25. Another Strange

128 85 278
                                    

Pip-pipp-piip

Suara bising dari alarm yang tergeletak di atas nakas berhasil mengusik tidur seorang lelaki. Matanya mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan penglihatannya yang masih terasa buram. Baru saja ia menjejaki alam mimpi sesaat sesuatu sudah mengusiknya kembali dan memintanya untuk segera beranjak dari pembaringan.

"Hahhh..." Hembusan nafas berat itu mengudara saat suara dengkuran keras menusuk gendang telinganya. Ia juga menyingkirkan tangan dan kaki milik pemuda di belakangnya yang mengekang pergerakan dari tubuh besar miliknya. Setelah beberapa saat berkutat guna melepaskan kungkungan tersebut, akhirnya Leedo bisa bangkit dan terduduk di sisi ranjang, ia memandang jijik pada posisi tidur Grey yang menggelikan. Lihat saja, tubuh kerempeng itu menguasai hampir keseluruhan kasur king size miliknya, belum lagi mulutnya yang terbuka lebar sedari tadi tak berhenti menyerukan dengkuran keras. Untuk sesaat Leedo tak dapat mempercayai jika lelaki bertubuh tipis itu bisa mendengkur sekeras badak.

Puas memandangi cara tidur Grey yang sangat menggelikan, akhirnya ia memilih untuk beranjak masuk ke kamar mandi, menggosok gigi dan juga membasuh wajahnya. Tak sampai lima menit kemudian ia sudah keluar dari bilik kecil itu dengan kondisi wajah yang jauh lebih segar.

Lagi-lagi matanya kembali menyorot ke arah Grey yang nampaknya masih terlena di alam mimpi. Agaknya kasur kesayangannya dan juga seisi kamar sudah beralih tangan dan menjadi milik lelaki itu. Ya, semenjak insiden pertengkaran kecilnya waktu itu akhirnya Leedo memilih untuk berbagi kamar dengan sang prajurit, karena jika tidak maka Lorytta sendiri yang akan berbagi kamar dengan pria itu. Tentu saja hal itu memancing amarah Leedo yang teramat mudah untuk di perciki api. Sehingga pada akhirnya ia merelakan untuk berbagi kamar dan tempat tidur dengan lelaki aneh tersebut, sekalipun setiap malam ia harus mendengarkan lagu tidur yang sangat tidak baik untuk kesehatan telinganya.

Leedo memutuskan keluar dari kamar setelah sempat meraih kaus putih polos yang tergeletak di sisi ranjang. Tak ada gunanya ia terus memandangi cara tidur Grey yang menggelikan, dan lebih baik ia menyiapkan makanan untuk mereka bertiga. Kehidupan Leedo benar-benar berubah drastis berkat kehadiran Lorytta dan juga Grey. Seumur hidup ia tak pernah berpikir untuk dipertemukan dengan orang-orang yang berasal dari abad pertengahan, terlebih dengan seorang anggota bangsawan dan antek-anteknya. Semua ini masih terasa bagai mimpi yang sulit di percayai kebenarannya.

Masih dengan langkah malas Leedo memasuki area dapur. Sayup-sayup ia juga mendengar senandung lirih mengudara dari arah sana yang mana membuatnya di gelitiki rasa penasaran.

"Hmmm.... Hemmm...hmmm...." Senandung lirih itu terdengar beriringan dengan dentingan sendok juga cangkir yang beradu. Yang mana berasal dari seorang gadis yang sibuk mengaduk sesuatu di dalam cangkir keramik.

Leedo menyandarkan dirinya di sisi tembok dengan tangan yang menyilang di depan dada, matanya menelisik bagaimana gadis itu sibuk mengaduk dua cangkir di depannya. Entah apa yang sedang gadis itu seduh yang jelas itu bukan hal yang Leedo ingin ketahui. Baginya memperhatikan seorang gadis bangsawan yang mengenakan hoodie kedodoran miliknya saja sudah menjadi satu hal yang menarik, ketimbang menebak apa yang sedang ia lakukan di dapur.

"Morning Jery," sapa Leedo seraya berjalan mendekati Lorytta yang masih sibuk membelakanginya. Dapat ia lihat bagaimana gadis itu tersentak kaget kala suara beratnya menyapa indera pendengaran.

"Oh, astaga!..." Pekiknya terkejut. Hampir saja ia menjatuhkan teko teh yang ia pegang saat mendengar suara sedalam lautan tersebut menyapanya. Buru-buru ia berbalik guna melihat siapa pelaku yang sudah membuatnya terkejut, namun lagi-lagi suatu hal kembali membuatnya nyaris kehilangan nafas.

Hamparan dada bidang kekar tanpa sehelai benang terbentang tepat di depan mata saat ia berbalik.

"Oh, selamat pagi Leird..." Sapanya seraya memundurkan wajah guna menciptakan jarak di antara mereka.  Sesaat ia terdiam guna menetralkan denyut jantungnya yang berdetak kencang akibat keterkejutan atas hadirnya pria itu. Sedari waktu lalu ia tak mendengar suara langkah kaki mendekat dan tau-tau sebuah suara mengejutkannya berikut dengan sang pelaku yang sudah berdiri tepat di belakang tubuhnya. Entah kapan dan bagaimana bisa pria itu masuk tanpa menimbulkan suara.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang