26. Symbol and A Memory

136 84 266
                                    

Sebuah mobil sport merah baru saja memasuki area parkir apartemen elit di padatnya jajaran gedung tinggi di pusat kota Seoul. Sang pengendara tak lama keluar dari arah pintu pengemudi dan berjalan ke belakang guna mengambil barang-barang yang ia simpan di bagasi. Dua kantung keresek besar berlogo salah satu pusat perbelanjaan sudah ada di masing-masing tangannya, dan dengan langkah ringan ia membawanya masuk ke lobi apartemen.

Leedo pulang sedikit lebih lambat dari biasanya, karena ia harus mampir ke salah satu pusat perbelanjaan guna membeli berbagai keperluan baru. Isi kulkasnya sudah tandas pagi tadi, dan berkat adanya satu orang penghuni lagi di apartemennya maka ia juga membutuhkan keperluan lain. Sebenarnya ia tak ingin repot-repot mengurusi pria aneh itu, tapi mengingat ia juga tamu di apartemennya maka ia akan memperlakukannya sebaik mungkin. Namun dengan syarat apabila pria itu berbuat baik.

Ting

Suara itu terdengar saat lift yang ia tumpangi berhasil mengantarnya ke lantai teratas hanya dalam waktu beberapa saat, tepatnya ke bagian tempat yang biasa ia sebut sebagai rumah kedua. Kantung belanjaan yang sedari tadi ia tenteng ia turunkan hanya untuk sekedar memasukan password guna membuka pintu.

"Aku pulang!" Serunya setelah berhasil masuk dan menutup pintu itu kembali. Tak ada satupun sahutan yang menyambut kedatangannya seperti biasa, dan saat ia telisik apartemennya jauh lebih rapi daripada biasanya. Leedo memutuskan untuk melangkah lebih jauh hingga akhirnya sampai di ruang tengah.

"Oh, kau baru pulang Leird?" Tanya Lorytta setelah sempat menolehkan kepalanya.

"Ya, baru saja." Jawabnya sembari meletakkan barang belanjaannya di lantai, "kemana Grey?" Tanyanya saat tak mendapati pemuda itu ada di sana. Biasanya saat ia pulang pria itu akan menodonginya senjata tajam tepat di depan pintu, tapi baru kali ini ia tak mendapati sambutan ramah tersebut.

"Itu dia, dia sudah ada di sana sejak sejam terakhir kalau aku tak salah hitung," Lorytta menunjuk tepat ke arah Grey yang memandang takjub layar televisi di depannya, yang menayangkan kartun spons berwarna kuning, "mau kubantu Leird?" Lanjut Lorytta bertanya saat mendapati Leedo yang hendak mengangkat kembali kantung-kantung belanjaan setelah sempat meletakkan tas ranselnya di atas sofa.

"Ah, tidak usah. Aku bisa sendiri," tolaknya halus namun tak diindahkan oleh sang gadis. Lorytta tetap mengikuti langkahnya menuju dapur dan meninggalkan kegiatan yang semula ia lakukan.

"Akan kusiapkan kopi untukmu."

"Terimakasih banyak." Leedo tersenyum sekilas saat mengatakannya kemudian beralih memfokuskan diri menyusun berbagai bahan makanan di dalam kulkas.

"Bagaimana harimu Leird?" Lorytta bertanya selagi menyeduh kopi di dalam cangkir.

"Aku? Baik, sejauh ini tak ada yang buruk, hanya saja udara semakin dingin akhir-akhir ini."

"Aye, musim dingin agaknya akan segera tiba," timpalnya, "ini Leird, haruskah ku taruh di meja?".

"Taruh saja di ruang tengah, aku akan segera menyusul setelah membereskan ini." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari jejeran telur yang ia susun.

Mendengar titah tersebut akhirnya Lorytta berlalu ke ruang tengah dengan membawa secangkir kopi. Ia mendudukkan dirinya kembali ke tempat semula dan meraih pekerjaan yang tadi sempat ia tinggalkan.

The Lost Prince(ss)  ✿ONEUS✿ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang