BAB 55

1K 83 0
                                    

Hening beberapa saat, hanya terdengar suara jarum jam yang bergerak lalu suara hebohnya keadaan di luar kedai yang ramai pejalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening beberapa saat, hanya terdengar suara jarum jam yang bergerak lalu suara hebohnya keadaan di luar kedai yang ramai pejalan kaki. Tatiana dan Rue Martin saling bertukar pandangan. Satu dengan tatapan tajam dan curiga satu lagi ntah bagaimana.

"Kenapa?" Kata itu keluar dari mulut Tatiana.

"Kenapa?" Rue balik bertanya dengan nada bingung.

Tatiana mengigit bibir bawahnya dengan tatapan gusar, "kenapa aku?" Tanya Tatiana, kini ia menatap Rue Martin dengan tatapan sangat ingin tahu. Dari semua pertanyaan yang hendak Tatiana lontarkan itulah yang paling ingin ia ketahui jawabannya. Kenapa dirinya?

Rue Martin mengangguk, "3 pertanyaan dan 1 telah kau tanyakan." Ujar pria itu meriah cangkir tehnya lagi.

"Apa?" Tatiana berseru kaget.

Kenapa tiba-tiba? Aku, aku memiliki banyak pertanyaan yang ingin dipertanyakan pada pria ini. Batin Tatiana terlihat marah.

"3 pertanyaan, hanya 3 pertanyaan yang akan kujawab hari ini. Kalau pun kau bertanya hal lain silahkan namun aku hanya akan menjawab 3 saja." Timpal pria itu, ia menatap Tatiana dengan tatapan aneh.

Tatiana menghembuskan nafas kasar, jika hanya 3 ia harus bisa memilah pertanyaan mana yang akan dia tanyakan hari ini. Pertanyaan yang penting-penting tentunya terlebih dahulu.

"Masih sama untuk pertanyaan pertama?" Tanya Rue Martin membuat Tatiana menghentikan pikirannya yang seperti air bah.

Baiklah mari kita pertanyakan hal-hal yang penting dahulu. Batinnya.

Tatiana mengangguk. Rue mengangkat satu alisnya hendak menjawab pertanyaan Tatiana.

"Karena kau adalah jiwa yang malang." Rue menjawab dengan nada datar.

Tatiana mengerutkan keningnya, "apa maksudmu dengan jiwa yang malang?" Tatiana tak paham akan jawaban Rue Martin barusan. Darimana jiwa kehidupan modern malang?

"Pernyataan kedua."

"Apa? Yang benar saja!" Tatiana berseru marah. Pertanyaan tadi dianggap pertanyaan kedua?

"Mau mengganti pertanyaan atau tetap sama?"

Tatiana mengatupkan rahangnya menahan amarah. Sungguh menyebalkan sekali berbicara empat mata dengan pria bernama Rue Martin ini. Hanya 3 pertanyaan padahal ada sekitar ribuan pertanyaan dalam kepalanya saat ini.

"Kenapa tubuh wanita ini? Dia kan hampir mati." Tatiana memilih mengganti pertanyaan. Jika menanyakan soal dirinya saja maka takkan ada informasi lebih banyak soal proses perpindahan jiwa yang terjadi padanya.

Rue Martin mengangguk. "Karena jiwa wanita itu yang meminta jiwamu untuk memasuki tubuhnya." Jawab pria itu kembali meraih cangkir teh di atas meja.

Tatiana memasang wajah berlipat. Kenapa jiwa Tatiana memintanya untuk masuk ke dalam tubuh ini? Kenapa tidak orang lain? Kenapa saat kisah ini telah berakhir? Kenapa? Kenapa? Dan masih banyak lainnya kenapa?

Kisah Setelah Akhir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang