34. I Wanna Date

87 41 61
                                    

"Oppa, narang daeteu hajja!" Tayangan televisi yang menampilkan sepasang muda-mudi yang tengah bergelayut mesra menjadi satu-satunya sumber suara yang memecah hening di sela bunyi ketikan keyboard dan juga kunyahan gigi ketiga orang di sana. Suasana tentram melingkupi, yang mana ini adalah kali pertama ruang tengah apartemen Leedo terasa sedamai ini setelah sekian lama. Tak ada keributan lagi, perdebatan konyol, maupun kebisingan lain yang tercipta dari para penghuninya. Ketiganya memilih asik menyelami kegiatan masing-masing dengan hikmat.

Lorytta asik dengan acara televisi yang ia tonton, Grey sang pengawal asik menghabiskan sebungkus keripik kentang yang baru saja ia buka setelah sempat menandaskan satu bungkus nachos berukuran jumbo. Sedangkan sang pemilik rumah sibuk berkutat dengan setumpuk kertas juga laptop yang ia sanding, entah apa yang ia kerjakan hingga tak mengindahkan jus favoritnya sudah tandas dari dalam gelas dan tertampung di dalam lambung karet milik Grey. Ketiganya sama-sama terdiam hingga pada akhirnya Lorytta menyerukan sebuah panggilan antusias.

"Leird! Leird! Leird!" Panggilnya seraya menepuk paha Leedo yang kebetulan ia jadikan sandaran.

"Heum? Kenapa?" Acuh tak acuh Leedo menanggapi panggilan Lorytta, matanya masih terus terpaku pada layar laptop yang masih menyala dan menampilkan deretan tabel warna-warni tanpa ada niatan untuk mengalihkan tatapnya.

"Lihat dulu!".

"Iya-iya sebentar."

"Aihh lihat dulu!" Kesal Lorytta saat mendapati tuan beruangnya tidak serius menanggapinya.

"Baiklah-baiklah, kenapa? Apa yang ingin kau tunj-..." Kalimat Leedo terhenti di pangkal tenggorok kala ekor matanya mendapati sesuatu terpampang nyata di layar televisi. "Shit." Umpatnya.

Sepasang muda-mudi yang tengah memagut bibir tampak memenuhi layar digital di depan sana. Bertaut panas dan bringas layaknya tengah mengejar sesuatu yang telah lama mereka damba, yang mana membuat Leedo kesulitan menelan air ludahnya sendiri.

"Lihatlah Leird, mereka sedang ber-..."

"Iya aku tau, aku melihatnya." Sela Leedo sebelum Lorytta menyelesaikan kalimat yang hendak ia ucapkan.

Lorytta membenahi posisi duduknya sedikit menyamping, menumpukan dagunya pada lutut telanjang milik Leedo dan menatap sang pria yang kembali berkutat dengan layar yang ia pangku.

"Apa nama kegiatan yang mereka lakukan tadi?" Tanyanya dengan nada polos yang nyaris membuat Leedo mencekik dirinya sendiri.

"Eumm itu... Mereka sedang- berkencan, iya berkencan." Jawab Leedo asal. Ia mengalihkan pandangannya sedikit ke layar televisi dan segera mengganti saluran tersebut ke acara TV anak-anak saat mendapati adegan tidak senonoh terlampir di layar lebar di sana.

"Kenapa kau menggantinya Leird?" Seru Lorytta tidak terima. Ia hendak meraih remot yang Leedo letakkan di atas meja namun gerakannya kalah cepat dengan sang tuan beruang yang terlebih dahulu menjauhkannya dari jangkauan tangan. "Aihh, berikan padaku!".

"Tidak! Kau tonton saja itu dan jangan banyak protes, tayangan tadi tidak cocok untuk dilihat gadis seusiamu." Balas Leedo setelah menjauhkan remote tersebut dari jangkauan tangan Lorytta.

"Tapi aku ingin tau." Rengek Lorytta. Ia menyandarkan pipinya pada lutut sang pria dan dengan tampang memelas menatapnya yang justru sibuk mengetik.

"Leird."

"Heum?"

"Leird Bear!"

"Kenapa lagi?" Jengah terus menerus dipanggil akhirnya Leedo menghentikan aktifitasnya dan beralih menatap Lorytta yang kini memainkan ujung kaos yang ia kenakan.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang