BAB 48

1K 89 9
                                    

"Halo semua, muach!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo semua, muach!"

Ternyata tak semua ekspektasi itu seindah realita. Tatiana mengira dia akan bertemu dengan seorang pemimpin yang gagah berwibawa, tegas dan rupawan. Oke, bagian rupawannya tak hilang tapi ada masalah lainnya. Pangeran Ace adalah orang yang santai.

Pangeran Ace, pria 25 tahun yang telah menyusup ke kerajaan Lazio sejak 3 tahun lalu. Memeriksa langsung secara berkala rencana yang akan mereka balaskan pada keluarga raja. Pria itu memiliki rambut berwarna perak dengan sepasang pup mata berwarna biru pekat, mengingat Tatiana pada batu permata jenis Sapphire. Tingginya nyaris sama dengan Vainas tapi sifatnya sangat bertolak belakang. Jika Vainas bersikap kaku maka pangeran Ace bersifat santai dan konyol.

"Lama tak bertemu Teresia, kemarilah agar aku bisa memberikan sebuah ciuman untukmu." Pangeran Ace merentangkan kedua tangannya menyambut Tatiana.

Tatiana meneguk ludah dengan wajah tertekan kali ini ia lebih ngeri berbicara dengan pangeran Ace dibandingkan dengan Hawks tadi. Jena bergegas mendekati Tatiana.

"Anda membuat Lady takut Yang Mulia," ujar Jena sambil memeluk Tatiana.

Pangeran Ace menyengir sama sekali tak merasa bersalah sedikitpun. Ia bergegas berjalan mendekati Tatiana dan meriah tangan kanan. Ia mencium sejenak punggung tangan Tatiana selayaknya seorang pria bertemu wanita secara formal di sebuah acara penting.

"Apakah kau sudah baik-baik saja, Teresia?" Tanya pangeran Ace sambil duduk di sofa panjang.

Tatiana mengangguk, "ya, Yang Mulia." Jawab Tatiana sesopan mungkin. Ia memang melihat pangeran Ace baik saat ini tapi nasib tak ada yang tahu bukan?

Pangeran Ace memberikan kode agar semuanya duduk mendekatinya. Sebuah meja bundar muncul dengan kekuatan Nero. Kemudian di susul dengan bangku-bangku yang mengelilingi meja bundar. Para pengikut kerajaan Lotrus mengenyahkan badan mereka ke bangku. Tatiana ikut duduk di sebelah Jena dan Nasiro.

"Sayang sekali Bartolomeo tak bisa datang hari ini, ia sibuk dengan menjadi pustakawan istana." Ujar pangeran Ace dengan senyum lebar. Ia sama sekali tak terlihat seperti seorang pangeran terhormat saat ini.

Nero menaruh kedua tangannya di belakang kepala, "sepertinya dia menikmati pekerjaan samaran itu," ia mengomentari dengan nada ketus.

Nasiro terkekeh, "sepertinya begitu tapi itu hal bagus bukan, tak ada yang curiga kalau dia adalah mata-mata kita." Saudara kembar Nero menimpali perkataanya.

"Teresia juga terlihat lebih cantik malam ini, apakah menjadi Duchess membuatmu senang?" Pangeran Ace bertanya sambil menatap Tatiana dengan tatapan penasaran dan antusias.

Tatiana mengangguk, "tentu Yang Mulia, bahkan tuan Duke sengaja memberikan saya bergerak leluasa di sepanjang kediaman." Ujar Tatiana dengan suara pelan, ia sama sekali tak terlalu suka akan pembahasan mengenai dirinya yang menjadi Duchess.

Kisah Setelah Akhir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang