19. We Found It

132 98 167
                                    

"Apa?!" Seruan tak percaya itu keluar dari belah bibir Leedo setelah mendengarkan serangkaian cerita dari Lorytta. Ia tak habis pikir dengan segala hal yang terjadi pada hidupnya akhir-akhir ini. Ia masih belum bisa menerima kenyataan jika gadis yang ia tampung di apartemennya berasal dari abad pertengahan dan sekarang satu orang lagi tiba dengan identitas sebagai pengawal. Mengapa lama kelamaan ia merasa bagai terjebak dalam salah satu cerita fiksi?

Leedo memegangi kepalanya yang mendadak pening dan memukulnya pelan berharap denyutan-denyutan itu segera hilang.

"Jadi kalau kau bilang pria ini adalah pengawalmu yang diutus untuk mencari keberadaanmu maka bagaimana caranya ia bisa sampai di sini?" Tanya Leedo. Ia menunjuk Grey tepat di wajahnya dengan tampang yang benar-benar polos. Ia seakan tak percaya jika lelaki bermata abu-abu yang kini duduk dihadapannya ini sama-sama berasal dari abad pertengahan. Lantas bagaimana orang-orang ini bisa sampai di abad ke dua puluhan?

"Grey bilang ia sedang mencariku di perbatasan wilayah MacLawry dan Campbell tapi ia melihat sesuatu yang bercahaya di semak-semak, ia menghampirinya dan masuk ke dalam sebelum pada akhirnya terbangun di sebuah ruangan gelap dengan banyak buku," jelas Lorytta, ia mengulang cerita yang Grey ceritakan padanya tempo waktu.

"Buku?" Leedo yang tadinya sibuk memijati pangkal hidungnya mendadak teralihkan dan menatap Lorytta.

"Aye Leird, aku berpikir kalau semua ini ada hubungannya dengan buku yang kubaca sebelum terpental ke sini dan mungkin itu adalah buku yang sama dengan yang kau baca".

"Apa kau juga membaca sebuah buku sebelum terbangun di tempat ini?" Leedo beralih bertanya pada lelaki yang masih memandangnya tak suka.

"Nae Sir, aku tak membaca apapun. Aku berkendara dengan kudaku dan mengambil persediaan air sebelum kami melanjutkan pencarian, dan barulah semua yang di katakan M'Lady terjadi," jawab Grey, ia masih setia memasang tampang waspada seakan-akan ia siap melakukan apapun jika pria banteng di depannya ini berani macam-macam.

"Aku yakin Leird ada sesuatu yang bisa kita jadikan petunjuk dan membawaku kembali ke Glengask," Ujar Lorytta mantap.

"Lalu? Akh-..." Leedo menyuarakan tanya sekaligus ringisan, ia mengalihkan tatapannya ke arah telapak tangan yang ternyata sudah mengeluarkan cairan merah. Sebuah serpihan dari gelas yang ia hancurkan ternyata tertancap di sana. "Apa rencanamu?" Lanjutnya setelah mencabut serpihan tersebut dan meletakkannya di atas meja. Ia meraih tisu dan mencoba menghentikan pendarahan di tangannya.

"Tolong bawa aku ke tempat itu lagi," pinta Lorytta. Tak sedikitpun tatapannya teralihkan dari gerak-gerik pria didepannya yang kini sibuk mengelap darah dari luka di telapak tangannya.

Lorytta mengeluarkan sesuatu dari saku celana dan tak lama meraih telapak tangan Leedo yang masih mengeluarkan darah dan berucap

"Aku yakin, ada sesuatu di tempat itu yang mungkin bisa mengantarkan ku dan juga Grey kembali," ucapnya di sela-sela fokusnya mengikatkan sapu tangan di telapak tangan Leedo. "Kau mau membantuku kan Leird?" Tanyanya sembari mendongakkan kepala guna menatap lawan bicaranya.

Satu detik, dua detik, tiga detik, tak ada respon. Leedo masih setia terdiam memandangi wajah Lorytta. Matanya terpaku pada manik hijau cerah miliknya tanpa ada niatan untuk melepas pandangan. Ia baru tersadar saat tangannya yang terluka diletakkan pada permukaan meja dengan pelan dan dengan luka yang sudah terbalut kain.

"Hahhh..." Leedo menghela nafas berat sebelum pada akhirnya berdiri dan meraih kunci mobil yang tergeletak tak jauh dari tempat ia duduk.

"Kalau kalian masih mau terdiam di sana maka aku anggap kalian tak serius mau kembali," ujarnya, menolehkan kepala pada dua orang yang masih terdiam duduk di kursi meja makan.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang