Hari ini adalah awal pekan dimana Leedo tidak memiliki kelas di hari itu. Berhubung kemarin ia baru saja mengalami hari yang cukup berat bersama teman-temannya, hari ini ia memutuskan untuk mengistirahatkan diri. Dengan bertemankan segelas jus buah dan juga cemilan di sisi kirinya ia sibuk dengan dunianya sendiri.
Suasana sunyi terasa melingkupi ruang. Entah kapan terakhir kali ia merasa setenang ini semenjak kedatangan dua orang penghuni lain di apartemennya. Ngomong-ngomong soal Lorytta dan Grey, mereka tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lorytta yang sibuk menyulam sapu tangan di ruang tamu dan Grey yang masih tidur dan menguasai kamarnya. Beruntung pagi ini ia ada dalam suasana hati yang baik, hingga tak menendang bokong pria jangkung itu saat menjadikannya pengganti guling semalaman.
Leedo meraih remote televisi yang tergeletak di atas meja kecil di depannya, dan mengganti saluran TV yang semula menayangkan kartun spons kuning ke acara olahraga. Tak berlangsung lama kegiatan yang ia selami semakin terasa membosankan, bahkan acara gulat yang ia tonton juga tak seseru beberapa saat lalu. Keheningan amat terasa saat ia mengedarkan pandangan, yang terdengar di telinganya hanyalah suara bising dari AC dan juga televisi. Tak ada suara lain yang terdengar selain kedua hal tersebut.
Ponsel pintarnya yang ia letakkan di dekat gelas akhirnya menjadi pilihan terakhir untuk ia menyibukkan diri. Ia meraih benda pipih tersebut setelah sempat menyingkirkan sebungkus kripik kentang yang sedari tadi ia tandaskan isinya. Ia juga mengubah posisi duduknya menjadi setengah berbaring dan mulai mengoperasikan benda canggih tersebut.
Seulas senyum terpampang cuma-cuma kala ia mendapati sebuah potret yang mereka ambil kemarin. Di sana terlihat lima orang yang tersenyum dengan berbagai pose berbeda. Ada dirinya dan Lorytta di barisan depan menghadap tepat ke arah lensa kamera, dan tiga orang lainnya berada di belakang dengan posisi Grey merangkul dua teman barunya. Fokus Leedo lagi-lagi terdistraksi oleh atensi gadis di dalam foto yang berbeda. Sesaat ia tersenyum kembali kala menyadari betapa ekspresif gadis itu. Dari sekian banyak foto yang ia lihat penglihatannya hanya akan terfokus pada ekspresi Lorytta yang tertangkap kamera.
Sedikit banyak kegiatan yang ia langsungkan menyita fokusnya, namun lagi-lagi dii tengah fokusnya meneliti hasil jepretan tersebut, sebuah panggilan masuk ke ponselnya dengan nama 'Eomma' yang tertera di layar utama. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Leedo menggeser panel hijau di layar dan menempelkan benda tersebut ke telinga kanannya.
"Ne yeoboseo?" Sapanya seraya membaringkan diri dengan sebelah tangan yang dijadikan bantalan.
"Eoh, yeoboseo. Hakkie, kau di mana nak?" Balasan dari seberang sana terdengar begitu ramah nan bersemangat. Ia berani bertaruh jika seseorang yang ia panggil dengan sebutan Eomma tersebut tengah menyunggingkan senyuman manisnya.
"Ne, aku sedang berada di apartemen, Eomma. Waeyo?".
"Eomma sedang berada dalam perjalanan ke apartemenmu, apa kau mau Eomma belikan sesuatu dulu?" Jawaban yang Leedo dapati berhasil membuatnya tersentak kaget. Mata bulatnya kian membola saat lanjutan kalimat setelahnya terlontar beberapa saat, "sebentar lagi Eomma akan sampai di sana. Kebetulan Eomma masih berada di kedai kopi, apa kau mau sesuatu?"
Deg
Jantung Leedo serasa berhenti sepersekian detik. Kepanikan tiba-tiba menyergapnya tanpa diduga, begitupun dengan pekikan tak percaya yang terlontar tanpa ia sadari.
"Mwo?!" Pekiknya yang seketika bangkit dari pembaringan.
"Eomma sedang berada di kedai kopi favoritmu, waeyo? Lima belas menit lagi Eomma akan sampai, tunggu saja di sana ne.." Balasan berupa pengulangan tersebut semakin gencar memacu kepanikan yang Leedo rasakan. Ini benar-benar di luar dugaan. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui rencana kunjungan Eomma nya? Lantas apa yang akan ia lakukan sekarang? Dengan kehadiran Lorytta dan juga Grey di apartemennya, kunjungan Eomma nya merupakan sebuah bencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Prince(ss) ✿ONEUS✿
Fantasy✯ Series 1 ✯ #Scandalous Highlanders Lorytta MacLawry harus rela terpental dari dimensi era sassannach inggris yang kemudian datang ke dimensi modern setelah membaca sebuah buku berjudul ' The Lost Prince(ss) ' dan dipertemukan dengan seorang lelaki...