15. Little Things

140 102 166
                                    

" Ingat, jangan bukakan pintu untuk siapapun kecuali pengantar makanan, jangan pergi keluar dan jangan berbicara pada siapa-siapa, jangan lakukan hal-hal aneh, mengerti? " Peringat Leedo entah untuk keberapa kalinya dalam satu jam terakhir. Ia terus mengoceh pada Lorytta yang hanya duduk diam sembari mendengarkannya.

" Aku sudah memesankanmu makanan dan juga menyiapkan air untuk kau mandi, " Leedo menoleh ke arah Lorytta sebelum pada akhirnya berkata, " dan ingat sekali lagi, kau tidak boleh pergi kemana-mana. Kau harus tetap di apartemen selama aku tidak ada, apa kau mengerti? " Lanjutnya.

"Aye Leird, aku mengerti, " Lorytta akhirnya buka suara setelah beberapa waktu terdiam dan hanya memperhatikan Leedo yang terus menceramahinya. Ia tak mengerti pada jalan pikir pria itu, terkadang ia akan diam seperti patung tapi terkadang ia juga akan berisik seperti seekor burung camar.

" Hahhh... " Leedo menghembuskan nafas berat, ia tak yakin dengan apa yang akan dilakukannya, " apa kau yakin akan baik-baik saja saat ku tinggal? " Entah sudah keberapa kalinya ia menanyakan hal itu.

" Aye Leird, aku yakin. Aku akan baik-baik saja di sini " Lorytta berusaha mempertahankan suaranya seyakin mungkin agar pria di depannya ini tak lagi mengkhawatirkannya.

Leedo menatap tepat ke arah manik mata Lorytta mencoba mencari setitik keraguan di sana, namun ia tak menemukan apapun selain hamparan padang musim semi. Sepertinya gadis itu yakin dengan perkataannya. Tapi tetap saja, bagi Leedo meninggalkan gadis ini sendirian di apartemen bukanlah ide yang bagus. Ayolah, bahkan beberapa hari yang lalu gadis itu tak bisa makan menggunakan sumpit dan mematikan keran kamar mandi.

Leedo jadi teringat mengenai kejadian beberapa hari yang lalu.

Flashback on

Ckllakk

Bunyi itu terdengar setelah Leedo menarik tuas pegangan pintu kamarnya. Tubuhnya yang lelah ia seret memasuki ruangan dengan kedua tangan yang penuh memegang kantung belanjaan. Ia segera masuk dan menjatuhkan kantung-kantung tersebut di sisi ranjang lantas menghempaskan tubuhnya begitu saja ke atas pembaringan.

Sekilas ia melirik pada atensi gadis yang masih terdiam di ambang pintu. Dengan mata terpejam ia meraba-raba samping ranjang dan meraih salah satu paper bag yang tadi ia letakan.

" Pergilah mandi terlebih dulu dan ganti pakaianmu dengan ini, " ujarnya sembari melemparkan kantung tersebut ke arah Lorytta yang dengan sigap menangkapnya.

" Dimana aku harus membersihkan diriku Sir? " Tanyanya.

Tanpa sepatah katapun Leedo menunjuk pintu di pojok ruangan, memberi isyarat untuk gadis itu pergi ke sana. Dan benar saja, tak lama terdengar suara pintu yang terbuka lantas menutup kembali. Leedo yakin gadis itu pasti sudah masuk ke dalam bilik mandi.

" Aku akan tidur sebentar " gumam Leedo yang masih membaringkan diri di atas kasur. Lengannya ia gunakan sebagai bantalan sedangkan satunya lagi ia gunakan untuk menutupi mata. Ia tak menyangka berbelanja akan sangat melelahkan terlebih dengan kehadiran Lorytta. Ia benar-benar merasa sangat letih.

Baru saja  ia mengarungi mimpi sejenak sebuah suara memaksanya untuk kembali tersadar.

" Aaaaahh!.... " Sebuah teriakan menggema dari arah kamar mandi.

Leedo segera bangkit dan menghampiri asal suara tersebut. Tanpa berpikir dua kali ia segera menarik tuas pintu dan membukanya, ia masuk begitu saja ke dalam kamar mandi. Belum sempat ia melihat apa yang tengah terjadi tubuhnya terlebih dahulu dihujami lemparan benda-benda acak dan sebuah teriakan lain menggema.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang