benar-benar menyaksikannya.
Kenandra memejamkan matanya erat. Masih ada nyeri yang hadir setiap kali ia mengingatnya. Demi Tuhan ia tak sanggup bila harus merasakan kehilangan untuk yang ke sekian kalinya.
Dalam hidupnya ia sudah menghadapi kehilangan selama tiga kali. Yang pertama ibunya, lalu Aruna beserta calon anak mereka. Kemudian bila ia harus menghadapi kehilangan untuk yang ketiga kali ia rasa ia tak akan pernah sanggup untuk berdiri lebih jauh lagi.
"Mas..." Suara lembut dari Gistara menyadarkan dirinya dari lamunan panjang.
Kenandra menoleh. Ditatapnya Gistara dengan senyum tipis yang mengembang. "Iya, Ra?"
"Kamu kenapa sih? Dari tadi aku lihat kamu bengong mulu?"
Kenandra menggeleng. Lalu tatapannya beralih turun. Menatap anaknya yang sedang sibuk meminum ASI dari payudara ibunya.
"Aku tiba-tiba teringat kamu seminggu yang lalu," ujarnya sembari mengusap-usap lembut pipi halus putrinya.
"Aku nggak bisa bayangin seandainya kamu benar-benar nyerah waktu itu." Kenandra menjeda kalimatnya. "Ra..." panggilnya.
Gistara menerima tatapan lembut itu dengan perasaan hangat. "Terima kasih ya karena kamu sudah berjuang. Kamu hebat. Kamu benar-benar perempuan yang hebat," tutupnya yang disambut seulas senyum tipis dari Gistara.
Gistara mengalami lazarus syndrome. Kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) yang tertunda setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan. Yang mana, seseorang yang dinyatakan meninggal setelah detak jantungnya terhenti, kembali mengalami aktivitas jantung yang mendadak.
"Ra..."
"Hm?"
Kenandra terdiam. "Setelah ini kita harus bagaimana?"
"Kita seperti yang sebelumnya."
"Sebelumnya yang bagaimana?"
"Hidup masing-masing seperti tujuan tiga puluh hari kita."
Kenandra mengangguk. "Tapi aku masih ada sisa waktu tujuh hari lagi."
"Kamu bisa gunain tujuh hari itu untuk membuat cerita indah sebelum perpisahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIDERIUM (SELESAI)
RomanceGistara Prameswari mengira bahwa mencintai pria yang belum selesai dengan masa lalunya akan semudah seperti yang ia pikirkan. Namun, nyatanya tak sesimpel itu kala bayang-bayang masa lalu selalu datang menghantui pernikahan mereka. "Apa kamu nggak...