06. A Fact

183 113 361
                                    

" Jadi kau-.... " Leedo tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Suaranya tercekat begitu saja di pangkal teronggok. Hanya dengan membayangkan makhluk apa yang kini sedang duduk manis di depannya bulu kuduknya sudah meremang.

" Makhluk macam apa sebenarnya kau ini?! " Tanya Leedo dengan intonasi nada yang meninggi. Ia menatap tajam ke arah Lorytta yang tak mengeluarkan sepatah katapun.

" Aku manusia, sama sepertimu Leird " jawab Lorytta enteng.

" Jangan membohongiku lagi! " Sentaknya lantas berdiri menghampiri Lorytta. Ia sudah kepalang kesal karena berbagai kejadian aneh ini dan sekarang fakta bahwa gadis di depannya ini berasal dari abad pertengahan membuatnya ingin sekali mencekik seseorang.

" Jawab aku! Apa yang ingin kau lakukan?! Dan apa maumu?! " Suara berat Leedo lagi-lagi menggelegar memecah sunyi di pukul satu dini hari. Tanpa belas kasihan ia mencekik leher gadis itu.

Lorytta memberontak dan berusaha melepaskan cengkraman lelaki beruang yang kini sedang mengamuk di depannya. Tapi tak bisa, kekuatannya tak mampu untuk menyainginya.

" Le-lepas!! Em-M... Leird-..." Lorytta terus memberontak. Nafasnya tercekat dan tak dapat memasuki paru-parunya. Kakinya yang menggantung mencoba untuk menendang sebagai perlawanan terakhir. Tapi tak ada hasil, cengkraman itu semakin lama semakin kuat. Lorytta pasrah apabila ia harus mati di tangan beruang ini.

Perlahan-lahan Lorytta merasa tubuhnya kian terasa ringan dan dunia yang sangat gelap menelan tubuhnya. Ia jatuh tak sadarkan diri di tangan Leedo.

Leedo yang semula begitu marah kini dilanda kepanikan, tubuh gadis itu melemah dan jatuh tak sadarkan diri setelah ia melepaskan cengkramannya.

Leedo menggelengkan kepalanya beberapa kali sembari melihat kedua tangan yang ia gunakan untuk mencekik gadis yang sudah tak sadarkan diri.

" Tidak, aku t-tidak membunuhnya, tidak.. tidak " racaunya.

Leedo segera menghampiri raga yang telah kehilangan kesadarannya tersebut. Mengguncangnya namun tak ada respon, mata gadis itu sudah tertutup rapat. Kepanikan kembali menyergapnya. Dengan tergesa-gesa ia menempelkan telunjuknya pada hidung mancung milik Lorytta dan kala mendapati hembusan nafas yang begitu lemah ia bernapas lega. Setidaknya ia tak sampai membuat nyawa gadis itu melayang karenanya.

Dengan tangan yang masih gemetar, Leedo memindahkan tubuh lemah itu ke atas sofa. Ia hanya berharap bahwa apa yang sudah terjadi hari ini tidaklah nyata dan hanya bunga tidur belaka, karena kalau ini semua nyata ia tak yakin kedepannya ia bisa bertahan untuk tidak membunuh gadis polos ini.

Beberapa waktu kemudian, hingga menjelang pagi, Leedo sama sekali tak mengistirahatkan diri. Ia masih setia menuggu sang gadis sadar, karena jujur ia merasa sangat bersalah. Terlebih lagi setelah melihat bekas kemerahan melingkar di leher mulus itu. Tapi Leedo masih bersyukur karena ia tak sampai membunuhnya dan hanya membuatnya kehilangan kesadaran saja.

Tapi rasanya ia masih belum bisa mempercayai dan menerima fakta bahwa Lorytta berasal dari abad pertengahan. Yang benar saja, bagaimana mungkin seorang gadis yang lahir di abad ke tujuh belas bisa hidup sampai abad dua puluh an. Itu tak masuk akal dan yang lebih mencengangkan lagi ialah gadis yang seharusnya sudah berusia lebih dari tiga abad itu tetap belia bagai baru memasuki awal masa remaja. Leedo benar-benar tak habis pikir akan hal itu.

" Eunghh " lenguhan itu terdengar sesaat sebelum kelopak mata itu terbuka. Mata Lorytta mengedar dan saat mendapati lelaki yang menyekiknya beberapa waktu yang lalu raut wajahnya seketika berubah ketakutan.

Leedo yang menyadari perubahan raut tersebut berusaha mendekati dan menenangkannya. Entah mengapa instingnya mengatakan padanya untuk melakukan itu.

" Tak apa, aku tak akan menyakitimu lagi... " Ujarnya sembari membantunya yang tengah berusaha bangkit. " Tak apa, aku... Minta maaf untuk yang tadi " lanjutnya setelah melihat bahwa sang gadis beringsut menjauh hingga ke ujung sofa. Dalam hati Leedo merutuki dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol emosi hingga hampir membunuh gadis tak bersalah itu.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang