”Apa? Lo mau ngomong apa?“
Suara Chaerra tertahan di tenggorokannya begitu saja. Gadis itu ingin membalas lebih keras karena baru saja pemuda di hadapannya ini mengatainya. Tapi yang ada kedua sisi bibirnya kaku, dengan gerak mata yang sedikit bergetar, secara tiba-tiba takut pada mata tajam Jeiden yang sejak tadi memandangnya begitu dalam.
”Berani banget lo ngatain gue goblok,” cibir gadis itu mengalihkan wajah, wajahnya memerah akibat suaranya yang jadi terdengar mencicit malu.
”Terus apa?“ Jeiden mendongakkan dagu pelan. ”Terus apa sebutan buat cewek yang masih joget-joget, minum-minum, kumpul sama cowok di club tengah malem gini?“
Mata Chaerra kembali naik tajam. ”Lo juga gitu kan? Malah lebih sering lo daripada gue.”
”Angka kasus pelecehan ke cewek itu lebih tinggi daripada kasus pelecehan ke cowok, lo harusnya lebih bisa jaga diri.”
”Oh, jadi lo lebih nyalahin korban daripada pelaku? Lo jadi salah satu orang yang mikir kalau pelecehan dipicu karena korban mancing daripada pelaku yang gak punya otak-”
”Chaer, bukan gitu.” Jeiden menyela cepat, kebingungan sendiri karena merasa juga salah bicara. ”Maksud gue-maksud gue tuh lebih ke individual, lo cewek, dan lo tau kan cewek rawan banget. Lo gak bisa ngatur otak orang lain, tapi lo bisa kan ngatur cara pakaian lo?”
”Jei!” bentak Chaerra tak tahan. ”Kenapa kesannya selalu gitu? Kenapa harus cewek yang jadi punya batasan? Kenapa selalu cewek yang punya stigma negatif-”
”Bukan gitu Chaerra!”
”Terus apa?” Suara Chaerra kembali meninggi, mendapatkan kepercayaan dirinya pada topik pembicaraan ini dan melupakan ledakan Jeiden barusan. ”Lo bisa pulang pergi ke club sesuka hati lo, kenapa gue enggak? Lo bisa minum-minum sampai mabuk sekalipun, kenapa gue enggak? Lo bisa telanjang dada, pakaian model apapun, kenapa gue enggak? Lo bisa rokok-”
”GUE UDAH RUSAK DAN GUE GAK MAU LO RUSAK!” Jeiden kembali berteriak, walau berikutnya jadi menyesal sendiri melihat Chaerra mengerjap terkejut. ”Oke, kita gak bahas secara universal, kita bahas secara individual. Alasan yang pertama, gue udah rusak dan gue gak mau lo rusak. Lo pikir enak tiap ada masalah lo harus kabur pakai rokok, alkohol, balapan? Lo pikir enak? Enggak, Chaer, enggak. Alasan yang kedua, gue udah ngerasain segala bentuk kenakalan sedangkan lo belum, dan gue gak mau lo ngerasain itu. Gue gak mau lo mabuk, gue gak mau lo rokok, atau yang terburuk gue gak mau lo jadi bahan pelecehan, gue gak mau. Alasan yang terakhir, karena gue sayang sama lo. Kalau gue gak sayang sama lo, gak sudi gue ngelarang-larang lo kayak yang gue lakuin selama ini. Sampai sini, lo paham?"
Kepala Chaerra rasanya berhenti bekerja. Manusia di hadapannya seperti manusia yang tidak ia kenal. Cara bicara tenang Jeiden tanpa nada sinis atau nada tak bersahabat yang biasanya saling mereka lemparkan berubah menjadi nada bicara paling lembut dan pelan yang pernah Chaerra dengar. Pemuda itu beberapa kali mengantupkan bibir dengan helaan nafas panjang seolah mencari kesabaran sebelum menjelaskan panjang lebar.
Namun fakta bahwa manusia di depannya tetaplah orang yang sama dengan orang yang setiap saat membuat Chaerra naik pitam membuat gadis itu tak dapat menerima dengan mudah. Kepalanya menolak mentah-mentah apapun yang Jeiden utarakan walaupun beberapa kalimat pemuda itu menyayat tepat pada dadanya.
”Brengsek!” maki Chaerra pada akhirnya, melemparkan dua kain di tangannya ke wajah pemuda itu. ”Gue gak mau ganti baju!”
Garis wajah Jeiden yang sebelumnya sudah melunak berusaha bersikap sehalus mungkin jadi kembali mengeras tanpa sadar. Tangannya dengan cepat menyahut kaos oversize yang menyangkut di hidungnya, dengan mata melirik tajam. Chaerra sudah berjalan dengan santai, duduk di sisi ranjang melepaskan sneakers hitam yang ia kenakan hanya dengan tanktop putih yang bahkan tak dapat menutup sempurna perutnya dan rok setengah paha yang langsung naik lebih pendek jika digunakan duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/338433003-288-k416369.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi... Boyfriend
FanfictionJeiden & Chaerra from Win Crown Lebih baik baca Win Crown dulu, tapi kalau mau langsung baca ini juga gak papa :) Rated: 17+ . . . . . Bagaimana jika gadis yang mendapatkan julukan Singa IPA bertemu dengan pemuda dengan julukan Idol Boy School di da...