CHAPTER 37 : Pengakuan Cinta

123K 5.8K 599
                                    

Puntung rokok yang terselip di antara dua jari itu dibiarkan menyala begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puntung rokok yang terselip di antara dua jari itu dibiarkan menyala begitu saja. Meninggalkan abu berwarna putih yang jatuh perlahan sebab pembakaran dari lintingan tembakau dan juga cengkeh. Sedangkan asap-asap putih yang mengepul perlahan-lahan memudar sebab terpaan angin malam yang berembus lebih kencang daripada hari-hari lalu.

“Jadi alasannya apa?”

Kenandra berdeham. Diambilnya sebatang rokok yang tergeletak di atas meja itu dengan gerakan pelan. Lalu beralih mengambil korek api guna memantik lintingan tembakau.

“Gue nggak tahu. Tapi menurut gue sih, beliau mungkin merasa malu untuk muncul di depan Gistara.”

Sabia menoleh. Alisnya terangkat naik. “Malu karena apa?”

“Karena beliau merasa nggak cukup mampu untuk melindungi anak-anak dan juga istrinya.”

“Gue masih nggak paham.”

Kenandra berjalan maju, merapatkan tubuh ke arah pembatas balkon kamar yang menghadap langsung ke arah taman bunga. Namun netranya tak memandang ke arah sana melainkan menatap langit yang masih tampak kelam seperti hari-hari kemarin. “Orang kotor yang berada di sekitar Abimana saat itu bukan cuma Daniela Kuntoaji saja, melainkan ayah kandungnya sendiri. Mendiang Hartono Sariaatmaja yang baru aja berpulang satu tahun yang lalu.”

Alis Sabian semakin berkerut. “Memang kenapa sama Hartono Sariaatmaja?”

“Dia dalang utama penghilangan ibu kandung Gistara.”

“Hah?”

Kenandra mengibaskan tangannya ke udara. “Akar masalahnya terlalu rumit.”

“Gue mampu dengerin.”

Yang kemudian disambut dengusan kecil oleh Kenandra. “Harusnya lo tahu sih, lo kan kerjaannya nguliti orang-orang penting.”

“Gue kerja sesuai permintaan client,” balasnya membela diri.

“Intinya semua ini diawali dari kesalahpahaman,” jawabnya singkat. Lalu kembali menyesap puntung rokok yang masih menyala. Tidak apa-apa merokok sekali lagi, pikirnya.

“Jelasin yang lengkap anjing!” Sungguh Sabian sudah menunggu penjelasan ini dari tadi. Tapi jawaban yang didapat malah terlalu singkat. Kan jadi emosi.

“Pernikahan Abimana sama Ainun Larasati itu nggak direstui sama keluarga Abimana. Mendiang Hartono Sariaatmaja—ayahnya Abimana nggak menerima Ainun karena perbedaan strata sosial. Ya sama lah kayak bokap sama nyokap gue. Bedanya mendiang Hartono Sariaatmaja lebih sadis aja sih.”

“Intinya?”

“Dalang dari penyingkiran Ainun Larasati dan dua anaknya adalah mendiang Hartono Sariaatmaja. Dibantu oleh Daniela Kuntoaji yang mana saat itu ia digadang-gadang akan menjadi menantu Hartono Sariaatmaja untuk dijodohkan dengan Abimana.”

DESIDERIUM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang