38. You're Not Fine

68 31 29
                                    

Lorytta MacLawry mengaduk secangkir teh paginya dengan gerakan pelan tanpa tenaga. Pandangan matanya kosong menatap pada ubin dinding yang terpasang mengelilingi area foyer minimalis apartemen Leedo yang masih begitu sepi. Sinar matahari mulai menyorot dari jendela yang dibiarkan terbuka sejak kemarin, menyinari sebagian wajahnya dan menyalurkan rasa hangat yang berhasil menyadarkannya dari lamunan.

Dengan gerakan pelan ia menoleh ke arah jam dapur yang terpasang di dinding seberang. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 waktu setempat, namun tak ada tanda-tanda penghuni lain yang menampakkan diri selain dirinya. Bahkan sang tuan rumah juga belum menampakkan batang hidungnya sedari tadi. Yang ia lihat sedari bangun tadi hanyalah Grey yang tertidur di sofa ruang tengah.

"Kenapa Leird Bear belum bangun juga? Ini kan hari senin, kenapa ia belum bangun?" Gumamnya pelan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan melongokkan kepalanya ke arah lorong yang mengarah ke kamar tidur. Pintu cokelat itu masih tertutup rapat sejak semalam dan belum ada tanda-tanda jika seseorang itu sudah keluar dari sana.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanyanya entah pada siapa, mengiringi langkahnya yang terarah ke ruang tengah dengan perlahan. Mengingat kembali seberapa parah pria itu mabuk semalam, rasanya tak mungkin jika pria itu baik-baik saja sekarang. Tak ayal hal itu sedikit banyak menumbuhkan kekhawatiran di hati Lorytta.

Masih dengan menyangga secangkir teh hangat yang ia buat, ia berjalan mendekati pintu tersebut, mengetuknya pelan dan berseru. "Leird? Apa kau sudah bangun?" Panggilnya.

Ia terdiam sebentar guna menunggu sahutan dari dalam, namun tak ada satupun suara yang tertangkap oleh pendengarannya. Sehingga dengan terpaksa ia kembali berseru. "Aku membuatkanmu secangkir teh Leird, apa kau di dalam?"

Masih hening, tak ada satupun suara yang menyahutinya. Pikiran Lorytta mulai melayang kemana-mana kala mengingat kembali kejadian semalam untuk kedua kalinya. Praduga yang mengatakan jika tuan beruangnya tidak sedang baik-baik saja menjadi satu dari sekian praduga yang ia buat dan berhasil membuatnya gelisah tanpa sebab.

"Leird?" Panggilnya lagi, bahkan kini ia mulai meninggikan suaranya berharap seseorang di dalam sana membukakan pintu dan membuktikan jika praduganya salah, namun apalah daya. Tak ada satupun sahutan yang terdengar walaupun ia sudah menggedor-gedor pintu kayu tersebut.

Sedangkan di dalam sana, Leedo mengernyit dalam tidurnya dengan keringat dingin yang membanjiri nyaris keseluruhan wajah dan tubuhnya. Air wajahnya berlomba-lomba turun dari dahi dan berjatuhan ke atas bantal yang ia jadikan alas kepala. Nampaknya alam bawah sadarnya terjebak dalam situasi yang jauh lebih buruk dari keadaan nyata. Kepalanya ia bawa menoleh ke kanan dan ke kiri, nampak seperti orang yang tengah gelisah dan menahan sakit. Lenguhan dan rintihan juga terdengar beriringan dengan deru nafas tak beraturan yang keluar dari paru-parunya. Sayup-sayup ia mendengar dering telepon dari arah samping yang terpaksa membuatnya membuka kedua matanya yang terasa berat. Dengan berbekal insting ia menggerakkan tangannya meraba nakas samping kasur untuk meraih benda pipih yang ia duga berada di sana.

Leedo mengerjapkan matanya yang terasa pedih beberapa kali, mencoba untuk memperjelas pandangan yang masih nampak buram. Bayangan huruf hangul yang bertuliskan kata 'Eomma' tertera di layar utama yang membuatnya menggeser panel hijau tersebut tanpa pikir panjang.

"Hakkie, kenapa tidak mengangkat telfon Eomma semalam? Nenek meminta Eomma mengajakmu ke Busan besok, apa-... Hakkie? Apa kau di sana nak?" Cerocosan sepanjang rel kereta api menyahuti dari seberang setelah nada sambung terdengar tak lama kemudian. Eunha yang tengah sibuk mengocok adonan telur dan susu di dapur seketika terdiam kala rintihan tertahan terdengar dari sambungan telepon.

"Hakkie?"

"Ye Eomma, eungh..." Leedo menyahuti sembari memejamkan matanya saat dirasa pening yang menghujam kepalanya kian menjadi. Deru nafas berat juga mengudara seiring dengan hembusannya yang terasa panas.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang