37. Don't Make Me Hoping Anymore

68 35 17
                                    

Dengan langkah kelewat berat Lorytta keluar dari bilik mandi, menyeret kakinya guna terus melangkah ke arah ranjang yang letaknya berada tepat di seberang ruangan. Langkahnya terdengar berat berkat beban massa yang ia tumpukan pada pundaknya. Tetes air bercecer di mana-mana, membentuk jejak pada lantai yang ia tapaki.

Tanpa rasa bersalah maupun iba, ia menjatuhkan tubuh itu ke atas ranjang. Membiarkannya terlentang begitu saja di atas kasur dengan kaki terjuntai ke arah lantai, sementara dirinya sibuk meregangkan tubuh. Membawa keluar seekor beruang, atau lebih tepatnya seorang beruang dari kamar mandi jauh lebih menguras tenaga ketimbang menjelajahi estat Glengask yang memiliki ratusan ruangan. Rasanya tubuhnya nyaris remuk dengan bagian pinggang dan pundak yang terasa nyaris putus dari tempatnya.

"Ugh! Apa yang pria ini makan sebenarnya? Kenapa berat tubuhnya nyaris menyamai seekor badak? Apa dia masih tergolong manusia?" Gerutunya. Walau begitu, Lorytta tetap membenarkan posisi tidur Leedo yang tak beraturan. Meletakkan sebuah bantal sebagai alas kepala dan menyelimutinya sampai sebatas leher. Ia membiarkan pria itu tidur tanpa atasan, karena ia sendiri sudah tak memiliki tenaga guna memakaikan pakaian pada pria itu.

Ayolah, ia baru saja mengganti celana seorang bayi raksasa dan tak cukup sekali, tapi ia juga memandikannya.

"Apa kau kedinginan?" Tanyanya yang hanya ditanggapi oleh keheningan. Lorytta membawa dirinya duduk di lantai samping ranjang, bertumpu dagu pada kasur dan memperhatikan wajah damai Leedo yang nampak lelap.

"Kenapa kau selalu berlaku seenaknya Leird? Apa sebenarnya yang kau mau dariku?" Tanyanya sekali lagi. Lorytta tau jika pria ini tak akan pernah menjawab pertanyaannya sekalipun ia melontarkan ribuan tanya. Kesadaran saja ia tak punya apalagi daya untuk menjawab pertanyaan? Mustahil rasanya jika pria itu menjawab pertanyaannya barusan. Tapi ia tak berhenti sampai di sana. Tanya demi tanya masih terus ia lontarkan sekalipun hanya keheningan yang menanggapi.

Manik hijaunya menatap lekat pada pahatan rupawan di depannya, menelisiknya satu persatu hingga terhenti tepat di belah bibir pucat yang sedikit terbuka. Tanpa ia sadari tangannya tergerak guna menyentuh bibirnya sendiri dan berkata.

"Kau selalu berlaku seenaknya, kau bilang kau tidak mau menaruh rasa pada orang yang akan pergi kan? Tapi kenapa perlakuanmu berbanding terbalik dengan yang kau katakan Leird? Sebenernya apa yang kau inginkan? Apa kau bermaksud mempermainkanku?" Tangan Lorytta berganti meraba permukaan kulit wajah Leedo yang terasa dingin kala di sentuh, sedangkan angannya berkelana jauh.

Satu persatu ingatan mengenai dirinya dan tuan beruangnya singgah begitu saja, menampilkan slideshow yang silih berganti hinggap di depan mata.

Mulai dari awal kala ia pertama kali membuka matanya dan tiba di tempat asing ini, bersitatap untuk pertama kalinya dengan manik mata biru yang menawan itu.

"Makhluk macam apa sebenarnya kau ini?!" Kalimat itu terlintas begitu saja bersamaan dengan bayang-bayang seorang lelaki yang menatapnya dengan sorot tajam, bah ingin membunuhnya detik itu juga. Lorytta masih ingat betul bagaimana ekspresi kemarahan itu tergambar, rasa sakit yang ia dapat dari cekikan waktu itu juga masih teringat sampai detik ini.

Bayangan lain tergambar silih bersamaan dengan mengaburnya ingatan sebelumnya. Menggambarkan senyuman manis serta tatapan teduh dari seorang pria yang berusaha menguatkannya.

"Aku akan membantumu, kau boleh tinggal di sini selama yang kau mau sampai kita menemukan cara untuk mengembalikanmu ke Glengask. Jadi kau tak perlu khawatir. Percayalah padaku."

Sebulir air mata jatuh begitu saja dari manik hijau Lorytta yang nampak memerah. Emosi, kesedihan, dan juga rasa sesal bercampur menjadi satu, menjadikannya begitu emosional saat ini.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang