36. The Big Baby

72 34 23
                                    

Note :

Jangan baca cerita ini sambil makan yaa

Matahari sudah terbenam sedari beberapa waktu yang lalu, menyisakan penerang langit yang kini beralih menggantikannya untuk menerangi semesta. Cahaya jingganya juga sudah memudar dari cakrawala, membiarkan kegelapan mengambil alih langit yang agaknya muram malam ini.

Lorytta melirik ke arah jam dinding dan juga pintu secara bergantian. Malam sudah semakin larut, namun tak ada tanda-tanda tuan beruangnya akan tiba. Bahkan waktu pun kini sudah hampir menjelang tengah malam.

"Aku akan pulang terlambat nanti, jadi tak usah khawatir. Makanlah dulu bersama Grey." Sederet kalimat itu singgah di otaknya beberapa saat yang sama sekali tak menyurutkan kekhawatiran yang ia rasakan.

"Apa Leird Bear tak akan pulang malam ini? Dia bilang akan pulang terlambat tapi ini lebih dari terlambat." Gumamnya. Ia menyandarkan diri pada sandaran sofa dan kembali menerawang jauh.

Pikirannya membawanya pada pertengkaran mereka beberapa malam yang lalu. Penyesalan menyergapnya kala mengingat kembali bagaimana sikapnya pada lelaki yang sudah menolongnya tersebut. Entah mengapa ia merasa bersalah. Ia teringat betul bagaimana ekspresi itu terlintas kala ia dengan sengaja bersikap acuh dan mengabaikannya.

"Apa dia pergi karenaku? Tapi ke mana? Apa sikapku keterlaluan?" Gumamnya.

Tok-tok-tok

Suara ketukan pintu tersebut berhasil membuyarkan lamunan Lorytta yang baru saja ia selami. Dengan terburu-buru ia berjalan ke arah pintu guna melihat siapa yang datang. Layar monitor di samping pintu menunjukkan perawakan pria, namun saat wajah sang pria menampakkan diri senyum cerahnya kembali luntur.

"Bisa tolong bukakan pintu? Ini aku, Dongju." Pinta seseorang di luar.

Lorytta segera menekankan password seperti yang tuan beruangnya ajarkan padanya, membukakan pintu dan mempersilahkan seseorang itu masuk. Alangkah terkejutnya ia saat mendapati seseorang yang menjadi pusat kekhawatirannya sudah ada di sana dengan kondisi yang jauh dari kata baik.

"Apa yang terjadi?!" Pekik Lorytta.

"Boleh kami masuk dulu Lory? Pria ini jauh lebih berat daripada seekor badak." Pinta Hwanwoong memelas. Lelaki mungil itu membenarkan posisi lengan Leedo yang bertumpu penuh pada sebelah pundaknya, racauan asal masih terus keluar dari belah bibir Leedo dan kini beralih menggumamkan pendapatan perkapita yang baru saja diulas di kelas mereka beberapa hari yang lalu.

"Aye, tentu saja. Silahkan masuk."  Ujar Lorytta seraya menyingkirkan tubuhnya dari ambang pintu dan membiarkan ketiga lelaki itu masuk ke dalam. Ia juga sempat menutup pintu sebelum menyusul ketiga orang tersebut.

"Hengghh... Di mana aku? Aku harus-... Mengumpulkan tugas easy ku  ke pak Lee.... Ngghh," racau Leedo.

"Diamlah kau Hyung, aku akan membawamu ke pak Lee." Dongju membuka pintu kamar dengan menendangnya, membuka akses pada mereka untuk masuk ke dalam bilik president suite milik sang empunya unit. Nyaris saja ia menjatuhkan pria itu andai dirinya tak sigap menahannya agar tak sampai luruh.

"Eungh... Lepaskan aku, lepaskan aku!" Berontaknya. Leedo terus memberontak dalam bopongan temannya hingga membuat kedua orang itu kewalahan.

"Aish, diamlah kau Hyung!" Geram Hwanwoong, namun tak diindahkan.

Tubuh Leedo luruh ke lantai dan dengan posisi merangkak pria besar tersebut bergerak ke kamar mandi. Suara muntahan terdengar setelah beberapa saat tubuh itu menghilang di ambang pintu.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang