28. Don't Leave Me

124 75 230
                                    

"Oppa, bagaimana ini? Kenapa Leird Bear belum juga kembali?" Tanya Lorytta entah untuk yang keberapa kalinya.

"Tenanglah, dia pasti akan kembali. Aku yakin. Tenangkan dirimu dulu Lorytta..." Ujar Dongju pada gadis yang ia sanding, Ia mendudukkannya di atas bangku yang tak berada di belakang mereka dan menyodorkan sebotol air mineral. Ia mengerti kecemasan yang dirasakan gadis itu, tapi apa yang bisa ia perbuat selain hanya menenangkannya?

"Apa yang terjadi? Dan kemana perginya Leedo Hyung?" Hwanwoong bertanya saat didapatinya Lorytta sudah berangsur tenang.

"Dia tiba-tiba pergi begitu saja setelah kami-..." Suara Lorytta kian memelan dan menghilang di akhir kalimat. Ia tak akan mungkin mengatakan apa yang sudah mereka lakukan sebelum Tuan Beruang nya pergi meninggalkannya begitu saja, ini terlalu memalukan untuk diakui. Sepenggal kejadian yang sempat terjadi beberapa saat yang lalu tiba-tiba hinggap begitu saja di benaknya.

Flashback on

Decapan lidah dan ritme sesapan yang stagnan mengisi ruang dan waktu di antara kedua insan tersebut. Keduanya sama-sama terlena pada irama decap lidah yang mereka ciptakan. Seakan tak peduli dengan keramaian di sekitarnya dan juga berapa pasang mata yang terarah menatap mereka, keduanya memilih asik menikmati tautan yang entah sedari kapan sudah terjalin.

Sang pria memimpin tautan tersebut, menyesap dan menelisik segala penjuru dari belahan manis milik sang gadis. Saliva keduanya sudah bercampur baur menjadi satu, dan dengan tergesa-gesa mereka saling berlomba guna menggigit juga menyesap belahan ranum masing-masing. Ia benar-benar terlena dengan sensasi yang ia ciptakan, bahkan manik matanya tak sedikitpun terlepas dari atensi wajah rupawan itu.

Lorytta memejamkan matanya kala dirasa kalah pertahanan dengan tatapan teduh milik tuan beruangnya. Ia kalah telak dengan apa yang pria itu lakukan saat ini. Sedangkan sang pelaku hanya menyeringai di sela decap lidah yang ia ciptakan. Mata birunya yang sedalam lautan sama sekali tak teralihkan dari wajah cantik di hadapannya. Hingga selang beberapa waktu kemudian akhirnya Ia  terpaksa menyudahi aksi tersebut.  pukulan pelan yang mendarat di area dadanya merupakan sebuah sinyal jikalau lawannya sudah nyaris kehabisan nafas.

Tautan yang mereka jalin selama beberapa menit akhirnya terlepas dan deru nafas keduanya terdengar saling memburu bagai tengah memperebutkan pasokan oksigen. Benang saliva terjalin menggantikannya sebelum pada akhirnya terputus paksa kala Leedo menyapukan ibu jarinya pada bibir Lorytta.

"Maafkan aku..." Gumam Leedo di sela deru nafasnya yang masih tersengal. Manik matanya sudah tak sesayu sebelumnya dan hanya menyisakan sorot mata tajam seperti biasa. Keheningan tak lama mengisi ruang walau sejatinya tak benar-benar hening. Atmosfer di antara mereka tiba-tiba juga didominasi oleh kecanggungan, bahkan setelah selang beberapa saat keduanya masih terlalu malu guna bersitatap. Agaknya tak akan ada percakapan apa pun yang hendak tercipta selama beberapa waktu ke depan.

Leedo masih berusaha menetralkan deru nafasnya yang belum terkendali, begitupun dengan Lorytta yang juga tengah menenangkan hatinya. Ia benar-benar merasa malu walau hanya untuk sekedar menatap wajah pria yang duduk tak jauh dari tempatnya itu. Beberapa kali ia mencoba untuk terlihat biasa saja, namun sensasi panas yang tercipta dan membakar kedua pipinya bukanlah hal yang bagus. Ia yakin pipinya pasti akan berwarna kemerahan saat itu juga.

Selesai dengan kegiatannya mengumpati diri sendiri, akhirnya Lorytta memberanikan diri guna menatap Leedo. Ia tak bisa membiarkan kecanggungan tetap mendominasi dan menciptakan karak yang tak diinginkan. Namun niat itu harus ia kubur dalam-dalam.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang