Tik-tok-tik-tok
Bunyi dari dentingan jarum jam dan porosnya menimbulkan suara konstan yang terasa sangat membosankan bagi Leedo. Begitupun bagi Grey yang duduk tak jauh dari tempatnya. Sudah lebih dari setengah jam mereka menunggu Lorytta siap dengan dandannya, tapi gadis itu tak juga kunjung menampakan diri.
"Lorytta! Apa kau masih lama? Ayo cepat! Tempatnya akan semakin ramai kalau kita tidak bergegas!" Teriak Leedo dari ruang tengah.
"Aye Leird, sebentar!" Balasnya berteriak.
Leedo menggelengkan kepalanya pelan dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Inilah yang ia benci, menunggu wanita berdandan sama saja dengan menunggu ayam jantan beranak. Benar-benar membuang waktu.
"Apa Lady mu memang selama ini waktu bersiap?" Lontarnya pada Grey yang nampak melamun.
"Entahlah Sir, aku tidak benar-benar pernah menunggunya berdandan. Hanya saja saat ada acara ia akan bersiap dari saat fajar menyingsing hingga lewat waktu sarapan," jawabnya dengan intonasi datar.
Leedo membuang nafas lelah dan mulai bangkit dari duduknya. Tak mungkin ia akan menunggu selama itu dan membiarkan dirinya di amuk oleh sahabat-sahabatnya.
"Kau mau kemana Sir?" Tanya Grey saat mendapati Leedo bangkit dari sofa seberang.
"Memastikan kita tidak terlambat lebih dari ini," jawabnya sembari melangkah gontai menuju kamar tamu.
Ia dan Grey sudah siap sedari tadi, bahkan ia hanya memerlukan waktu kurang dari dua puluh menit untuk bersiap. Tapi Lorytta? Gadis itu ternyata memerlukan lebih banyak waktu untuk sekedar mengganti pakaiannya. Ia heran, apakah setiap wanita memang seperti ini? Kalaupun iya, maka ia bersyukur terlahir sebagai seorang pria.
"Lorytta? Apa kau sudah selesai?" Tanyanya setelah berhasil membuka pintu tersebut. Ia melongokkan kepalanya guna melihat sekitar dan mencari keberadaan gadis yang sedari tadi ia tunggu. Tapi sebentar, apa yang gadis itu lakukan?
Leedo segera membalikkan tubuhnya secepat kilat saat ekor matanya sempat menangkap atensi sang gadis yang tengah berdiri di depan cermin sembari membelakanginya. Bukan apa yang gadis itu lakukan yang menjadi masalah, hanya saja pemandangan yang tersaji itu benar-benar tidak baik untuk ia lihat pagi ini. Bagaimana tidak? Gadis itu tengah berdiri di depan cermin dengan pakaian yang setengah terbuka dan menampakan hamparan kulit pinggang juga punggungnya.
"Apa itu kau Leird?" Lontaran tanya itu seketika menghentikan pergerakan Leedo yang hendak membuka pintu.
"Ah ya, ini aku. Kukira kau sudah selesai, aku akan keluar kalau begitu." Leedo merutuki cara bicaranya yang mendadak gugup. Rasanya ia benar-benar ingin menenggelamkan diri di sungai han, ini lebih memalukan lagi ketimbang insiden kamar mandi waktu itu. "Ah, sial... Kenapa pintunya tidak bisa dibuka?!" Rutuknya dalam hati.
"Leird! Bisa bantu aku sebentar?" Tanyanya sembari berjalan ke arah Leedo yang masih sibuk berusaha membuka pintu.
"B-bantu? Bantu apa?" Leedo balas bertanya walau sendirinya masih belum mau membalikan badan.
"Bisa tolong aku menaikan resleting ini? Tanganku tidak bisa mencapainya," pintanya.
Dengan gugup akhirnya Leedo membalikkan tubuh dan menghadap Lorytta yang ternyata tengah memunggunginya. Wajahnya kian memerah saat mendapati kulit punggung gadis itu yang terekspos tanpa halangan. Sial, kenapa ia harus terjebak di situasi seperti ini pagi ini. Dengan tangan bergetar, Leedo mulai meraih kepala resleting punggung itu. Dalam hati ia menyerukan sumpah serapah pada orang yang membuat pakaian itu karena menaruh resleting di bagian punggung bawah sehingga mau tak mau ia harus melihat betapa ramping bentuk pinggang tersebut. Ia sedikit kesulitan guna menaikkannya, karena kepala resleting yang terlalu kecil sehingga tangannya yang berkeringat sedikit kesulitan guna mencengkeramnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Prince(ss) ✿ONEUS✿
Fantasy✯ Series 1 ✯ #Scandalous Highlanders Lorytta MacLawry harus rela terpental dari dimensi era sassannach inggris yang kemudian datang ke dimensi modern setelah membaca sebuah buku berjudul ' The Lost Prince(ss) ' dan dipertemukan dengan seorang lelaki...