24. A Plan

142 95 230
                                    

Remang-remang cahaya dari ufuk timur mulai merembak naik kepermukaan, yang artinya malam akan segera berakhir dalam hitungan waktu yang singkat. Jagat raya juga sudah bersiap untuk bangun dan memulai aktivitasnya kembali seperti semula, namun agaknya hari ini ia kalah cepat dengan seseorang yang kini tengah menatap langit-langit kamarnya. Sudah sedari waktu lalu pria itu terjaga atau lebih tepatnya ia memang tak tidur semalaman. Sesuatu tengah menjadi pusat pemikirannya sehingga niatan untuk beristirahat kandas begitu saja.

Lagi-lagi ia kembali menerawang jauh, dan lamunan panjangnya menjadi satu-satunya tempat tujuan dari benak itu berlabuh.

Flashback on

"Rencana apa lagi yang akan anda lancarkan setelah ini Mi'Lord?" Tanya itu berhasil ia tangkap setelah mendengarkan setengah dari pembicaraan dua orang sekutu itu.

"Seperti yang kau tau, upaya perdamaian yang MacLawry usulkan selama ini sebenarnya lebih menguntungkan kita."

" Bagaimana bisa anda berkata demikian?"

"Tentu saja bisa. Sedari awal aku sudah menyiapkan sebuah rencana yang melibatkan pertunangan ini, tapi tak kusangka, rencana itu berjalan dengan sendirinya tanpa ku ketahui."

"Maksud anda?"

"Hilangnya Lady Lorytta MacLawry," jawaban itu agaknya masih menumbuhkan sebuah tanda tanya besar di benak Roan sehingga ia terdiam dan memilih untuk menunggu kelanjuntan kalimat tersebut, "aku tak perlu lagi repot-repot menyingkirkan gadis itu, karena dengan sendirinya ia sudah menyingkir".

"Maksud anda, kasus hilangnya Lady Lorytta adalah salah satu rencana anda?"

"Kurang lebih, jika semua ini tidak terjadi maka aku sendiri yang akan turun tangan guna menyingkirkannya," Jawabnya acuh tak acuh. Lacland lebih memilih merendahkan diri dan berjongkok sembari mengelus bulu tipis milik anjing pemburu kesayangannya. Fergus, anjing itu mengaing pelan saat tuannya berhenti mengelus kepalanya dan berjalan sedikit menjauh ke arah jendela, "menyingkirnya ia sudah menyelesaikan seperempat dari rencana ini dan kita hanya perlu menyelesaikan tiga per empat nya." Lanjutnya.

"Lalu bagaimana dengan Lord Arran? Saya takut His Lordship akan melakukan sesuatu di luar dugaan kita Mi'Lord, karena dari perkiraan saya ia tak akan semudah itu untuk menyetujui rencana ini."

"Memangnya apa yang bisa ia lakukan? Bertunangan sendiri dan menikah tanpa mempelai wanita?" Pertanyaan skeptis itu berhasil membuat Roan terdiam ditempatnya. Pria kekar itu sama sekali tak memiliki kalimat untuk membalikkan fakta tersebut sehingga ia lebih memilih menanyakan hal lain.

"Lalu apa selanjutnya?".

"Kita tunggu saja waktu yang tepat guna mendesak MacLawry. Pertunangan yang ia rencanakan sudah hancur karena putrinya sendiri yang menghilang, kita bisa memanfaatkan situasi ini untuk terus mendesaknya. Dan aku rasa tak akan ada lagi pihak yang mau membelanya, setelah kita membeberkan rencana perdamaiannya yang terkesan main-main di depan para dewan monarki," jeda seper sekian detik," dengan begitu aku yakin perang Highlands akan membara dengan sendirinya, dan dengan tanpa bantuan yang mereka terima dari klan lain maka MacLawry akan lebih mudah untuk dijatuhkan." Roan menganggukkan kepalanya sekilas guna menggambarkan jikalau dirinya setuju dengan rencana tersebut. Mata elangnya masih setia memperhatikan tubuh sang Lord tanpa mau beralih sedikitpun.

"Highlands akan benar-benar kembali utuh seperti yang ia harapkan, namun dengan Campbell yang menjadi satu-satunya penguasa bukan dirinya ataupun anak keturunannya." Ujar Lacland sembari menolehkan kepalanya ke arah pintu.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang