23. The Good of Bad News

175 113 270
                                    

Hiruk pikuk keramaian memenuhi bangunan tua di pusat desa An Soadh walaupun tak seramai biasanya. Beberapa pengunjung nampak berdatangan yang di dominasi pria berusia lebih dari kepala dua. Aroma anggur dan minuman lain bercampur dengan keringat dari para Highlanders. Tawa-tawa menggelegar dari berbagai penjuru, begitupun dengan senda gurau khas masyarakat Highlands yang terdengar memenuhi bangunan tua tersebut.

Dari segelintir pengunjung yang baru saja datang, seorang pria terlihat sedikit mencolok daripada yang lain. Topi jerami yang ia kenakan sedikit ia turunkan saat memasuki pintu masuk Rumah Bordil dengan tulisan plang nama Bonny Bruce, tampaknya ia tak ingin seorang pun melihat dan mengenali wajahnya. Baru saja ia melangkahkan kaki lebih jauh ke dalam, beberapa wanita berpakaian minim menghambur begitu saja ke arahnya.

"Selamat malam aluinn, ingin menghabiskan malam dengan kami?" Tanya salah seorang wanita cantik berpakaian minim yang memperlihatkan dadanya. Nada bicaranya mengalun dan terlihat sekali niatannya guna menggoda pria itu. Entah ia sudah menjadikannya santapan ke berapa hari ini.

Arran mengikuti kemanapun wanita-wanita itu menggiringnya. Untuk kali ini ia akan bersabar menghadapi tingkah menjijikkan dari para penjilat ini demi menuntaskan daftar rencananya.

"Kau tampan sekali, apa kau bukan berasal dari sini?" Seorang wanita lain bertanya sembari menggerakkan jarinya di dada bidang Arran.

"Aye nona-nona, aku-... Pendatang baru di sini" Arran mencoba menyetabilkan suaranya saat wanita-wanita tak bermoral itu mulai menyentuhnya di sana-sini. Inilah yang biasa para wanita itu lakukan. Di Highlands para wanita sering bertahan hidup dengan mengandalkan apa yang mereka miliki, misal kecantikan, kelicikan, kepintaran, dan kekuasaan. Mereka akan melakukan segala cara untuk tetap bertahan hidup di tanah MacLawry yang di kenal keras. Kehidupan Highlands terkadang memang lebih liar dibandingkan London.

"Siapa namamu aluinn?".

"Namaku Jarrett, Mr. Jarrett Mathson," Arran memperkenalkan dirinya dengan identitas lain guna melancarkan rencana yang yang sudah ia susun baik-baik.

"Nama yang bagus, sejalan dengan orang yang tampan, bukan begitu?".

Arran menepis tangan yang hendak menaikkan ujung topi jeraminya dengan halus dan tersenyum. Lantas ia berujar

"Bisa ambilkan aku beberapa anggur dan daging rusa? Aku akan membayar setimpal kalau kalian mau melakukannya" Arran sengaja menempatkan tangannya pada pinggang ramping kedua wanita yang mengapingnya, begitupun dengan nada bicaranya yang ia buat sesensual mungkin. Tak lama kedua wanita penggoda itu akhirnya pergi dan meninggalkan Arran yang kini mencari mangsa.

Manik matanya ia bawa menelisik segala penjuru. Keramaian ada dimana-mana, hampir segala penjuru tempat ini diisi dengan berbagai kalangan rakyat. Dari masyarakat biasa, menengah, hingga atas, salah satunya ia sendiri.

Satu target tertangkap oleh penglihatan tajamnya begitu ia menoleh ke sisi kanan. Tepat di sudut ruangan yang berjarak tiga meter dari tempatnya duduk, seorang pria tengah memagut bibir wanita penjilat. Nampak sekali nafsu di antara mereka berdua yang membara, hanya saja sang wanita terlihat jauh lebih abai. Arran terus memperhatikan mereka hingga saat wanita itu mulai melepas pagutan dan pergi ia baru melancarkan aksinya.

Thak

Bunyi itu terdengar saat ia meletakkan sebotol anggur di atas meja. Pria paruh baya yang ia tetapkan sebagai mangsanya malam ini ternyata jauh lebih mabuk dari apa yang ia banyangkan. Lihat saja, tatap matanya yang sayu berikut dengan wajah memerah, kepalanya sudah terkulai begitu saja di atas meja, agaknya keberuntungan tengah berpihak padanya malam ini.

"Oh, haha... Apa yang kau lakukan anak muda?" Tanya pria itu saat baru menyadari kehadiran Arran di hadapannya. Ia sedikit mengangkat kepalanya dan bersandar pada kursi kayu yang ia tempati.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang