BAB 34

1.3K 134 7
                                    

Suasana di meja makan kini sangat hening, hanya ada suara garpu dan sendok yang terdengar diantara mereka semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di meja makan kini sangat hening, hanya ada suara garpu dan sendok yang terdengar diantara mereka semua. Di sisi kiri terdapat raja dan ratu yang duduk bersebelahan sedangkan si seberangnya ditempati oleh Iaros dan Cellia.

Sama sekali tak ada percakapan diantara keluarga raja tersebut, ntah ratu yang terlihat sedang tak ingin di ajak bicara, raja yang hanya sibuk menikmati makanannya sebelum mulai bekerja mengurusi negara, Iaros yang terlihat sama seperti sang ayah dan Cellia yang tampak bingung harus dimulai dari mana untuk mengobrol dengan mertuanya.

"Ku dengar ibu mengundang Duchess Horte kemarin," ucap Iaros membuat Vera menghentikan tangannya.

Wanita itu mengangkat pandangannya ke arah sang putra yang sudah terlebih dahulu menaruh sendok dan garpunya ke sisi piring dan menatapnya lurus.

Vera menghela nafas, "ya," jawabnya.

"Kenapa ibu mengundangnya istana?" Tanya Iaros lagi.

"Apakah hanya istrimu yang boleh mengundang Duchess Horte ke istana?" Ratu balik bertanya pada Iaros.

Iaros menggeleng, "bukan seperti itu ibu, bagaimana bisa ibu mengundang orang asing begitu saja," ujarnya menjelaskan agar tak terjadi kesalahpahaman.

Vera tersebut miring, "orang asing? Dia istri dari Vainas," kata sang ratu dengan nada geli.

"Ibu percaya itu? Bagaimana kalau dia memiliki niat jahat untuk mendekati Vainas? Apakah dia benar-benar bisa di percaya atau bagaimana kalau dia hanya mengincar harta keluarga Horte?" Rentetan pertanyaan tanpa henti di ucapnya Iaros.

Vera hanya menatapnya Iaros dengan wajah datar, tak selayaknya sang ibu menatap anak semata wayangnya. Ia mendengus, "lebih baik kau temui saja sendiri kalau sangat penasaran," Vera berkata sambil kembali melanjutkan memakan makanannya.

Raja menaruh cawan berisi air putih yang barusaja ia teguk beberapa, "tampaknya Duchess Horte membuat banyak pengaruh di sekitar istana," ujar pria itu sambil mengambil sebuah serbet bersih dari pelayan.

Cellia bergegas mengangguk, "beliau juga orang jang mudah bergaul Baginda," jawab wanita itu dengan semangat aneh.

Vera memutar bola matanya, sejak awal ia tak sepenuhnya menerima keberadaan Cellia yang di taruh di istana ratu, istana yang seharusnya hanya di tempati oleh oleh wanita tertinggi di kerajaan Lazio. Iaros kekeh agar Cellia bisa tinggal di istana ratu dengan alasan mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ratu di masa depan.

Padahal tak ada pengaruhnya kalau dia mau tinggal di istana raja sekalipun, batin Vera dengan tatapan tajam.

Raja terkekeh, "sepertinya menantu ku menyukai istri Vainas," raja menatap Cellia yang tampak tersipu malu.

"Duchess wanita yang sangat cantik," jawab Cellia menutupi wajah dan memalingkannya.

Iaros mengerutkan keningnya tak suka akan pembahasan walaupun dirinyalah yang memulai semua ini. Ia sama sekali tak mempercayai kalau Tatiana adalah wanita tanpa ada niat buruk.

Kisah Setelah Akhir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang