Jeiden bangun lebih siang daripada biasanya. Pandangannya dari sofa yang langsung lurus ke arah ranjang sedikit mengernyit akibat keadaan kasur yang sudah rapi. Sudah tidak ada sosok gadis yang ia kenal di sana, kosong hanya dengan selimut dan bantal. Kepalanya masih berdenyut pusing dengan hidung pengar dan mata bengkak, tidak baik-baik saja sama sekali.
Hal pertama yang pemuda itu langsung pikirkan adalah Chaerra yang sudah berangkat ke acara dance-nya. Gadis itu tak akan bersusah payah menunggunya bangun, atau sekedar meninggalkan catatan. Hubungan mereka benar-benar tidak jelas, antara hanya sekedar teman atau lebih dari itu pun tidak jelas. Setelah membersihkan diri dan bermain ponsel untuk meredakan seluruh efek akibat menangis semalaman, Jeiden baru melangkahkan kaki ke luar dari kamar.
”Pagi.”
Tubuh Jeiden terjinggat, menoleh dengan mata melorot terkejut ke arah dapur. Tubuh Chaerra berdiri dengan penampilan rapi di dapurnya, terlihat tengah mencuci beberapa alat masak. Kepala pemuda itu refleks bergerak ke meja makan, dibuat makin terkejut akibat sudah ada beberapa makanan yang terhidang.
”Chaer, stop!” Jeiden berkata cukup keras. ”Turunin! Turunin!”
Mata bulat Chaerea mengerjap terkejut. Gerakan tangannya yang tengah menyeka beberapa bekas alat masak langsung membeku, menoleh pada Jeiden bingung sendiri. Rambut Chaerra yang biasanya akan mengembang ketika bangun tidur sudah rapi, dengan wajah gadis itu yang sudah segar.
”Kenapa?”
”Udah, biar gue aja!” kata pemuda itu cepat, menyahut benda di tangan Chaerra dan menyela tubuh gadis itu. ”Kok lo masih di sini?”
”Lo mau ngusir gue?”
Jeiden refleks menoleh, merubah ekspresi sinis dan tajam walau matanya justru tampak begitu sayu akibat efek bengkak. ”Pikiran lo negatif muluk sama gue.”
”Muka lo kayak habis kena pukul gitu,” cibir gadis itu, ”mending lo ngaca dulu deh.”
Decakan kasar menjadi respons yang berikutnya dapat Jeiden berikan dengan tampang makin tak bersahabat. ”Siapa yang bikin gue nangis? Gara-gara apa gue nangis? Kalau lo gak tiba-tiba-”
”Kok jadi nyalahin gue?”
”Terus siapa? Setan?”
”Lo tuh setan!”
Tangan Jeiden yang sudah basah oleh air melepaskan benda di tangannya, menoleh ke samping di mana Chaerra masih mendongakkan dagu menantang dengan tatapan tak santai. Pemuda itu lebih dulu menghela nafas panjang, merasa ia bertemu manusia berbeda dari manusia yang memeluk dirinya semalam, mengelus pundaknya, bahkan memberikan bahu untuk Jeiden bersandar. Tapi sosok di hadapannya ini kembali jadi gadis menyebalkan yang seolah sudah siap melemparkan apapun padanya, nyalang dan sinis.
"Lo-”
”Lo apa lo apa?”
Chaerra benar-benar terlihat seperti anak kecil tengil yang tengah haus perhatian. Wajah bulatnya dengan pipi berisi, mata besar, bibir gadis itu yang sedikit berkerut menantang, serta pakaiannya yang ia kenakan pagi ini hanya kaos dan hotpants menambah kesan semakin persis seperti anak kecil. Jeiden lagi-lagi menghela nafas panjang, menggeleng kecil walau berikutnya langsung melesatkan tangannya yang sudah basah dengan air untuk pencubit pipi gadis itu.
”Anj-” Chaerra memekik kencang, ingin mundur namun kalah gesit. ”Jeiden anjir! Gue udah mandi! Udah make up! Jangan lo ancurin!”
”Mood gue pagi-pagi juga udah lo ancurin ya monyet!”
Tangan besar pemuda itu terus meremas pipi Chaerra tanpa ampun, mencubit-cubitnya gemas sendiri bahkan sampai menarik kepala gadis itu ke kiri dan ke kanan. Pekikan nyaring Chaerra terdengar semakin kencang, tangan gadis itu masih berusaha mencengkeram lengan Jeiden supaya dapat terlepas dari pipinya, namun yang ada gadis itu kalah telak. Tenaganya tak sebanding dan membuat pemuda di hadapannya justru terkekeh puas dan menang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi... Boyfriend
FanfictionJeiden & Chaerra from Win Crown Lebih baik baca Win Crown dulu, tapi kalau mau langsung baca ini juga gak papa :) Rated: 17+ . . . . . Bagaimana jika gadis yang mendapatkan julukan Singa IPA bertemu dengan pemuda dengan julukan Idol Boy School di da...