20. Discord

144 101 215
                                    

Awan hitam menggulung, bergerak dari sisi barat tempat sang surya menenggelamkan diri. Menandakan jikalau langit sudah siap menurunkan ribuan tetes airnya. Angin dingin juga mulai berhembus dan menerbangkan dedaunan merah yang hendak gugur, membawanya mengarungi udara untuk beberapa saat. Tak lama rintik air mulai berjatuhan dan semakin deras dari waktu ke waktu, menyalurkan hawa dingin yang semakin terasa hingga ke tulang. Hujan di penghujung musim gugur, benar-benar cocok untuk menggambarkan suasana hati Lorytta sore ini.

Sendu, tatapan itu sedari tadi tak pernah berubah. Semuanya terasa menyakitkan saat ini, suasana, praduga, bahkan angan yang sudah ia bangun tiba-tiba runtuh hanya karena sebuah kenyataan. Ia masih belum bisa kembali. Itulah kenyataan yang menamparnya dengan kuat hingga jatuh ke jurang realita.

Ia yang berandai-andai bisa pulang ke Glengask dan menyelamatkan rakyatnya harus kembali menemui pahitnya kenyataan dan mengubur segala angan yang ia bangun. Semua pemikirannya telak, kandas di balik sebuah kertas usang. Sepenggal memori kembali singgah di benaknya saat ekor matanya menangkap tulisan di secarik kertas yang ia pegang.

Flashback on

"Kita menemukannya!" Seruan dari ketiga orang tersebut terasa bagai awal dari titik start-nya. Dengan wajah berseri-seri ia mulai tersenyum mengukir lengkungan indah di belah bibir guna menggambarkan betapa senangnya ia kala itu.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Tanya Grey setelah mendapati kedua orang di depannya terus tersenyum tanpa melakukan apa-apa.

"Kita akan membacanya persis seperti  waktu itu, kau siap kan Lorytta?".

"Aye Leird, aku siap." Lorytta mengulum senyum dan beralih ke sisi kanan Grey, menautkan tangan mereka dan kemudian kembali menatap Leedo.

"Se-...".

"Sebentar Leird!" Lorytta menyela lisan yang akan Leedo utarakan sebelum sepatah kata sempat terucap, dan segera berlari ke arah pria yang kini berdiri tiga meter di hadapannya. Dengan diiringi senyum manis ia berkata

"Terimakasih Leird, atas semua yang kau lakukan untukku... Aku tak tau apa yang akan terjadi padaku jika tak ada kau, aku benar-benar berhutang banyak atas kebaikanmu. Terima kasih atas segalanya." Lorytta memberikan penghormatan terakhirnya guna menyampaikan betapa berterimakasihnya ia bisa bertemu dengan seseorang sebaik Leedo. Ia benar-benar berhutang banyak pada lelaki itu.

"Aku senang akhirnya kau bisa menemukan jalan pulang, sampai jumpa dan jaga dirimu baik-baik".

"Pasti Leird, aku akan jaga diriku baik-baik. Tetaplah sehat dan jalani hidupmu seakan aku tak pernah hadir," Lorytta tampak menahan tangisnya saat mengutarakan kalimat terakhir, entah mengapa perpisahan ini terasa begitu berat. Seharusnya ia senang karena bisa kembali ke Glengask tapi sisi lain hatinya terasa koyak, terlebih setelah mendengar penuturan Leedo.

"Pasti, aku akan hidup seperti apa yang seharusnya," Leedo menyunggingkan senyuman manisnya untuk mengantarkan Lorytta kembali ke era yang seharusnya.

"M'Lady ayo!".

Lorytta segera berlari ke arah Grey dan menggenggam tangannya lagi. Untuk terakhir kalinya ia memandang pria di sana dan merendahkan kepalanya sebagai salam perpisahan, sebelum pada akhirnya memilih untuk menutup mata. Ini terlalu sulit apabila ia terus menatap wajah rupawan itu.

Leedo juga melakukan hal yang sama. Ia juga menutup matanya guna mengusir kegugupan yang entah mengapa hinggap di hatinya. Rasanya ada sesuatu yang terasa koyak di dada kirinya. Pertemuannya dengan Lorytta memang tak pernah ia harapkan namun setelah beberapa saat tinggal bersamanya ia mulai merasa jika gadis itu sebagian kecil telah mengisi kekosongan hidupnya, dan sekarang saat ia harus melepas gadis itu pulang ke tempat seharusnya ada bagian dari hatinya yang menjerit tak rela. Ia menghembuskan nafas pelan sebelum pada akhirnya memaksa lisannya yang terasa kelu untuk bersuara.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang