"Gue baru sadar kalau rambut lo nyala banget." Itu kalimat pertama yang bisa Jeiden ujarkan setelah umpatan pada Chaerra yang baru saja menjambak rambutnya. "Udah kayak garangan jawa."
Chaerra tak melirik sama sekali, fokus berjalan memeriksa daftar belanjaan pada ponselnya. Jeiden hanya mengekor di belakang, mendorong troli pasrah. Jika gadis di hadapannya berhenti, ia ikut berhenti. Jika Chaerra kembali mengambil langkah, ia kembali mengambil langkah.
Sejujurnya rambut Chaerra tak berwarna secerah itu, bahkan warna merahnya menjuru pada cokelat. Mungkin hanya butuh waktu tiga sampai empat hari untuk warna merah luntur itu benar-benar pudar. Tapi karena sejak tadi bosan hanya diisi oleh keheningan, Jeiden memilih untuk memancing gadis itu.
"Mana cuman pakai celana setengah paha, kaos oblong, muka bangun tidur," lanjut pemuda itu kembali berjalan setelah Chaerra memasukkan beberapa beberapa keperluan dapur, "beneran kayak gembel."
Belum puas juga, Jeiden kembali mencibir, memandang tubuh Chaerra yang kembali berhenti menggapai satu bungkus buah alpukat untuk memeriksa harganya. Hal-hal seperti ini hanya bisa ia lakukan di luar kelas, karena jika di dalam kelas sikap Chaerra akan lebih beringas daripada biasanya. Gadis itu tak akan segan-segan melempar buku atau spidol pada siapa pun yang ia anggap menganggu, benar-benar seperti singa yang dibangunkan ketika tidur.
"Yang dapet julukan gelandangan di kelas mending diem aja deh," balas Chaerra mencibir, mengembalikan barang di tangannya kembali ke rak untuk kembali berjalan, "muka lo kayak orang ngemis," tambah gadis itu melirik sinis.
Jeiden ikut menggerakkan kaki setelah tangan pemuda itu bergerak menyahut buah alpukat yang tadi menarik perhatian Chaerra. Ia segera memasukkan benda tersebut ke dalam troli tanpa izin gadis di hadapannya. Jeiden kembali bergumam kecil, menolehkan kepala ke rak kiri dan kanan berniat membunuh bosan.
"Padahal muka gue yang paling ganteng," celetuk Jeiden tiba-tiba, "mata lo aja yang rabun."
Chaerra mendengus remeh, membalikan tubuh sepenuhnya. "Seratus persen anak-anak cewek di kelas bakal setuju sama gue kalau gue bilang lo yang terjelek di kelas."
"Sembilan puluh sembilan koma sembilan persen cewek-cewek di luar kelas, bakal setuju kalau gue bilang gue yang terganteng di kelas."
"Ya karena lo sogok pakai duit satu-satu waktu survei," nyinyir gadis itu melengoskan tubuh untuk fokus memilih snack.
Jeiden kembali menyahut snack yang sempat Chaerra ambil tapi gadis itu kembalikan ke tempatnya. Mata pemuda itu rasanya lelah sendiri menangkap tubuh Chaerra berhenti, mengambil barang, mengecek harga, lalu mengembalikannya kembali. Berkali-kali tangan Jeiden harus ikut terangkat setiap Chaerra sudah kembali berjalan, mengambil snack yang sudah gadis itu pegang.
"Beli sabun sana Chaer, biar gak panuan kulit lo, putih-putih semua sekujur tubuh."
"Bangsat!" Chaerra tak dapat menahan diri untuk tak mengumpat kencang, membuat beberapa orang menoleh terkejut dan aneh pada dua remaja yang sejak tadi mencibir satu sama lain. "Lo beneran kebanyakan temenanan sama Rendra Haikal sampai ketularan punya mulut cewek ya!"
"Hohoh, biar bisa bales mulut lo," jawab Jeiden ringan dengan ekspresi wajah tengil.
"Heh, Jeinudin!" Suara keras Chaerra tertahan, membuat tubuh gadis tinggi itu agak jinjit untuk mendekat ke wajah Jeiden. "Asal lo tau ya, lo tanpa keluarga lo tuh cuman cowok sampah gak guna yang kebetulan aja punya wajah ganteng."
"Gak papa, gue ganteng gue aman," balas pemuda itu ringan tanpa beban, "secara gak langsung lo emang ngakuin kalau gue ganteng."
Emosi Chaerra melonjak seketika. Tubuh gadis itu merunduk, berniat mengambil sandal jempit yang ia kenakan untuk membungkap bibir Jeiden atau sekedar melempar benda itu mengenai pipi Jeiden. Tapi pergerakkan Chaerra berhenti begitu saja menyadari troli yang Jeiden bawa sudah penuh, setengahnya bahkan diisi snack dan buah-buahan yang bahkan tidak ada dalam list belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi... Boyfriend
FanficJeiden & Chaerra from Win Crown Lebih baik baca Win Crown dulu, tapi kalau mau langsung baca ini juga gak papa :) Rated: 17+ . . . . . Bagaimana jika gadis yang mendapatkan julukan Singa IPA bertemu dengan pemuda dengan julukan Idol Boy School di da...