02. The Beginning

202 116 286
                                    

Haldane Abbey 1750

Hari ini adalah awal dimulainya musim gugur, dedaunan di Highlands seiring waktu berwarna kemerahan dan berguguran di sekitar pohon. Warga desa juga sibuk merayakan pesta panen tahunan di alun-alun, menyiapkan berbagai persembahan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen musim panas ini. Wajah mereka tampak begitu berseri, bahagia menyambut kedatangan musim baru.

Namun, itu tak berlaku untukku. Pergantian musim yang begitu cepat terasa bagai bencana bagiku. Artinya dua musim lagi aku akan bertunangan dengan seorang Lord inggris. Dia memang lebih baik dari apa yang aku bayangkan selama ini. Dan setidaknya ia bukanlah seorang Lord tua dan buruk rupa. Alih-alih ia adalah pewaris gelar Marquis of Abbey yang begitu tampan. Tapi itu sama sekali tak membuatku senang.

Jangankan menikah, bahkan untuk bertunangan pun aku masih ragu. Lantas bagaimana caraku mempersiapkan semua itu? Akankah aku harus membatalkannya? Tapi aku tak sekejam itu. Aku tak ingin mengorbankan rakyatku sendiri hanya demi memenuhi keinginanku.

" Haahhh " helaan napas berat keluar dari belah bibirku. Sesaat kualihkan pandangan ke arah luar jendela dari kereta kuda yang kutumpangi. Haldane Abbey masih terlihat mengintip dari balik bukit. Melihat bangunan megah itu menjulang diantara perbukitan mengingatkanku pada acara pesta minum teh tadi.

Flashback on

Kecanggungan melingkupi keheningan antara Lorytta dan juga sang Lord. Keduanya kini tengah berjalan-jalan mengitari Haldane Abbey yang megah. Melintas dari satu lorong ke lorong lain.

" Ekhem " dehaman itu sengaja Arran lakukan demi mengusir keheningan yang semakin lama semakin membuatnya tak nyaman. " Apa kau menyukainya M'Lady? " Tanyanya yang memecah keheningan sekaligus lamunan Lorytta.

" Aye, M'Leird. Aku sangat menyukai Haldane Abbey lebih dari yang aku bayangkan. " Jawabnya sembari tersenyum.

" Ah, bukan. Maksudku adalah pertunangan kita. " Sangkalnya yang seketika membuat Lorytta kaget.

" Aku akan berusaha yang terbaik untuk menyukainya, karena ini pun aku lakukan untuk kebaikan kita bersama, untuk MacLawry dan juga untuk Campbell".

Arran yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari Lorytta dapat menangkap tatapan kosong itu. Diam-diam ia tersenyum menatapi wajah cantik tersebut. Untuk kali pertama ia merasa kagum dengan kecantikan gadis itu.

" Kalau aku mengatakan bahwa aku hanyalah sebuah figuran apa kau masih mau melanjutkan pertunangan ini denganku? ".

Sesaat Lorytta terdiam, termangu dengan maksud dari pertanyaan tersebut. Sebelum pada akhirnya ia menjawab, " Aku akan mencoba menerima segalanya demi kebaikan rakyat Highlands " putusnya.

" Gadis yang polos " gumam Arran dalam hati setelah mendengar jawaban yang terlontar dari gadis di sampingnya. " Kalaupun Abbey lain telah kembali apa kau yakin masih mau mempertahankan pertunangan kita My Lady? Aku tak akan mengambil resiko sakit hati hanya karena aku jatuh cinta terlebih dahulu padamu karena sebenarnya takdirmu bukanlah dengan Lord Abbey yang ini, melainkan dengan Abbey lain yang entah sekarang berada dimana " gumamnya dalam hati.

Flashback off

Kilas balik memori itu mengusik pikirannya yang telah berkelana jauh. Lebih tepatnya pertanyaan terakhir Lord Abbey sebelum mereka sampai di bagian menara kastil dan mengagumi pemandangan lembah Highlands tadi.

"Kalau aku mengatakan bahwa aku hanyalah sebuah figuran apa kau masih mau melanjutkan pertunangan ini denganku? ".

Figuran katanya? Apa maksudnya ia hanya seseorang yang harus menjadi pengganti untuk di tunangkan dengan dirinya? " Tapi kenapa? Bukankah Lord Arran adalah seorang putra tunggal dari mendiang Marquis of Abbey yang dulu? " Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di benaknya, membuatnya tenggelam kembali dalam lamunan.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang