BAB 21

1.5K 148 6
                                    

Tatiana menatap ke kedai roti yang sebelumnya pernah ia datangi bersama Valina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana menatap ke kedai roti yang sebelumnya pernah ia datangi bersama Valina. Tak berlama-lama diluar karena cuaca dingin ia segera masuk ke dalam kedai meninggalkan kereta kuda di luar sedangkan sang kusir memilih untuk menghangatkan badannya di kedai teh yang berada tak jauh dari kedai roti yang ia kunjungi.

Suara lonceng kecil saat pintu terbuka mengiringi langkah Tatiana saat memasuki ruangan tersebut. Sepasang mata memerhatikan dirinya yang berjalan mendekati ke arah kasir.

Tatiana mengucapkan kata sandi yang sama seperti sebelumnya sehingga pria itu kembali menyuruhnya untuk datang ke lantai dua dengan nomor ruangan yang berbeda, kali ini ia di suruh ke ruangan nomor 14.

Huh~ ku harap nanti Nero tidak mengerjaiku lagi, batin Tatiana.

Kakinya menaiki tangga dan berhenti saat sudah mencapai lantai 2, banyak orang di luar ruangan daripada saat dirinya pertama kali berkunjung. Tatiana berjalan berusaha tak  memedulikan mereka sedikitpun.

"Ini," gumamnya sambil berhenti di sebuah pintu bernomorkan 14, ia segera masuk karena merasa tak nyaman akan tatapan orang-orang tadi.

"Hah~ menggangu sekali," ucapnya sambil menyandarkan tubuhnya ke pintu.

"Oh?"

Tatiana mengangkat pandangannya saat mendengar suara orang di dalam ruangan yang ia masuki barusan, seorang pria dengan rambut putih tukang tengah duduk sambil memegangi sebuah buku di tangannya.

Siapa dia? Dia bukan Nero!! Batin Tatiana dengan perasaan was-was.

"Teresia sedang apa kau disini?" Tanya dengan wajah heran.

Wanita itu bahkan lebih heran, pria cantik di hadapannya barusaja memanggilnya dengan nama asli yang dikatakan Nero.

"Siapa kau?" Tanya Tatiana curiga.

"Kau tak ingat aku?" Tanya berbalik pada Tatiana dan memasang wajah syok seakan barusaja di sambar petir, "kasihannya aku," sambungnya sambil berlinang air mata.

Kalau begitu katakan saja siapa kau itu! Pikir Tatiana jengah dan memutar bola matanya.

"Baiklah tak ada salahnya memperkenalkan diri sekali lagi," ucapnya bangkit dari bangku yang ia tempati, "Saya adalah Nasiro saudara kembar dari Nerosa," Nasiro membungkukkan badannya selayaknya para bangsawan memberikan hormat pada bangsawan yang lebih tinggi darinya.

Tatiana menganga tak percaya, dilihat dari manapun Nasiro dan Nerosa atau Nero sangat tak mirip, mulai dari penampilan yang sangat kau berbeda. Nero memiliki rambut hitam pendek dan pakaian lengkap berwarna hitam tanpa ada iming-iming warna lain, dan pupil matanya yang sangat merah seperti sebuah genangan darah segar. Sedangkan Nasiro yang memperkenalkan dirinya sebagai saudara kembar Nero terlihat memiliki rambut putih tulang yang panjang sepinggangnya, pakaian yang terlihat seperti pendeta kuil yang berwarna putih yang diiringi warna emas di bagian pinggang dan gelang emas di kedua pergelangan tangannya, dan lagi pupil mata Nasiro berwarna hijau pucuk yang sangat indah.

Kisah Setelah Akhir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang