Pagi hari telah tiba, kini di sebuah meja makan panjang yang dipenuhi oleh makanan yang terlihat sangat menggiurkan selera tampak seorang wanita berambut panjang yang sedang memegangi sebuah garpu dan pisau di kedua tangannya.
Tatiana memotong steak daging sapi yang jika di kelaskan di dunia ia berada sebelumnya itu setara dengan daging sapi Wagyu. Di hadapannya ada Vainas yang tampak menyendok sup tanpa warna dengan lesuh.
Huh! Apa kau benar-benar ingin mati? Pikir Tatiana menatap iba ke arah Vainas yang tak bersemangat menyantap sarapannya.
Potongan kecil steak daging sapi tersebut masuk ke dalam mulut Tatiana, rasa nikmat dan lezat dari steak tersebut membuat Tatiana merasakan kegembiraan saat mengunyahnya.
"Ku dengar kau barusaja kembali dari kediaman Count Milfa kemarin,"
"Ugh! Uhuk! Uhuk!"
Perkataan yang keluar dari Vainas barusan membuat Tatiana tersedak daging steak, ia bergegas meraih gelas berisi air dan meneguknya sampai habis.
Sialan! Apa kau berniat membunuhku saat makan? Batin Tatiana jengkel.
Ia mengelap bibirnya dengan serbet bersih, "ya, saya mengunjungi kediaman Count Milfa kemarin," jawabnya dengan nada angkuh.
Tatiana memasang wajah datar seakan tak peduli, memberikan kesan seakan dirinya sama sekali menyesali tindakannya kemarin, jamuan nyatanya ia takut saat ini.
Bagaimana kalau tiba-tiba dia ingin mengusirku dari sini? Tapi tak apa juga aku bisa bersama pria bernama Nero itu kan? Batinnya tak karuan.
"Dan kau membawa kembali surat tanah Veins?" Tanya Vainas lagi.
Tatiana mengangguk, "ya."
Vainas menarik sudut bibirnya sedikit, "haha, kau bahkan membawa kembali tanah yang sudah ku lupakan itu," ujarnya membuat Tatiana tak percaya.
Tatiana mengucek kedua matanya memastikan hal yang barusaja dilihatnya saat ini, "astaga!" Gumamnya tak percaya.
Pria ini barusaja tersenyum? Ini hal gila yang sangat fantastis! Batin Tatiana bertepuk tangan dengan wajah kagetnya.
Di sebelah kanan ruangan tempat Hans berdiri tampak pula kebahagiaan yang sangat tersirat di wajah pria itu, seakan dewa barusaja memberikan hidayahnya kepadanya.
Astaga ternyata semua orang di kediaman ini sudah tidak waras, batin Tatiana bergidik ngeri.
Vainas mengangkat pandangannya, menatap ke arah Tatiana yang duduk di depannya, "tapi terima kasih untuk hal itu," ucapnya dengan nada ramah.
Kali ini Tatiana benar-benar menganga tak percaya, pria yang terkenal sangat mengabaikan wanita selain Cellia berterima kasih pada istri gadungan di atas kertasnya karena sebuah surat tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Setelah Akhir [On Going]
Fantasy[MARI FOLLOW SEBELUM BACA] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ FANTASI STORY 🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis. Para pemeran uta...