Tiga hari berlalu setelah perbincangan mereka malam itu, interaksi antara Leedo dan juga Lorytta sedikit merenggang. Hubungan keduanya tak selekat sebelumnya, Lorytta lebih memilih membangun jarak dengan sang tuan beruang, menghabiskan waktu dengan memendam diri di dalam bilik kamarnya sendiri. Sesekali ia hanya akan keluar kamar saat dirasanya perlu melakukan hal penting, tapi selebihnya ia akan lebih senang memerangkap dirinya di sana.
Leedo menatap sendu ke arah pintu kamar tamu yang berada tepat di sebelah kamar utama miliknya. Pintu itu tertutup rapat sedari waktu makan siang tadi dan belum juga terbuka menampakkan penghuninya. Bahkan hingga sore hari tiba pun ia masih belum melihat Lorytta menampakkan kembali batang hidungnya.
Dengan helaan nafas berat yang mengiringi, Leedo akhirnya melangkahkan kakinya mendekat, mengetuk pintu itu perlahan dan berujar. "Lorytta apa kau di dalam?" Panggilnya, namun tak ada sahutan. "Aku memanaskan daging dan makanan di dapur, makanlah bersama Grey selagi hangat. Aku akan keluar sebentar dengan teman-temanku." Lanjutnya.
Lagi-lagi ia menghela nafas berat kala satu pun suara tak menyahutinya dari dalam sana. "Aku akan pulang terlambat nanti, jadi tak usah khawatir. Makanlah dulu bersama Grey." Pungkasnya sebelum benar-benar berlalu.
Dengan langkah lebar yang terkesan lesu Leedo berjalan menuju pintu, melewati Grey yang tengah disibukkan dengan berbagai kartu di depannya.
"Sir, sir! Kau mau kemana?" Tanyanya.
"Aku akan keluar sebentar, kau makan dulu bersama Lorytta dan pastikan ia menghabiskan makan malamnya." Jawab Leedo sembari mengenakan sepatunya tepat di depan pintu.
"Tapi kau mau kemana?"
"Aku pergi dulu. Jangan ada yang membukakan pintu untuk siapapun kecuali kalau itu aku. Mengerti?"
Leedo segera keluar dari unit apartemen tersebut setelah mendapati anggukan mengerti dari Grey walau tatapan ingin tahu masih menyorot intens dari pria jangkung tersebut.
Grey menghendikan bahunya acuh dan memilih melanjutkan kegiatannya menyusun kartu sebelum ia dikejutkan oleh sebuah tanya dari majikannya.
"Kemana M'Leird pergi Grey?" Tanya Lorytta tiba-tiba.
"Astaga!" Pekiknya terlonjak kaget, "entahlah Lass, dia bilang ingin keluar dengan teman-temannya." Lanjutnya setelah menetralkan degup jantungnya yang sempat tak terkendali.
Lorytta hanya menanggapi jawaban tersebut dengan membulatkan bibirnya dan tak lama melangkahkan kakinya kembali untuk memasuki bilik yang ia tempati.
"Tunggu Lass, bukankah itu jaket Leird Bear? Apa yang kau lakukan dengan itu?" Tanya Grey yang mana berhasil menghentikan langkah kaki Lorytta yang nyaris sampai di ambang pintu.
"Iya, ini miliknya."
"Lalu apa yang kau la-..."
Blam
Pertanyaan Grey harus rela terpotong begitu saja saat daun pintu yang Lorytta buka kembali tertutup diikuti bunyi bedebum keras yang memecah sunyi. Dengan pandangan heran sekaligus penuh tanya Grey menatap pintu di mana Lady nya tadi menghilang.
"Ada apa dengannya?" Gumamnya sebelum pada akhirnya memilih untuk abai dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Sedangkan di balik pintu, Lorytta menatapi jaket di tangannya dengan pandangan yang sulit di artikan. Jemari panjangnya mengusap bekas jahitan yang berada tepat di atas saku kiri. Lambang yang sempat ia buat beberapa waktu lalu sekarang tak lagi ada di sana, berkat dirinya yang dengan sengaja membuangnya.
"Maafkan aku Leird, aku terpaksa menghapusnya agar nanti kau tak memiliki apapun yang sekiranya bisa membuatmu ingat akan hadirku saat aku pergi." Gumamnya seraya membawa jaket tersebut ke dalam pelukan hangatnya. Hatinya ikut hancur hanya dengan membayangkan perpisahan tak terduga yang akan terjadi di kemudian hari. Tepatnya saat mereka berhasil menemukan cara untuk mengembalikan dirinya dan juga Grey. Memang sudah seharusnya ia tak menghiraukan perasaan yang kini mulai tumbuh tak terkendali ini, membuangnya jauh-jauh dan tak pernah meniliknya sama sekali. Tapi apa boleh buat kalau sekarang ia sudah jatuh terbuai, terbuai dengan pesona tuan beruangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Prince(ss) ✿ONEUS✿
Fantasy✯ Series 1 ✯ #Scandalous Highlanders Lorytta MacLawry harus rela terpental dari dimensi era sassannach inggris yang kemudian datang ke dimensi modern setelah membaca sebuah buku berjudul ' The Lost Prince(ss) ' dan dipertemukan dengan seorang lelaki...