Keesokan paginya Tatiana terbangun karena suara ketukan di pintu kamarnya. Tatiana bangun sambil merenggangkan badannya yang terasa segar sesudah beristirahat.
"Nyonya, bolehkah saya masuk?" Tanya seseorang dari depan pintu.
Tatiana mengucek matanya dengan keadaan setengah sadar. "masuklah," sahutnya.
Pintu terbuka dan memperlihatkan Hans yang datang membawakan air hangat untuk membersihkan wajah Tatiana. Pria itu datang sambil membawakan sebuah handuk putih di salah satu lengannya yang sedari tadi dalam posisi yang sama.
Tatiana menatapnya sejenak lalu turun dari kasur dan mendekati sebuah meja dekat jendela, dimana dirinya sering membasuh wajahnya saat bangun tidur selama menjadi nyonya rumah. Hans mengikuti Tatiana dari belakang, menaruh pelan semua barang yang ada di tangannya ke atas meja. Hans membiarkan agar Tatiana leluasa membasuh wajahnya dengan mangkuk lebar yang berisi air hangat.
Aku masih mengantuk tapi apalah daya, batinnya dengan wajah cemberut.
Tak ada yang tahu kalau Tatiana kemarin malam kabur dari kamarnya bersama Nero. Menuju ke tempat pertemuan para utusan penyusup dari kerajaan Lotrus bahkan menjadi salah satu anggota mereka. Hans memberikan handuk bersih yang sedari tadi ia bawa pada Tatiana. Wanita itu menerimanya dan mengusap pelan wajahnya yang basah dengan handuk tersebut.
"Apakah ada surat untukku hari ini, Hans?" Tanya Tatiana sambil menyerahkan kembali handuk berwarna putih tersebut.
Hans mengangguk sopan, "ada nyonya. Anda mendapatkan surat dari Madan Glory untuk pertemuan dua hari lagi di kediaman ini." Ujar pria itu sambil meraih sebuah kotak dari meja rias Tatiana.
Tatiana melirik Hans dengan tatapan tak percaya. Padat sekali jadwalnya minggu ini, sana sini bertemu para orang yang mengirimkan surat padanya. Kemarin pangeran Ace dari kerajaan Lotrus, berikutnya Iaros lalu Madam Glory.
Aku lelah sekali, pikirnya.
"Hantarkan surat itu ke kamarku nanti. Hari ini aku tidak akan kemana-mana," kata Tatiana sambil melambaikan satu tangannya.
Hans mengangguk patuh. Ia pamit meninggalkan kamar Tatiana dan akan segera memanggil Belle dan Valina untuk membantu Tatiana berganti pakaian. Pria itu keluar dari kamar sambil membawa mangkuk berisi air hangat dan handuk. Tatiana masih duduk di tempatnya sambil menatap wajahnya yang terpantul di cermin meja rias.
Wanita itu menghela nafas berat, "apakah aku harus memenuhi undangan Iaros besok? Aku sana sekali tak ingin bertemu dengan pria itu." Gumam Tatiana sambil memainkan anak rambutnya di dahi.
Bertemu dengan Iaros sama saja bertemu dengan hakim pengadilan yang menyatakan kalau dirinya adalah seorang pelaku kejahatan yang sangat berat. Tatapan penuh kebencian Iaros sudah ia ketahui sejak makan malam bersama keluarga raja tempo hari.
Suara ketukan pintu terdengar lagi. Kali ini Tatiana bisa menebak siapa yang datang.
"Masuklah." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Setelah Akhir [On Going]
Fantasy[MARI FOLLOW SEBELUM BACA] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ FANTASI STORY 🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis. Para pemeran uta...