ZAYAN - 49

2.6K 131 32
                                    

Kantin sekolah kini terlihat sangat ramai, disalah satu meja kantin, terdapat 2 pasang kekasih yang bertukar pasangan dengan kekasih temannya. Zayan menatap Kafeel tak suka, matanya selalu menyorotnya tajam. Ia bahkan tak pernah sekalipun mengalihkan pandangannya.

Siapa yang tidak kesal melihat kekasihmu—istrimu bermanja-manja dengan suami temannya. Xena pun menatap Aurora tak suka, iya tau mereka sekarang bertukar pasangan tapi dirinya tidak rela melepaskan seseorang yang sangat dicintainya.

"Untuk saat lo ikuti rencana gue ya," bisik Aurora pada Kafeel.

Kafeel berdecak, ia melirik malas pada Aurora. Kenapa dirinya harus ikut dalam rencana gila istri dari sahabatnya.

"Lo gila? Gue gaakan bisa tidur nyenyak setelah ini!" desis Kafeel.

"Lo bahkan bawa-bawa cabang bayi lo sebagai alasan untuk rencana gila lo?! Gue gak nyangka lo bisa segila itu, Ra!!"

"Untuk 3 hari kedepan saja gue minta tolong ke elo, setelahnya lo bebas." Aurora menjawabnya tanpa suara. Ia tidak ingin rencananya gagal karena dua orang dihadapannya.

Meskipun Zayan adalah suaminya dan Xena adalah sahabatnya, tapi dia tidak akan pernah bisa sepercaya itu pada mereka. Cuma Kafeel yang dia percaya untuk saat ini.

"Ck. Kenapa lo gak minta bantuan sama Damian? Kenapa lo malah milih gue?" tanya Kafeel lewat ekor matanya. Ia bahkan mengacuhkan dua orang yang dihadapannya.

Aurora terdiam sejenak, lalu ia menyeringai. "Gue tau selain jadi wakil geng lo juga bekerja sebagai pembunuh bayaran Kaf, ah dan lo juga punya bawahan yang sangat bisa diandalkan untuk mencari keberadaan dia."

Kafeel menatap Aurora terkejut, bagaimana bisa seorang Aurora mengetahui rahasia terbesarnya. Dan siapa bawahan itu, dirinya tidak mengerti.

"Apa maksud lo dengan bawahan setia gue? Gue gak punya bawahan!"

"Bahkan lo pun ga nyadar, kalau selama ini lo diawasin?" ungkap Aurora.

Sembari mengobrol lewat obrolan tanpa suara, Aurora menyodorkan sesendok makanan kehadapan Zayan.

Sesaat Zayan terdiam, ia membuka mulutnya menunggu suapan dari istrinya. Tapi suapan itu berbalik arah ke depan mulut Kafeel. Kedua bola mata Zayan memerah menahan amarah.

BRAK!!

Zayan menggebrak meja sampai semua orang yang berada dikantin tersedak oleh makanannya.

"Kenapa kamu malah menyuapi dia!! Padahal dihadapanmu adalah kekasihmu Aurora!!" marah Zayan.

"Sorry gue lupa, kalo kita bertukar pasangan," jawab Aurora santai.

"Aku nggak mau tukar pasangan! Kamu milik aku, selamanya milik aku!!" tekan Zayan menggertakkan giginya.

"Terserah! Gue ga butuh persetujuan darimu, Zay." Aurora terlalu muak dengan semua tingkah suaminya, maka dari itu ia tidak meminta bantuan dari suaminya. Jika dia jadi meminta bantuannya, rencananya tidak mungkin akan berjalan lancar dan cepat. Dan itu mungkin akan memperlambat semuanya.

Zayan menatap tak percaya pada jawaban yang keluar dari mulut istrinya. Ia menggeram marah, lalu menendang meja disebelahnya sebelum berlalu pergi dari kantin.

Aurora tak sedikitpun menatap kepergian Zayan, ia fokus pada makanan dihadapannya.

"Na, urus pasangan lo. Gue masih ada urusan sama suami lo," ketus Aurora menarik Kafeel pergi dari kantin.

Orang-orang yang ada dikantin pun tak bisa berkata apa-apa melihat keempat sahabat yang kini hubungannya mulai renggang gara-gara sebuah pertukaran pasangan selama tiga hari, bahkan ini baru setengah hari tapi hubungannya sudah mulai merenggang seperti ini.

Xena menatap kepergian Aurora dan Kafeel. Bahkan suaminya pun tidka menengok kebelakang sedikitpun.

Setelahnya Xena berlalu pergi dari kantin menyusul kemana perginya Zayan.

***

Kini Aurora dan Kafeel berada ditaman belakang sekolah, mereka bahkan sudah melepaskan genggaman tangannya.

"Lo udah keterlaluan Ra."

Aurora mendongak menatap Kafeel yang berada dihadapannya, ia tersenyum sinis. "Lo sama keterlaluannya kayak gue."

Kafeel mencengkram rambutnya, pikirannya sangat kacau untuk saat ini. "Gara-gara lo hubungan gue mulai renggang!"

Aurora menatap kasihan pada Kafeel. Ia membuang napasnya perlahan, "Demi rencana gue lancar tanpa ada halangan sedikitpun. Gue mau membongkar semua kebusukan Clara. Dan gue mau cepat-cepat ketemu sama kembaran gue udah hilang beberapa tahun."

"Gue aja gak tau apa-apa Ra, kenapa lo minta bantuan gue?" tanya Kafeel penasaran.

"Gue udah jawab pertanyaan lo dikantin tadi."

"Jawaban lo kurang memuaskan. Siapa bawahan gue itu?"

Bukannya menjawab, Aurora semakin membuat Kafeel bingung dengan semua perkataannya. "Lo gak sadar selama ini lo diikuti dari kejauhan? Yah meskipun itu orang enggak ngusik hidup lo, dan memilih menjaga lo dari jauh."

"Maksud lo-" belum selesai ia menjawab, sudah ada serangan dari kanan kirinya.

Dua orang memakai topeng menyerang Kafeel dengan brutal, Aurora mengawasi dari jauh.

"Sorry Kaf, lo harus gue jadiin sandera untuk membuat dia keluar dari tempat persembunyiannya."

"Sialan lo Aurora!! Gila, anjing, bangsat. Bukan gini caranya!!" umpat Kafeel berteriak marah.

Kini Kafeel terkepung oleh dua orang bawahan dari Aurora menyerangnya tanpa ampun, mereka hanya diberikan tugas untuk membuat luka ringan pada tubuh Kafeel.

Sesuatu berlari cepat kearah mereka berempat, dua orang yang ditugaskan Aurora terlempar jauh karena tendangan itu.

Aurora mengulas senyum, akhirnya orang yang dia nantikan sekarang berdiri dihadapannya.

Orang itu berdiri didepan Kafeel, menjaganya dari jangkauan Aurora. Ia mengeluarkan aura membunuh yang sangat pekat, tapi Aurora hanya menampilkan senyum lebarnya.

"Halo kita bertemu lagi, Apa kau melupakan pertemuan kita?"

***

HALO AKU MERINDUKAN KALIAN HUHU😙

APA KABAR?

Sudah berapa bulan aku tidak update ya? Semoga saja kalian masih setia menunggu cerita ini update.

Setia sampai cerita ini tamat. And sepertinya aku ga bakalan terbitin cerita ini, dengan alasan pribadi.

Jangan lupa vote, komen dan share guys.

Spam next jika ingin double up

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang